1.
Jelaskan
Jalur Plasmodis mata :
a.
Jalur
Informasi
b.
Jalur
Transportasi
Jawab:
2. Pengertian Ekstraksi !!
Jawab
:
Ekstraksi adalah suatu proses yang dilakukan untuk
memperoleh kandungan senyawa kimia dari jaringan tumbuhan maupun hewan dengan
pelarut yang sesuai dalam standar prosedur ekstraksi( Ditjen POM, 2000).
Ekstraksi adalah suatu kegiatan penarikan kandungan
kimia yang dapat larut, sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dalam
pelarut air ( Voigt,
1994)
3.
Jelaskan metode
a. Ekstraksi
b. Maserasi
c. Refluks
d. Prokulasi
e. Infusa dan dekokta
Jawab
:
a.
Maserasi adalah metode ekstrasi dengan
prinsip pencapaian kesetimbangan konsentrasi, menggunakan pelarut yang
direndamkan pada simplisia dalam suhu kamar, bila dibantu pengadukan secara konstan
maka disebut maserasi kinetik. Remaserasi adalalah penambahan pelarut kedalam
simplisia yang diekstrasi, maserat (hasil maserasi) pertama disaring, sisa
simplisia (residu) diekstrasi dengan menambahkan pelarut yang baru dengan cara
yang sama seperti diatas. kekurangan metode ini, butuh waktu yang lama dan
memerlukan pelarut dalam jumlah yang banyak ( Voight,1995)
b.
Refluks adalah proses ekstraksi dengan
pelarut yang didihkan beserta simplisia selama waktu tertentu dan jumlah pelarutnya
konstan, karna pelarut terus bersirkulasi didalam refluks (menguap,
didinginkan, kondensasi, kemudian menetes kembali ke menstrum (campuran pelarut
dan simplisia) di dalam alat). Umumnya dilakukan pengulangan pada residu
pertama, hingga didapat sebanyak 3-5 kali hingga didapat proses ekstraksi sempurna
(exhaustive extraction) ( Voight,1995)
c.
Soxhletasi atau ekstraksi sinambung
adalah proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru dengan
menggunakan soxhlet. ekstrasi terjadi secara kontinyu,dengan jumlah pelarut
yang relatif konstan (
Voight,1995)
d.
Metode ekstraksi lainnya :Perkolasi
adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru hingga semua
pelarut tertarik dengan sempurna (exhaustive extraction), umunya dilakukan pada
suhu kamar. tahapan perkolasi penetesan pelarut serta penampungan perkolat nya
hingga didapat volume 1 sampai 5 kali jumlah bahan. Proses keberhasilan
ekstraksi dengan cara perkolasi dipengaruhi selektifitas pelarut, kecepatan
alir pelarut dan suhunya, ukuran simplisia tidak boleh terlalu halus, karna
dapat menyumbat pori-pori saringan percolator ( Voight,1995)
e.
Infus adalah ekstraksi dengan
menggunakan air yang mendidih pada suhu 96-98 C, dalam waktu tertentu sekitar
15-20 menit, sedangkan dekok adalah proses infus yang terjadi selama skitar 30
menit lebih, untuk dekok sekarang sudah sangat jarang digunakan( Voight,1995)
3. Jelaskan dari :
a.
Osmosis dan difusi
b.
Absorbsi dan adsorbs
c.
Partisi
d.
Like disolven like
Jawab:
a.
Difusi merupakan peristiwa
perpindahan melekul dengan menggunakan tenaga kinetik bebas, proses perpindahan
ini berlangsung dari derajat konsentrasi tinggi ke derajat konsentrasi rendah
baik melalui selaput pemisah maupun tidak dan tanpa menggunakan energi. Jadi, pada
difusi konsentrasi molekul akan sama pada semua bagian. Proses ini akan terus
berlangsung hingga dicapai titik keseimbangan( Luqman, 2012).
Osmosis merupakan suatu peristiwa
perembesan suatu molekul air melintasi membran yang memisahkan dua larutan dengan
potensial air yang berbeda. Proses osmosis berlangsung dari larutan hipotonik
menuju larutan yang hipertonik atau perpindahan air dari molekul larutan yang
potensial airnya tinggi ke potensial yang rendah melalui membran selektif
permeabel (semipermeabel)(sulistyowati, 2010:8).
b.
Absorbsi merupakan suatu proses dimana
suatu partikel terperangkap ke dalam suatu media dan seolah-olah menjadi bagian
dari keseluruhan media tersebut( Van Tessel et al, 1994).
Adsorbsi adalah peristiwa penyerapan
atau pengayaan (enrichment) bahan dari suatu komponen campuran gas/cair di
daerah antar fasa dimana bahan yang akan dipisahkan ditarik oleh permukaan zat
padat. Bahan penyerap berupa zat padat, penyerap hanya dipermukaan zat
penyerap. Pada peristiwa adsorbsi, komponen akan berada di daerah antar muka,
tetapi tidak masuk ke dalam fase. Komponen yang terserap disebut adsorbat
(adsorbate), sedangkan daerah tempat terjadinya penyerapan disebut adsorben
(substrate). Ada dua jenis adsorbs berdasarkan penyerapannya, yaitu: (kipling, 1965)
c.
Partisi - Fase diam dan fase gerak
berupa cairan yang tidak saling bercampur - Senyawa yang akan dipisahkan akan
berpartisi antara fase diam dan fase gerak. Karena fase diam memberikan daerah
yang sangat luas bagi fase gerak, maka pemisahan berlangsung lebih baik ( Underwood, 2001:
hal:
461).
d.
Ekstraksi cair-cair digunakan untuk
memisahkan senyawa atas dasar perbedaan kelarutan pada dua jenis pelarut yang
berbeda yang tidak saling bercampur. Jika analit berada dalam pelarut
anorganik, maka pelarut yang digunakan adalah pelarut organik, dan sebaliknya
(Almin, 2007). Teori dasar
kelarutan adalah teori like dissolve like, yang berbunyi senyawa polar hanya
akan larut dalam senyawa polar. Senyawa nonpolar akan larut dalam senyawa
nonpolar. Sedangkan senyawa polar tidak akan larut dalam senyawa nonpolar. (Harborne,
1987).
5. Tujuan Ahli Farmasi menggunakan
metode Ektraksi !
Jawab:
Di antara berbagai jenis metode
pemisahan, ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode
pemisahan yang paling baik dan popular. Alasan utamanya adalah bahwa peemisahan
ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Seseorang tidak
memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong pisah. Prinsip metode
ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara
dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzene, karbon tetraklorida
atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat di transfer pada jumlah
yang berbeda dalam keadaan dua fase pelarut. Teknik ini dapat digunakan untuk
kegunaan preparatif, pemurnian, pemisahan serta analisis pada semua skala kerja
(Khopkar, 2008, hal: 90)
6. Tuliskan jenis-jenis pelarut
berdasarkan tingkat kepolaran:
a.
Pelarut Non Polar
b.
Pelarut Polar Aprotik
c.
Pelarut Polar Protik
Jawab:
1. Pelarut Protik Polar
Protik
menunjukkan atom hidrogen yang menyerang atom elektronegatif yang dalam hal ini
adalah oksigen. Dengan kata lain pelarut protik polar adalah senyawa yang
memiliki rumus umum ROH. Contoh dari pelarut protik polar ini adalah air H2O,
metanol (CH3OH), dan asam asetat (CH3COOH).
2.
Pelarut
Aprotik Polar
Aprotik
menunjukkan molekul yang tidak mengandung ikatan O-H. Pelarut dalam kategori
ini, semuanya memiliki ikatan yang memiliki ikatan dipol besar. Biasanya
ikatannya merupakan ikatan ganda antara karbon dengan oksigen atau nitorgen.
Contoh dari pelarut yang termasuk kategori ini adalah aseton [(CH3)2C=O]
dan etil asetat (CH3CO2CH2CH3).
3.
Pelarut
Non-polar
Pelarut
nonpolar merupakan senyawa yang memilki konstanta dielektrik yang rendah dan
tidak larut dalam air. Contoh pelarut dari kategori ini adalah benzena (C6H6),
karbon tetraklorida (CCl4) dan dietil eter (CH3CH2OCH2CH3).
Tabel sifat-sifat pelarut umum
Pelarut |
||||
Pelarut
Non-Polar |
||||
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 |
69 °C |
2.0 |
0.655
g/ml |
|
C6H6 |
80 °C |
2.3 |
0.879
g/ml |
|
C6H5-CH3 |
111 °C |
2.4 |
0.867
g/ml |
|
CH3CH2-O-CH2-CH3 |
35 °C |
4.3 |
0.713
g/ml |
|
CHCl3 |
61 °C |
4.8 |
1.498
g/ml |
|
CH3-C(=O)-O-CH2-CH3 |
77 °C |
6.0 |
0.894
g/ml |
|
Pelarut
Polar Protik |
||||
/-CH2-CH2-O-CH2-CH2-O-\ |
101 °C |
2.3 |
1.033
g/ml |
|
Tetrahidrofuran(THF) |
/-CH2-CH2-O-CH2-CH2-\ |
66 °C |
7.5 |
0.886
g/ml |
Diklorometana(DCM) |
CH2Cl2 |
40 °C |
9.1 |
1.326
g/ml |
CH3-C(=O)-CH3 |
56 °C |
21 |
0.786
g/ml |
|
Asetonitril (MeCN) |
CH3-C≡N |
82 °C |
37 |
0.786
g/ml |
Dimetilformamida(DMF) |
H-C(=O)N(CH3)2 |
153 °C |
38 |
0.944
g/ml |
Dimetil
sulfoksida(DMSO) |
CH3-S(=O)-CH3 |
189 °C |
47 |
1.092
g/ml |
Pelarut
Polar Protik |
||||
CH3-C(=O)OH |
118 °C |
6.2 |
1.049
g/ml |
|
CH3-CH2-CH2-CH2-OH |
118 °C |
18 |
0.810
g/ml |
|
Isopropanol (IPA) |
CH3-CH(-OH)-CH3 |
82 °C |
18 |
0.785
g/ml |
CH3-CH2-CH2-OH |
97 °C |
20 |
0.803
g/ml |
|
CH3-CH2-OH |
79 °C |
30 |
0.789
g/ml |
|
CH3-OH |
65 °C |
33 |
0.791
g/ml |
|
H-C(=O)OH |
100 °C |
58 |
1.21
g/ml |
|
H-O-H |
100 °C |
80 |
1.000
g/ml |
Heksana>benzene>toulena>dietileter>kloroform>etilasetat>1,4Dioksana>Tetrahidrofuran>Diklorometana>Aseton>Asetonitril>Dimetilformamida>Dimetilsulfoksida>Asamasetat>n-butanol>isopropanol>npropanol>etanol>methanol>asam
format > air
DAFTAR PUSTAKA
Alimin,
MS, Muh Yunus dan Irfan Idris. 2007. Kimia Analitik. Makassar: UIN
Alauddin Makassar
Ditjen
POM, (1986), "Sediaan Galenik",
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Khopkar, S.M. Dasar-dasar Kimia Analitik. Jakarta: Erlangga, 2008
Luqman.Difusi Osmosis (http://luqman.blogspot.com/2012/07/difusi-osmosi)[diakses tanggal
17 november 2013].
Sulistyowati, Uut. 2010. Biologi. PT. Temprina Media Grafika: Nganjuk.
Tahir, Iqmal.2009.Komparasi Nilai Koefisien Partisi Teoritik Berbagai
Senyawa Obat dengan Metoda Hancsh-Leo, Metoda Rekker dan Penggunaan Program
ClogP. Jurnal Purifikasi, Vol.5 hal.
150- 155
Underwood
R.A. Day dan A.L.2001. Quantitative Analysis. Terj. Iis Sopyan. Analisis
Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga
Voigt, R., 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, edisi ke-5,
UGM Press, Yogyakarta.
Komentar
Posting Komentar