Langsung ke konten utama

Ayat-ayat Al-Qur’an mengenai ilmu kimia/farmasi

 BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Di dalam Al-Qur’an terdapat kandungan yang merujuk pada fenomena-fenomena alamiah yang dapat dijumpai manusia dalam kehidupan sehari-hari. Al-Quran merupakan Kalamullah (Perkataan/Firman Allah S.w.t) yang bagi kita ummat muslim sudah tidak ada keraguan padanya. Al-Quran banyak sekali menyimpan rahasia dan seiring dengan perkembangan zaman, berjalanya waktu maka semakin membuktikan kebenaran Kitab Allah S.w.t. Di dalam Al-Quran tentunya sangat menganjurkan kita untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan memanfaatkan nya dengan sebaik-baiknya. Terkhusus kali ini kita akan memperluas khasanah pengetuhuan kita tentang ilmu kimia atau farmasi serta pentingnya memelihara kebersihan bagi seorang muslim, yang tentunya semakin membuktikan kebenaran dan InsyaAllah akan menambah keimanan kita akan kitabullah Al-quran al kariim.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa itu ilmu kimia/farmasi ?

2.      Apa itu kebersihan ?

3.      Apa pentingnya memelihara kebersihan ?

4.      Bagaimana korelasi antara Al-Quran dan ilmu kimia/farmasi ?

C.    Tujuan Masalah

1.      Untuk mengetahui dan memahami definisi dari ilmu kimia/farmasi

2.      Untuk mengetahui dan memahami definisi dari kebersihan

3.      Untuk mengetahui pentingnya memelihara kebersihan

4.      Untuk mengetahui korelasi antara Al-Quran dan ilmu kimia/farmasi.

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Ilmu Kimia

Kimia merupakan salah satu dari sekian banyak ilmu pengetahuan yang muncul sejak munculnya pemikiran ilmuan secara ilmiah, Kimia (dari bahasa Arab: كيمياء, atau kimiya = perubahan benda/zat atau bahasa Yunani: χημεία, atau khemeia) adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan oleh gaya antara atom dan ikatan kimia. Sama halnya dengan ilmu kimia, dalam bidang farmasi pun banyak mendapatkan perkembangan yang bersumber dari Al-quran. Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak kandungan yang merujuk pada fenomena-fenomena alamiah yang dapat dijumpai manusia dalam kehidupan sehari-hari. Ayat-ayat ini juga telah menarik perhatian manusia secara tidak langsung untuk mempelajari berbagai elemen dan reaksi kimiawi yang ada di dalamnya.

B.     Ayat-ayat Al-Qur’an mengenai ilmu kimia/farmasi

1.      Q.S Al-baqarah ayat 138

Description: F:\Photos\2_138.png

Artinya : “Sibghah Allah dan siapakah yang lebih baik sibghah-Nya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nyalah kami menyembah” (Q.S Al-Baqarah[2]:138)

Shibgah artinya celupan.  Shibgah Allah artinya celupan Allah yang berarti beriman kepada Allah S.w.t (agama) yang tidak disertai dengan kemusyrikan. Namun di sisi lain ayat ini mengemukakan kekuatan “pewarnaan” yang dilakukan Tuhan dan memberikan inspirasi kepada para ilmuwan untuk melakukan proses atau reaksi kimiawi dengan mencampurkan, merumuskan, mengobinasi, menganalisis, berbagai unsur kimia dengan proporsi tertentu untuk membuat hal yang mirip dengan itu ataupun sesuatu yang baru dengan standarisasi dan penggunaannya yang aman. ayat diatas mendorong manusia mengadakan eksperimen tentang interaksi antarberbagai subtansi yang berbeda, serta mengadakan studi tentang perubahan-perubahan kimiawi yang memunculkan subtansi baru dan seterusnya.

2.  Q.S. Al-Huud ayat 7

 

وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۗ وَلَئِنْ قُلْتَ إِنَّكُمْ مَبْعُوثُونَ مِنْ بَعْدِ الْمَوْتِ لَيَقُولَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَٰذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ                                                                                                       

Artinya : “Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata". Q.S Huud:7

(Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari) yang permulaannya adalah hari Ahad dan berakhir pada hari Jumat (dan adalah Arasy-Nya) sebelum diciptakan langit dan bumi (di atas air) yaitu berada di atas angin (agar Dia menguji kalian) lafal liyabluwakum berta'alluq kepada lafal khalaqa artinya, Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya yaitu berupa ‘manfaat-manfaat dan maslahat-maslahat’ bagi kalian untuk menguji kalian (siapakah di antara kalian yang lebih baik amalnya) artinya yang lebih taat kepada Allah (dan jika kamu berkata) hai Muhammad, kepada penduduk Mekah ("Sesungguhnya kalian akan dibangkitkan sesudah mati," niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata, "Tiada lain) tidak lain (ini) yakni Alquran yang menceritakan adanya hari berbangkit seperti yang telah engkau katakan itu (hanyalah sihir yang nyata") sihir yang jelas. Ayat  diatas mengajak manusia memikirkan dan merenungkan proses penciptaan langit dan bumi yang dilakukan Allah S.w.t

3.  Q.S. Aa-Hijr ayat 26

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإ مَسْنُون ٍ

Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”.

Dalam sistem penciptaan, Allah S.w.t menciptakan dua jenis makhluk di bumi. Manusia diciptakan dari tanah kering yang dapat bersuara ketika diketuk.  Shalshâl (tanah liat) dan hama' (tanah lumpur) adalah jenis tanah yang memiliki komponen yang sama dengan manusia. Secara kimiawi, jenis tanah itu terdiri atas unsur-unsur debu dan air, dua unsur yang membentuk manusia. Banyak ayat lain dalam al-Qur'ân yang berbicara mengenai hal ini.

4.   Description: F:\Photos\21_30.pngQ.S Al-Anbiiyaa’ ayat 30

 

      

 

Artinya: “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tiada juga beriman ?”(Q.S Al-Anbiya’ [21]: 30)

Ungkapan “langit” dan “bumi” merupakan petunjuk yang mewakili semua jagat alam raya ini. Adapun kenapa “bumi” yang disebut, maka hal itu dikarenakan keterkaitan kita dengannya di atas permukaan bumi, sedangkan penyebutan kata “langit’, maka hal itu dikarenakan kedekatan kita dengan langit yang menjadi obyek penglihatan kita, sekaligus sebagai sumber hujan yang bermanfaat untuk menumbuhkan berbagai tumbuhan yang kita butuhkan dan juga sebagai makanan binatang ternak kita. Ayat di atas menjelaskan kepada kita, akan pentingnya penelitian ilmiah dalam upaya menemukan teori paling benar tentang penciptaan alam semesta. Ungkapan “padu” atau dalam bahasa arab “ritqun”, hal itu menunjukkan satu kesatuan yang sempurna dan padat, sedangkan ungkapan pisah atau dalam bahsa arabnya disebut “fatqun” maka hal itu menunjukan pecahnya satu kesatuan itu, yang diakibatkan satu ledakan dahsayt yang mengandung energy yang sangat besar dan menyebabkan terciptanya gugusan-gugusan yang memiliki energy dan bentuk yang lebih kecil.

5.   Q.S Ar-Ruum ayat 30

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ                                                

Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,”

(Maka hadapkanlah) hai Muhammad (wajahmu dengan lurus kepada agama Allah) maksudnya cenderungkanlah dirimu kepada agama Allah, yaitu dengan cara mengikhlaskan dirimu dan orang-orang yang mengikutimu di dalam menjalankan agama-Nya (fitrah Allah) ciptaan-Nya (yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu) yakni agama-Nya. Makna yang dimaksud ialah, tetaplah atas fitrah atau agama Allah. (Tidak ada perubahan pada fitrah Allah) pada agama-Nya. Maksudnya janganlah kalian menggantinya, misalnya menyekutukan-Nya. (Itulah agama yang lurus) agama tauhid itulah agama yang lurus (tetapi kebanyakan manusia) yakni orang-orang kafir Mekah (tidak mengetahui) ketauhidan atau keesaan Allah.

6.   Q.S Faathir ayat 11

وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ جَعَلَكُمْ أَزْوَاجًا ۚ وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنْثَىٰ وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِهِ ۚوَمَا يُعَمَّرُ مِن مُعَمَّرٍ وَلَا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهِ إِلَّا فِي كِتَابٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

       Artinya: “Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah”

       (Dan Allah menciptakan kalian dari tanah) yaitu menciptakan Adam dari tanah liat (kemudian dari air mani) lalu Dia menciptakan anak cucunya dari air mani (kemudian Dia menjadikan kalian berpasang-pasang) terdiri dari kaum pria dan wanita. (Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak pula melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya) lafal Bi'ilmihi berkedudukan menjadi Hal atau kata keterangan keadaan, yakni telah diketahui oleh-Nya. (Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang) tidak diperpanjang (dan tidak pula dikurangi umurnya) yakni orang yang diberi umur panjang itu (melainkan tercatat dalam Kitab) di Lauhulhmahfuz (Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah) amat gampang. Ayat di atas mengundang perhatian ke arah proses penciptaan manusia terutama berhubungan dengan telaah tentang terjadinya reaksi kimiawi dari subtansi-subtansi yang menjadi bahan baku penciptaannya dan pengaruhnya terhadap perilakunya sebagai makhluk hidup.

7.   Q.S Yaasiin ayat 36

سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ وَمِنْ أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ

Artinya: “Maha Suci (Allah) Yang menciptakan (makhluk) bermacam-macam seluruhnya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”

Hanya Allah Subhaanahu Wa Ta’ala saja yang Tunggal. Semua makhluk lain pasti berbilang jumlahnya. Demikian juga jenisnya, ada laki-laki ada wanita. Termasuk pada sifat yang abstrak seperti senang dan benci, kuat dan lemah, dan sebagainya. Tidak ada yang tunggal kecuali Allah. Para makhluk terdiri dari jenis yang bermacam-macam. Satu macam makhluk hidup saja bisa memiliki jenis yang banyak. Sebagai contoh: tumbuhan kurma dipercayai memiliki sekitar 1400 spesies. Binatang kecoa memiliki 3500 spesies. Kucing saja memiliki tidak kurang dari 14 spesies seperti Angora, Persia, dan lain sebagainya.  Manusia saja bisa bermacam-macam ras, bentuk, dan keadaannya. Ada yang berkulit putih, hitam, sawo matang, kuning. Ada yang berambut lurus, ikal, keriting. Ada yang tinggi ada yang pendek. Ada yang cerdas, ada yang tidak. Dalam ayat ini juga terkandung dalil terbatasnya pengetahuan manusia. Ada banyak macam hal-hal yang tidak diketahuinya. Karena itu di penggalan kalimat terakhir Allah menyatakan: maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. 

C.    Ayat-ayat Al-Quran tentang kebersihan

        Agama islam menaruh perhatian tinggi pada kebersihan,baik lahiriah fisik maupun batiniah psikis. Kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara dari segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan,dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya, kotor tidak hanya merusak keindahan tetapi juga dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, dan sakit merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penderitaan.

1.     Q.S Al baqarah ayat 222

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُح

 الْمُتَطَهِّرِي

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: `Haidh itu adalah suatu kotoran`. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri”.(QS. 2:222)

Sebab turunnya ayat ini disebutkan dalam sebuah hadis dari Anas bin Malik bahwa orang Yahudi bila istrinya sedang haid mereka tidak mau makan bersama, tidak mau serumah dengan dia. Maka seorang sahabat Rasulullah menanyakan hal itu, lalu turunlah ayat ini. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: "Segala sesuatu boleh kamu perbuat dengan istrimu yang sedang haid selain bersetubuh." Haid itu darah kotor yang keluar dari rahim perempuan tiap-tiap bulan paling cepat sehari semalam lamanya dan biasanya 6 atau 7 hari, dan paling lama 15 hari. Orang-orang Nasrani sikapnya lain lagi, mereka bergaul biasa saja dengan perempuan haid, tidak ada perbedaan antara yang haid dengan yang tidak haid. Mereka menggaulinya secara bebas dan berbuat sesuka hatinya. Orang-orang Arab pada zaman jahiliah sama saja sikapnya dengan orang-orang Yahudi. Para ahli kesehatan telah banyak menerangkan tentang bahaya bersetubuh dengan perempuan haid. Pada akhir ayat tersebut telah menerangkan bahwa Allah S.w.t menyukai orang-orang yang mau bertobat dari kesalahannya, dan kepada orang-orang yang selain menjaga kebersihan.

2.     Description: F:\Photos\al-araf-ayat-565758.pngQ.S Al-Maidah ayat 6

 

 

 

 

 

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”.  (5: 6)

Ayat ini mengatakan, hendaknya kalian bersyukur kepada Allah Swt atas semua nikmat yang diberikan kepada kalian semua, bahkan kebutuhan naluri dan biologis juga diberikan kepada kalian. Bersyukur dan lakukanlah shalat. Adapun syarat untuk bisa masuk pintu gerbang Ilahi ini ialah kesucian jiwa dan raga, lahir dan batin. Oleh karenanya, sebelum melakukan shalat berwudhulah, dengan membasuh muka dan tangan, kemudian usaplah kepala dan kaki. Bersihkanlah badan kalian dari kotoran-kotoran. Apabila janabah atau hadas besar, maka bersihkanlah dengan  melakukan mandi.Dalam lanjutan ayat ini juga disebutkan, sekalipun kewajiban kalian secara syar'i dengan berwudhu' atau bermandi, namun Allah Swt tidak memberikan jalan buntu kepada kalian semua. Apabila dengan alasan seperti sakit atau bepergian dan kalian sangat memerlukan air atau untuk mendapatkan air sangat sulit sekali, maka sebagai ganti air bertayammumlah kalian dengan menggunakan debu atau tanah yang bersih. Setelah itu lakukan shalat dengan khusyu.

3.     Q.S Al-Anfaal ayat 11

إِذْ يُغَشِّيكُمُ النُّعَاسَ أَمَنَةً مِنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَىٰ قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْأَقْدَامَ

Artinya: “(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu).”

 Ayat ini menjelaskan karunia Allah yang diberikan kepada pejuang-pejuang Mukmin saat mereka mendapatkan ketenangan jiwa berupa rasa kantuk yang menyebabkan mereka dapat beristirahat dengan baik, dan diturunkannya hujan sehingga mereka dapat bersuci dan mandi. Tanah berpasir pun menjadi padat dan kesat oleh siraman air hujan sehingga dapat mengokohkan pasukan yang menginjakkan kaki mereka di atasnya. Karena, seperti diketahui, pasir-pasir halus dan kering akan cepat mendatangkan lelah pasukan di samping menjadi kendala yang mengngurangi kekuatan gerak.

4.     Q.S At-Taubah ayat 108

لَا تَقُمۡ فِيهِ أَبَدٗاۚ لَّمَسۡجِدٌ أُسِّسَ عَلَى ٱلتَّقۡوَىٰ مِنۡ أَوَّلِ يَوۡمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِۚ فِيهِ رِجَالٞ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُواْۚ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُطَّهِّرِينَ ١٠٨

Artinya: “Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguh- nya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.”

        Allah swt. menegaskan kepada Rasul-Nya, bahwa mesjid yang dibangun sejak semula atas dasar ketakwaan kepada Allah swt. adalah lebih baik untuk dijadikan tempat ibadat bersama-sama serta mempersatukan kaum Muslimin semuanya dalam segala hal yang diridai-Nya, yaitu saling mengenal dan bergotong-royong dalam berbuat kebajikan dan ketakwaan. Selanjutnya dalam ayat ini Allah swt. menerangkan di mesjid tersebut terdapat orang-orang yang suka membersihkan dirinya dari segala dosa. Artinya mereka memakmurkan mesjid dengan mendirikan salat serta berzikir dan bertasbih kepada Allah, dan dengan ibadah-ibadah tersebut mereka ingin menyucikan diri dari segala dosa yang melekat pada diri mereka.

5.     Q.S Al-Muddatstsir ayat 4 dan 5

                                                  Description: F:\Photos\Al muddatstsir.jpg

Artinya: “dan pakaianmu bersihkanlah”(4) “dan perbuatan dosa “menembah berhala tinggalkanlah”(5)

   Allah S.w.t memerintahkan kita untuk membersihkan pakaian kita dari najis, atau memendekkann pakain kita, sehingga berbeda dengan kebiasaan orang-orang arab yang sellu mengutaikan pakaiannya hingga menyentuh tanah dikala mereka menyombongkan diri, karena dikhawatirkan akan terkena barang yang najis. Dan di ayat selanjutnya menjelaskan tentang menjauhi segala perbutan dosa atau perbutan tercela yang dapat membuat kita terhijab dari Allah S.w.t, utamanya dosa syirik.

 

BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :

1.      Kimia merupakan salah satu dari sekian banyak ilmu pengetahuan yang muncul sejak munculnya pemikiran ilmuan secara ilmiah, Kimia (dari bahasa Arab: كيمياء, atau kimiya = perubahan benda/zat atau bahasa Yunani: χημεία, atau khemeia) adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari.

2.      Kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara dari segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman.

3.      Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan,dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya, kotor tidak hanya merusak keindahan tetapi juga dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, dan sakit merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penderitaan.

4.      Ilmu kimia merupakan suatu ilmu yang menjelaskan struktur perubahan dari suatu objek setara, yang di akibatkan oleh suatu reaksi, ternyata pengetahuan kimia tersebut telah diungkapkan dalam Al-Quran sejak zaman kiwari.

B.        Saran

      Saran yang ingin penulis sampaikan adalah dapat mengerti dan memahami mengenai relasi Al-Quran dengan ilmu kimia/farmasi serta mengetahui pentingnya menjaga kebersihan baik fisik maupun psikis.

.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

http://tafsirq.com/11-hud/ayat-7#tafsir-jalalayn

http://tafsirq.com/15-al-hijr/ayat-26#tafsir-quraish-shihab

http://tafsirq.com/30-ar-rum/ayat-30#tafsir-jalalayn

http://tafsirq.com/35-fatir/ayat-11#tafsir-jalalayn

http://abahfathimah.blogspot.co.id/2015/11/kajian-tafsir-surat-yasin-ayat-36.html

http://tafsirq.com/8-al-anfal/ayat-11#tafsir-quraish-shihab

http://dianaautami.blogspot.co.id/2013/12/apoteker-farmasi-beserta-obat-obatan.html

http://31.ayobai.org/2016/01/surat-attaubah-ayat-108-asbab-tafsir.html

http://rizkariton.blogspot.co.id/2014/05/ilmu-kimia-dalam-pandangan-agama-islam.html

http://pustakamediasyariah.blogspot.co.id/2015/05/makalah-hadis-kebersihan.html#.WEZ3o_l97IU

http://tafsiranmanusia.blogspot.co.id/2012/03/surah-al-baqarah-222.html

http://indonesian.irib.ir/islam/al-quran/item/54411-Tafsir_Al-Quran,_Surat_Al-Maidah_Ayat_4-6

http://tafsirq.com/74-al-mddssir/ayat-4#tafsir-jalalayn

http://m.republika.co.id

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Uraian Bahan Laporan Analisis Farmasi

B.   Uraian Bahan 1.   Aquadest ( FI . III ; 96) Nama resmi           :   AQUA DESTILLATA Nama lain             :   Air suling R M /B M                   :   H 2 O / 18.02 Pemerian   ....... : .. Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,   tidak   mempunyai rasa Kelarutan               :   Larut dengan semua jenis larutan Penyimpanan      :   Dalam wadah tertutup baik Kegunaan                         :   Sebagai pelarut 2.   H Cl ( FI. III ; 53 ) Nama resmi             : ACI...

Uraian Sampel Aquadest ( Ditjen POM, 1995)

  B. Uraian Sampel 1.     Aquadest ( D itjen POM , 1995) Nama resmi                            : AQUADESTILLATA Nama lain                               : air suling RM/BM                                    : H 2 O / 18,02 R B                                           : H – O - H   Pemeria n      ...