I.1 Teori
Umum
Sistem persarafan
mempunyai fungsi mengumpulkan informas, baik dari dalam maupun
dari luar tubuh dan kemudian informasi ini diteruskan ke otak (sistem afferen)
untuk dianalisis, selanjutnya mengirimkan impuls melalui sistem afferen untuk
direspon sesuai dengan yang diinginkan. (Rusbandi
sarpini; 2014).
Sel-sel saraf tubuh
umumnya bergabung dalam kelompok-kelompok. Dalam otak dan medulla spinalis,
kumpulan neuron ini disebut Nukleus atau daerah abu-abu (karena bagian ini
berwarna abu-abu). Bagian luar dari otak dan medulla spinalis disebut Ganglia.
Daerah sisanya dari sistem saraf adalah lintsan axon yang dikenal dengan daerah
putih, karena dari lapisan myelin (Rusbandi sarpini; 2014).
Secara umum sistem
saraf dibagi 2 bagian besar(Rusbandi sarpini, 2014 :
a. Sistem saraf pusat,
terdiri dari otak dan medulla spinalis pada SSP kumpulan neuron disebut
Nukleus.
b. Sistem saraf perifer,
terdiri dari banyak jaringan saraf dan saraf otak yang menghubungkan tubuh ke
otak dan medulla spinalis. Sistem saraf perifer dibagi lagi menjadi:
c. Sistem saraf otonom
(mengontrol tanpa sadar involuntary dari organ-organ dalam tubuh, pembuluh
darah, otot-otot polos dan otot jantung), terdiri dari sistem saraf simpatik
dan parasimpatik.
d. Sistem saraf somatik
(mengontrol secara sadar/voluntary dari kulit, tulang, sendi dan otot rangka).
Otak sebagai pusat
pengontrol adalah salah satu organ tubuh orang dewasa yang terbesar, terdiri
dari sekitar 100 milyar neuron. Otak dibagi dalam 4 bagian (Rusbandi sarpini; 2014):
a. a. Cerebrum
b b. Cerebellum
c. c. Diencephalon
(thalamus, hypothalamus)
d.
d. Batang otak (medulla oblongata, pons, otak tengah/midbrain,
yang dilanjutkan dengan medulla spinalis).
Bagian terbesar dari
otak yaitu cerebrum (otak besar),terbagi dalam 2 sisi, hemispher cerebri kiri
dan kanan yang kedua sisi ini dihubungkan oleh Corpus callosum. Kedua sisi otak
ini sama persis bentuk dan ukurannya, juga fungsinya sebagai pusat untuk
menerima informasi sensorik (aferens) dan untuk menyalurkan respons motorik
(eferens). Sisi kiri menerima dan mengirim informasi dari dan sisi kanan dari
tubuh dan sebaliknya. Selain tu beberapa fungsi intelektual juga terpusat baik
di hemisfer kiri dan kanan. Hemsifer dibungkus oleh lapisan abu-abu yang
disebut Cortex cerebri. Tiap hemisphere dari corteks cerebri ini terbagi atas 4
lobus oleh Sulcus dan Girus. Sulcus yaitu bagian lekuk/parit dari otak,
sedangkan girus bagian tonjolan-tonjolan/pematang pada permukaan otak. Keempat
lobus berperan dalam fungsi spesifiK (Rusbandi sarpini; 2014):
a. a. Lobus Frontal: mengontrol gerakan-gerakan yang halus/mulus dan
indera penciuman, juga seebagai pusat untuk berfiikir, membuat keputusan dan
berbicara.
b. b. Lobus Pariental:
mengkoordinasikan informasi aferen yang berhubungan dengan nyeri, suhu, bentuk,
pola, rupa, tekanan dan posisi. Beberapa fungsi memori juga terdapat disini.
c.
c. Lobus Temoral: berperan dalam hal mimpi, daya ingat dan emosi.
Juga sebagai pusat fungsi pendengaran.
d. d. Lobus Occipital:
berperan dalam fungsi penglihatan.
Secara umum Cerebrum
berfungsi sebagai kesadaran, pemikiran, pertimbangan, daya ingat, penglihatan,
pendengaran, sentuhan, bicara, bahasa, mengontrol gerak motorik dann fungsi
emosi (Rusbandi sarpini; 2014).
Struktur otak kedua
terbesar yaitu cerebellum (otak kecil), terletak dibawah cerebrum (otak besar).
Seperti juga cerebrum, cerebellum terdiri dari dua hemisfer dan bagian korteks
abu-abu. Cerebellum melakukan 3 fungsi utama yang semuanya bertugas mengontrol
gerakan otot-otot tulang yaitu (Rusbandi sarpini; 2014):
a. Keseimbangan batang
tubuh
b. b. Tegangan otot,
refeks-refleks spinal, sikap (posture) dan keseimbangan anggota gerak (lengan,
tungkai)
c.
c. Mengontrol gerak
motorik dan bola mata.
Lokasi diencephalon
berada diantara cerebrum dan otak tengah (midbrain), terdiri dari beberapa
struktur penting, dua diantaranya yaitu Thalamus dan Hypothalamus. Sedangkan
batang otak (brain stem) terdiri dari medulla oblongata, pons dan Midbrain
(mesencphalon), mengontrol fungsi kehidupan dasar (fungsi vital). Dari ketiga
bagian ini Medulla oblongata merupakan bagian paling penting. Dengan kata lain
penyakit atau cedera pada Medulla oblongata akan mempengaruhi fungsi vital
tubuh atau dapat berakibat vatal (Rusbandi sarpini; 2014).
Medulla spinalis
terletak didalam rongga spinal, mempunyai dua fungsi utama yaitu merupakan
jalur konduksi ke dan dari otak dan juga merupakan pusat refleks dari refleks
spinal. Tiga puluh satu pasang saraf spinalis keluar dari medulla spinalis ini.
Tidak ada nama khusus dari saraf-saraf ini. Penamaan hanya menurut tempat
keluarnya diantara ruas tulang belakang yaitu 8 saraf cervicalis (C1-C8), 12
Thoracalis (T1-T12), 5 Lumbalis (L1-L5), 5 sacralis (S1-S5) dan 1 coccygesus
(Rusbandi sarpini; 2014).
Saraf spinal
mengandung saraf sensorik dan motorik, serat sensorik masuk ke medula spinalis
melalui akar belakang dan serat motorik keluar dari medula spinalis melalui
akar depan kemudian bersatu membentuk saraf spinal. Saraf-saraf ini sebagian
berkelompok membentuk pleksus (anyaman) dan terbentuklah berbagai saraf
(nervus) seperti saraf iskiadikus untuk sensorik dan motorik daerah tungkai
bawah. Daerah torakal tidak membentuk anyaman tetapi masing-masing lurus diantara tulang
kosta (nervus inter kostalis). Umumnya didalam nervus ini juga berisi serat
atonom, terutama serat simpatis yang menuju ke pembuluh darah untuk daerah yang
sesuai. Serat saraf dari pusat di korteks serebri sampai ke
perifer terjadi penyeberangan (kontra lateral) yaitu yang berada dikiri
menyeberang ke kanan, begitu pula sebaliknya. Jadi apabila terjadi kerusakan di
pusat motorik kiri maka yang mengalami gangguan anggota gerak yang sebelah
kanan (Mohamad judha, 2012:40).
Susunan saraf tepi
merupakan penghubung susunan saraf pusat dengan reseptor sensorik dan efektor
motorik (otot dan kelenjar). Saraf tepi terdiri atas ribuan serabut saraf yang
dikelompokan dalam ikatan-ikatan yang masing-masing
kelompok dibungkus oleh jaringan ikat. Setiap serabut saraf adalah sebuah akson
dari neuron sensorik, motorik, atau otonom perifer. Serabut saraf perifer
berhubungan dengan otak dan korda spinalis, terdiri atas 12 pasang saraf
kranial yang keluar dari tempat berbeda dari dalam otak dan 31 pasang saraf
spinal yang merupakan persatuan kelompok serabut dari dua akar spinal yaitu
akar dorsal yang membawa serabut sensorik dan akar ventral membawa serabut
motorik (somatik dan otonom) (syaifuddin; 2013).
Indra somatik
merupakan saraf yang mengumpulkan informasi sensoris dari tubuh. Indra ini
berbeda dengan indra khusus (penglihatan, penghiduan, pendengaran, pengecapan
dan keseimbangan). Indra somatik dapat digolongkan menjadi 3 jenis (syaifuddin;
2013):
a. a. Indra somatik
mekano reseptif: yang dirangsang oleh pemindahan mekanisme sejumlah
jaringan tubuh. Meliputi indra raba, tekanan yang
menentukan posisi relatif dan kecepatan berbagai bagian tubuhyang dikelompokan sebagai berikut:
a) Sensasi
ekteroreseptif: sensasi dari permukaan tubuh.
b) Sensasi
propriopseptif: sensasi yang berhubungan dengan keadaan fisik tubuh termasuk
sensasi kenestetik, sensasi tendo, dan otot tekanan dari dasar kaki.
c) Sensasi viseral:
sensasi dari viseral tubuh organ dalam yang berasal dari jaringan dalam seperti tulang, fasia terutama meliputi tekanan nyeri dan
getaran dalam.
b. b. Indra
termoreseptor: yang mendeteksi panas dan dingin.
c. c. Indra nyeri:
diaktifkan oleh faktor apa saja yang merusak jaringan, perasaan kompleks karena
menyertakan sensasi perasaan dan emosi.
Sistem saraf tak sadar
atau saraf otonom merupakan bagian dari susunan saraf tepi yang bekerjanya
tidak dapat disadari dan bekerja secara otomatis. Sistem saraf otonom
mengendalikan kegiatan organ-organ dalam seperti otot perut, pembuluh darah,
jantung dan alat-alat reproduksi. Menurut fungsinya sistem saraf otonom dibagi
menjadi 2 yaitu saraf simpatik dan parasimpatik. Kedua sistem ini bekerja
secara berlawanan dalam mengendalikan kinerja suatu organ tubuh. Berikut akan
diberikan perbedaan antara saraf simpatik dan parasimpatik (Giri wiarto; 2014):
· Saraf simpatik
a. Melebarkan pupil mata
b. Menghambat sekresi
keenjar ludah
c. Mempercepat denyut jantung
d. Merelaksasi bronki
paru-paru
e. Menghambat aktivitas
lambung dan usus
f. Menghambat aktivitas
pankreas
g. Merangsang pelepasan
glukosa dan menghambat kantung empedu
h. Menghambat pengosongan
kantung kemih
i. Meningkatkan ejakulasi
dan kontraksi vagina
· Saraf parasimpatik
a. Menyempitkan pupil
mata
b. Merangsang kelenjar
ludah
c. Memperlambat denyut
jantung
d. Menyempitkan bronki
paru-paru
e. Merangsang aktifitas
lambung dan usus
f. Merangsang aktifitas
pankreas
g. Merangsang kantung
empedu
h. Meningkatkan
pengosongan kantung kemih
i. Meningkatkan ereksi
genitalia
Sistem saraf sangat
berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas adalah kemampuan menaggapi
rangsangan. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki
oleh sistem saraf, yaitu (Giri wiarto; 2014):
a. Reseptor, adalah alat
penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai
reseptor adalah organ indra.
b. Konduktor (penghantar
impuls), dilakukan oleh sitem saraf itu sendiri. Sistem saraf terdiri dari
sel-sel saraf yang disebut neuron.
c. Efektor, dalah bagian
tubuh yang menanggapi rangsangan. Efektor yang paling penting pada manusia
adalah otot dan kelenjar (hormon). Otot menanggapi rangsangan yang berupa gerakan
tubuh, sedangkan hormon
menanggapi rangsang dengan meningkatkan/menurunkan aktivitas organ tubuh
tertentu. Misalnya mempercepat/memperlambat denyut jantung, melebarkan atau
menyempitkan pembuluh darah dan lain sebagainya.
Adapun bagian-bagian
dari sistem saraf yaitu (Giri wiarto; 2014):
1. Sel saraf (Neuron)
Badan sel merupakan
bagian sel saraf yang mengandung nukleus (inti se) dan tersusun pua sitoplasma
yang bergranuler dengan warna kelabu. Didalamnya juga terdapat membran sel
nukleolus (anak inti sel), dan retikulum endoplasma. Retikulum endoplasma
tersebut memiliki struktur berkelompok yang disebut badan Nissl, bagian-bagian
dari sel saraf adalah sebagai berikut:
a. Dendrit, memiliki
struktur yang bercabang (seperti pohon) dengan berbagai bentuk dan ukuran. Fungsi
dendrit adalah menerima impuls (rangsang) yang datang dari reseptor.
b. Akson atau Neurit,
berperan dalam menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot
dan kelenjar.
Berdasarkan struktur
dan fungsinya, neurondikelompokan dalam tiga bagian, yaitu neuron sensorik,
neuron motorik, dan interneuron(Giri wiarto; 2014):
a. Neuron sensorik atau
neuron indra merupakan neuron yang memiliki badan sel bergerombol membentuk
simpul saraf atau ganglion. Fungsi neuron neuron sensorik yakni meneruskan
impuls (rangsangan) dari reseptor menuju sistem saraf pusat (otak dan sumsum
tulang belakang)
b. Neuron motorik atau
neuron penggerak merupakn neuron yang berperan meneruskan impuls dari sistem
saraf pusat ke otot dan kelenjar yang akan
melakukan respon tubuh.
c. Neuron konektor (neuron adjustor) yaitu antara neuron sensorik dan neuron
motorik dihubungkan oleh interneuron atau neuron adjustor dengan letak yang
berada pada otak dan sumsum tulang belakang. Interneuron merupakan neuron yang
membawa impuls dari sensori atau interneuron lain.
2. Impuls
Merupakan arus
litrik yang timbul akibat adanya rangsang sel
saraf yang tidak aktif mempunyai potensial listrik yang disebut potensial
istirahat. Jika menerima rangsang, misalnya sentuhan, potensial istirahat
berubah menjadi potensial aksi. Potensial aksi merambat dalam bentuk arus
listrik yang disebut impuls yang merambat dari sel saraf ke sel saraf
berikutnya sampai kepusat saraf atau sebaiknya.
3. Sinaps
Ketika rangsangan
datang, impuls mengalir dari satu sel saraf ke sel saraf penghubung, sampai
kepusat saraf atau sebaliknya dari pusat saraf ke sel saraf terus ke efektor. Hubungan antara dua sel saraf
disebut sinapsis.
DAFTAR PUSTAKA
Judha muhammad, Rizky
irwanto, dan Listyana Natalia Rutnaningsih. 2012. Anatomi dan Fisiologi Manusia. yogyakarta: Gosyen
Publishing. P 40
Malole, pramono. 1989.Penggunaan
Hewan-Hewan Percobaan Laboratorium. Bogor: IPB Dirjen pendidikan pusat
antar universitas bioteknologi.
Syaifuddin. 2013. Anatomi Tubuh Manusia Untuk
Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. P 359-360
Sarpini, rusbandi.
2014.Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta: In Media. P 115-121
Tim penyusun. 2015.Penuntun
Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia.Makassar: STIFA.
Wiarto, giri. 2014. Mengenal Fungsi Tubuh Manusia.
Yogyakarta: Gosyen publishing. P 112, 114.
Komentar
Posting Komentar