LABORATORIUM
KIMIA KLINIK
PROGRAM
STUDI FARMASI FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS
ISLAM MAKASSAR
LAPORAN LENGKAP
PERCOBAAN III :
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM
OLEH :
GOLONGAN : IV B
KELOMPOK : III
(TIGA)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Protein (asal kata
protos dari bahasa yunani yang berarti “yang paling utama”) adalah senyawa
organik kompleks berbobot tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer
asam amino yang digabung
satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hydrogen,
oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting
dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus.
Protein
total mengandung albumin dan globulin. Albumin (bahasa latin albus, white)
adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kesegala jenis protein monomer yang
larut dalam air dan larutan gar
am
dan mengalami koagulasi saat terpapar panas.
Pada
percobaan ini dilakukan pengujian protein total dan albumin dengan menggunakan
sampel darah untuk mengidentifikasi penyakit probandus.
Manfaat
protein dalam bidang farmasi yaitu sebagai
struktur pembangun, membentuk sel-sel baru atau mengganti se l-sel yang mati atau rusak, Protein berfungsi sebagai alat pengangkut
seperti hemoglobin yang dapat mengikat dan mengangkut O2 dari
paru-paru ke jaringan, Antiboodi
dan hormon juga terdiri dari protein dan salah satu fungsi biologisnya adalah
enzim yang mengkatalis reaksi-reaksi dalam tubuh.
B.
Maksud
dan Tujuan Percobaan
B.1 Maksud
Percobaan
Menganalisis
kandungan protein dan albumin dalam serum darah
B.2 Tujuan
Percobaan
Untuk mengetahui
berapa banyak kandungan protein dan albumin dalam serum darah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Teori
Umum
Protein
merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan dan manusia . Oleh
karena itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam
makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh
(Poedjiadi , 2007).
Protein
merupakan molekul besar dengan bobot molekul bervariasi antara 5000 sampai
jutaan. Dengan cara hidrolisis oleh asam atau oleh enzim. Protein akan
menghasilkan asam-asam amino. Ada 20 jenis asam amino terdapat dalam molekul
protein. Asam-asam amino ini terikat satu dengan yang lain oleh ikatan peptida.
Protein mudah dipengaruhi oleh suhu tinggi, pH dan pelarut organik (Poedjiadi
,2007).
Protein
total mengandung albumin dan globulin. Albumin (bahasa latin : albus, white)
adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan kesegala jenis protein onomer
yang larut dalam air dan larutan garam, dan mengalami koagulasi saat terpapar
panas, substansi yang mengandung albumin, seperti putih telur, disebut
albuminoid (joyce , 2007).
Serum
protein merupakan salah satu dari tiga jenis protein dalam tubuh yang terbentuk
dari asam amino berupa larutan koloid di dalam plasma darah. Serum protein
tidak mengandung fibrin (bukan merupakan fibrins protein) sehingga dapat
terlarut. Total serumprotein dalam darah sekitar 7,2–8 g/dL atau sekitar 7%
(Sloane , 2003).
Albumin
merupakan protein plasma yang paling banyak dalam tubuh manusia, yaitu sekitar
55-60% dan total kadar protein serum normal adalah 3,8-5,0 g/dL. Albumin
terdiri dari rantai tunggal polipeptida dengan berat molekul 66,4 kDa dan
terdiri dari 585 asam amino. Molekul albumin berbentuk elips sehingga dengan
bentuk molekul seperti itu tidak akan meningkatkan viskositas plsma dan larut
sempurna. Kadar albumin serum ditentukan oleh fungsi laju sintesis, laju
degradasi, dan distribusi antara kompartemen intravaskular dan ekstravaskular.
Cadangan total albumin 3,5-5,0 g/kg BB
atau 250-300 g pada orang dewasa sehat dengan berat 70 kg (Evans, 2010).
Sintesis
albumin hanya terjadi hepar. Pada orang sehat kecepatan sintesis adalah 194
mg/kg/hari (12-25 gram/hari). Pada keadaan normal hanya 20-30% hepatosit yang
memproduksi albumin (Nettina, 2001).
Konsentrasi
albumin tertinggi didalam sel hati, yaitu berkisaar antara 200-500 mcg,g
jaringan hati. Adanya albumin di dalam plasma (kompartemen intravaskular)
ditransfer (Evans, 2010).
Albumin
merupakan 50% dari protein plasma dan yang memelihara tekanan onkotik plasma
adalah sebesar 66-75%. Sebagian fungsi albumin dapat digantikan oleh globulin
yang mengikat (Evans, 2002).
Fungsi
albumin yaitu dapat memelihara tekanan onkotik, mengusung hormon tiroid, mengusung
hormon lain, khususnya yang dapat larut dalam lemak, mengusung asam lemak
menuju hati, mengusung obat-obatan dan memperpendek waktu paruh obat tersebut, mengusung
bilirubin dan mengikat ion Ca2+.
Nilai Rujukan data klinis
1. Nilai
rujukan Protein :
- Dewasa :
3,5 – 5,0 g/dL
- Bayi baru lahir : 2,9 – 5,4 g/dL
- Bayi :
4,4 – 5,4 g/dL
- Anak :
4,0 – 5,8 g/dL
2. Nilai
rujukan Albumin :
- Dewasa :
6,0 – 8,0 g/dL
- Bayi :
6,2 – 8,0 g/dL
- Anak : 6,0 – 6,7 g/dL
Interpretasi
Data Klinis
-
Penurunan kadar : malnutrisi, kelaparan, penyakit hepar
-
Peningkatan kadar : dehidrasi, muntah, diare, sindrom disterss, pernapasan.
Penurunan
albumin mengakibatkan keluarnya cairan vaskuler menuju ke jaringan sehingga
terjadi edema, penyakit yang sering disebabkan hipoalbuminemia (penurunan kadar
albumin dalam serum) adalah :
a. Berkurangnya
sistensi albumin
Sindroma mal absorpsi, radang, penyakit hati
menahun dan kelainan genetik.
b. Peningkatan
eksresi
Nefrotik sindrom, luka bakar dan penyakit luar
dan penyakit usus.
c. Katabolisme
meningkat
Luka bakar yang luas, sirosis hati dan gagal jantung.
Penyakit akibat kelebihan albumin di dalam
tubuh manusia :
-
Gagal ginjal, yaitu terjadi ketika fungsi
ginjal untuk menyaring limbah dalam darah telah teganggu atau menurun.
-
Penyakit asma, adalah jenis penyakit jangka
panjang atau kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan
penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas.
-
Penyakit gratitis, adalah peradangan pada dinding lambung.
-
Penyakit kanker, adalah penyakit yang ditandai
dengan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak
terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal) menyerang jaringan biologis di
dekatnya.
-
Dehidrasi, adalah kondisi ketika tubuh
kehilangan lebih banyak cairan daripadaa yang didapatkan, sehingga keseimbangan
gula-garam tubuh terganggu dan tubuh tidak dapat menjalankan fungsi normalnya.
-
Muntah yang parah, yaitu gejala awal kelebihan
albumin yang berefek ke ginjal dimana kondisi ini dapat menyebankan pembentukan
batu ginjal.
-
Diare berat, yaitu kondisi dimana buang air
semi cair melebihi frekuensi normal yang terjadi selama kurang dari dua pekan.
Penyakit akibat kekurangan protein :
-
Penyakit jantung, dimana penyebab dari
serangan jantung diakibatkan penyumbatan pembuluh darah.
-
Batu ginjal, yaiutu suatu kondisi ketika
material keras yang menyerupai batu terbentuk di dalam ginjal. Material
tersebut berasal dari zat-zat limbah di dalam darah yang disaring oleh ginjal
yang kemudian mengendap dan mengkristal seiring waktu.
-
Daya ingat menurun, yaitu suatu kondisi dimana
seseorang mudah lupa dengan tindakan yang baru saja dilakukannya atau lupa pada
sesuatu kejadian yang baru saja terjadi.
-
Malnutrisi berkepanjangan, yaitu kondisi tubuh
yang tidak mendapatkan asupan giji secara penuh, dimana kurangnya nutrisi makro
untuk tubuh.
-
Kanker gastrointestinal (kanker lambung),
adalah jenis kanker yang menggerogoti lambung.
-
Gagal ginjak kronik, adalah penurunan fungsi
ginjal di bawah batas normal, artinya ginjal tidak dapat menyaring kotoran,
tidak mampu mengontrol jumlah air dalam tubuh, juga kadar garam dan kalsium
dalam darah.
Penyakit peningkatan kadar protein total :
-
Dehidrasi, , adalah kondisi ketika tubuh
kehilangan lebih banyak cairan daripadaa yang didapatkan, sehingga keseimbangan
gula-garam tubuh terganggu dan tubuh tidak dapat menjalankan fungsi normalnya.
-
Muntah, adalah keluarnya makanan secara paksa
dari perut melalui tenggorokan.
-
Diare, yaitu kondisi dimana buang air semi
cair melebihi frekuensi normal yang terjadi selama kurang dari dua pekan.
-
Sindrom gawat pernapasan, adalah suatu keadaan
dimana kantung udara (alveoli) pada paru-paru tidak dapat tetap terbuka karena
tingginya teganggn permukaan akibat kekurangan surfaktan. Surfaktan dihasilkan
oleh sel-sel di dalam alveoli dan berfungsi menurunkan tegangan permukaan.
Obat-obat dan makanan yang mempengaruhi :
Beberapa
juenis makanan yang mengandung protein sepeerti susu, yogurt, keju,
kadang-kadang di batasi dalam konsumsi untuk protein dianjur karena mengandung
kadar kalium dan phosfat yang tinggi.
B. Uraian Sampel
1.
Aquadest ( Ditjen POM, 1995)
Nama resmi : AQUADESTILLATA
Nama lain : air
suling
RM/BM : H2O / 18,02
RB :
H – O - H
Pemerian : larutan jernih, tidak berwarna,tidak mempunyai
rasa dan bau
Kegunaan :
sebagai larutan blanko
2.
Plasma Darah
-
Komposisi
·
Air : 91,0 %
·
Protein : 8,0 % (Albumin,globulin,protrombin,dan fibrinogen )
·
Mineral : 0,9 % (NaOH , Natrium
Bikarbonat, garam dan kalsium,fosfor,magnesium dan besi )
·
Bahan
Organik : Glukosa, lemak, urea, asam urat
, kreatinin, kolesterol, dan asam amino
-
Kegunaan :
Sebagai absorban sampel
3.
Reagen Albumin
Komposisi produk
·
Buffer
sirat : 30 mmol / L
·
Bromkresol
hijau: 0,26 mmol /L
·
Standar : 50 g/L
·
Kegunaan
: sebagai reagen pengukuran
absorban blanko standard an sampel pada pemerikaan albumin
BAB
III
METODOLOGI
PERCOBAAN
A.
Alat
dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada
percobaan ini adalah kuvet, mikropipet,
pipet tetes, sentrifuge, spektofotometer, dan spoit.
Adapun bahan yang digunakan pada
percobaan ini adalah aquadest, darah, reagen albumin, dan reagen TPR.
B.
Cara Kerja
1.
Pemeriksaan
Protein Total
a. Penyiapan serum
1) Disiapkan
alat dan bahan
2) Dimasukkan
darah ke dalam tabung sentrifuge
3) Disentrifuge
selama 15 menit pada kecepatan 6000 rpm
4) Diambil
serum darah dan masukkan ke dalam tabung
b. Pengukuran
absorben blanko
1) Disiapkan
alat dan bahan
2) Dipipet 10
µl aquadest
3) Dimasukkan
reagen TPR sebanyak 1000 µl
4) Diinkubasi
selama 20 menit pada suhu 25°C
5) Diukur absorbennya pada panjang gelombang 546 nm.
c. Pengukuran
absorben standar
1) Disiapkan
alat dan bahan
2) Dipipet 10
µl larutan standar
3) Dimasukkan
reagen TPR sebanyak 1000 µl
4) Diinkubasi
selama 20 menit pada suhu 25°C
5) Diukur absorbennya pada panjang gelombang 546 nm.
d. Pengukuran
absorben sampel
1) Disiapkan
alat dan bahan
2) Dipipet 10
µl darah
3) Dimasukkan
reagen TPR sebanyak 1000 µl
4) Diinkubasi
selama 20 menit pada suhu 25°C
5) Diukur absorbennya pada panjang gelombang 546 nm.
2.
Pemeriksaan
Albumin
a. Penyiapan
serum
1) Disiapkan
alat dan bahan
2) Dimasukkan
darah ke dalam tabung sentrifuge
3) Disentrifuge
selama 15 menit pada kecepatam 6000 rpm
4) Diambil darah
dan masukkan ke dalam tabung
b. Pengukuran
absorben blanko
1) Disiapkan
alat dan bahan
2) Dipipet 10 µl
aquadest
3) Dimasukkan
reagen albumin sebanyak 1000 µl
4) Diinkubasi
selama 10 menit pada suhu 25°C
5) Diukur absorbennya pada panjang gelombang 546 nm.
c. Pengukuran
absorben standar
1) Disiapkan
alat dan bahan
2) Dipipet 10 µl
larutan standar
3) Dimasukkan
reagen albumin sebanyak 1000 µl
4) Diinkubasi
selama 10 menit pada suhu 25°C
5) Diukur absorbennya pada panjang gelombang 546 nm.
d. Pengukuran
absorben sampel
1) Disiapkan
alat dan bahan
2) Dipipet 10 µl
darah
3) Dimasukkan
reagen albumin sebanyak 1000 µl
4) Diinkubasi
selama 10 menit pada suhu 25°C
5) Diukur absorbennya pada panjang gelombang 546 nm.
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN
A.
Tabel
Pengamatan
No |
Sampel |
Absorban Sampel |
Absorban Standar |
Konsentrasi Standar |
Hasil |
1 |
Albumin |
0,103 |
0,164 |
5 g/dl |
3,140 g/dL |
2 |
Protein |
0,024 |
0,230 |
5 g/dl |
0, 521 g/dL |
B. Perhitungan
Dik:
Absorban Protein :
0,024 g/dl
Absorban Standar Protein :
0,230 g/dl
Absorban Albumin :
0,103 g/dl
Absorban Standar Albumin :
0,164 g/dl
Konsentrasi Standar : 5 g/dl
Dit:
a. Albumin
=.....?
b. Protein =.....?
Penyelesaian:
-
Albumin =
=
=
3,140 g/dL
-
Protein
total =
=
= 0,521 g/dL
BAB V
PEMBAHASAN
Pada
praktikum ini dilakukan pemeriksaan kadar protein total dan albumin yang
terdapat didalam serum. Protein total terdiri dari albumin dan globulin, dimana
albumin memiliki fungsi untuk mempertahankan osmosis dari cairan vaskuler
sedangkan globulin berfungsi untuk membentuk imunitas tubuh.
Tujuan dari uji protein total adalah
untuk menganalisis dan menginterprestasikan data klinis protein total dalam
serum, sedangkan tujuan dari uji albumin adalah untuk menganalisis dan
menginterprestasikan data klinis albumin dalam serum.
Pada
penetapan kadar pada uji protein total dan albumin menggunakan metode
intramental dengan spektofotometer V-VIS.
Keuntungan dari metode yaitu proses yang lebih mudah dan lebih cepat
dibandingkan dengan metode konvensional serta dapat digunakan untuk
menganalisis kadar suatu sampel dengan jumlah yang sangat sedikit.
Pengukuran
metode spektofotometer yaitu berdasarkan absorbansi cahaya pada panjang
gelombang tertentu pada suatu larutan yang mengandung zat yang akan ditentukan
konsentrasinya jika panjang gelombang yang digunakan adalah cahaya tampak maka
disebut kilometri
yaitu prinsip penentuan kadar metode ini yaitu jumlah cahaya yang diabsorbsi
larutan sebanding dengan konsentrasi zat didalam larutan sesuai dengan hukum
Beer.
Prinsip
dari uji protein total adalah adanya albumin didalam ion tembaga dalam pereaksi
TPR akan membentuk kompleks warna ungu biru dalam larutan basa. Sampel yang
diambil dari probandus dimasukkan kedalam tabung sentrifuge yang kemudian di
sentifuge dengan kecepatan 6000 rpm, sentifuge memiliki prinsip sedimentasi karena perceatan
sentrifuge dapat menyebabkan zat padat untuk memisahkan antara serum dengan
plasma darah, kemudian diambil endapannya
sebagai bahan pemeriksaan uji protein total dalam serum.
Kemudian dimasukkan kedalam tabung vakum tube, dan lakukan pengukuran absorban dengan cara
pipet 10 µl aquadest kedalam pipet selanjutnya lakukan pengukuran absorban
standar dengan cara pipet 10 µl larutan standar selanjutnya lakukan pengukuran
absorban sampel dengan cara pipet 10 µl aguadest, kemudian masing–masing sampel ditambahkan 1000 µl reagen TPR,
kemudian diinkubasi pada suhu 25°C
selama 20 menit dan ukur absorban menggunakan spektofotometer dengan
panjang gelombang 546 nm yang termasuk pada pajang gelombang
sinar tempat dimana pointum absorban menggunakan spektofotometer vasikel
berdasarkan pada warna atau kalometri sedangkan tujuan dari penambahan
pereaksi TPR yaitu adanya
albumin didalam ion tembaga dalam pereaksi TPR akan membentuk kompleks warna
ungu biru dalam larutan basa, sehingga
diperoleh hasil yaitu nilai absorban standar 0,235 g/dL, absorban sampel 0,020
g/dL, protein total 0,321 g/dL.
Pada
pemeriksaan uji albumin, dibuat larutan sampel dengan cara dipipet 10 µl serum
kemudian dimasukkan kedalam kuvet dan tambahkan 1000 µl reagen albumin, masing-masing
larutan diukur absorbansinya menggunkan spektofotometer dengan panjang
gelombang 546 nm. Reagen albumin digunakan untuk memberikan warna biru hijau
pada sampel karena proses absorbsinya menggunakan spektofotometer dengan
panjang gelombang 546 nm yang termasuk pada pajang gelombang sinar tempat
dimana pointum absorban menggunakan spektofotometer vasikel berdasarkan pada
warna atau kalometri.
Pada
hasil pengukuran absorban diperoleh nilai yaitu absorban sampel 0,103 g/dL dan
absorban standar 0,164 g/dL dari data tersebut kemudian dihitung kadar
albuminya dan diperoleh hasil kadar albumin dalam sampel yaitu 3,1409 g/dL.
Dari kedua hasil
yang diperoleh protein total pada probandus menunjukkan dibawah dari nilai
normal terjadinya penurunan kadar dapat terjadi
karena adanya kelainan yaitu sinosistohepar (penyaakit kronis yang ditandai dengaan
firbosis disorganisasi dari lobus vaskular yang ditandai dengan adaya
peradangan) , kegagalan, Hepar
akut, luka bakar berat, malnutrisi berat.
Karena
menurut literatur nilai rujukan untuk dewasa nilai protein total 6,6 – 8,79
g/dL, sedangkan untuk albumin
menunjukkan nilai yang normal
karena menurut literatur nilai rujukan pada albumin 3,5 – 5 g/dL,
sehingga telah sesuai dengan literatur.
BAB
VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa nilai protein
total probandus yaitu 0,521 g/dl dan nilai albuminnya yaitu 3,140 g/dl.
B.
Saran
Sebaiknya alat
ataupun bahan-bahan dilaboratorium lebih diperbanyak lagi agar praktikum dapat
berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Berman,
B. Dan J. R. Evans. 2010. “ Retail Managemen : a strategic approach (11 th ed.)
Uppersaddle River : Pretice Hall International, Inc.
Evans,
T. W. 2002. “Albumin As Drug-Biological Effects Of Albumin Unrelate To Oncotic
Pressure”. Review Article. Aliment Pharmacol Ther.
Kee
Joyce, Lefever. 2007. “ Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik Edisi 6
“. EGC : Jakarta
Nettina,
S. M. 2001. “ Pedoman Praktik Keperawatan”. EGC :Jakarta
Poedjiadi, Anna.2007. “ Dasar-Dasar Biokimia”. UI Press :
Jakarta
Sloane
Ethel. 2003. “ Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula”. Penerbit buku kedokteran
EGC : Jakarta
Komentar
Posting Komentar