BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam bidang farmasi, zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat kebanyakan
berukuran kecil dan jarang yang berada dalam keadaan optimum. Ukuran partikel
bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam bidang farmasi sebab merupakan
penentu bagi sifat-sifat, baik sifat fisika, kimia dan farmakologik dari bahan
obat tersebut.
Mikromeritik merupakan
ilmu yang mempelajari tentang ilmu dan teknologi partikel kecil. Pengetahuan
dan pengendalian ukuran, serta kisaran ukuran partikel sangat penting dalam
bidang farmasi. Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi
penglepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral,
parenteral, rectal, dan tropical. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi
dan tablet, dari segi kestabilan fisik , dan respon farmakologis , juga
bergantung pada ukuran partikel yang dicapai dari produk itu. Dalam bidang
pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel sangat penting sekali
dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran yang benar dari
granul dan serbuk.
Pada percobaan ini, akan ditentukan diameter partikel dari amilum orizae
dan talkum dengan menggunakan metode ayakan, metode ini merupakan metode yang
paling sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan ukuran partikel adalah
analisis ayakan.
I.2 Maksud dan Tujuan
I.2.1 Maksud
Percobaan
Mengetahui dan memahami cara menentukan ukuran partikel dengan menggunakan
metode tertentu.
I.2.2 Tujuan
Percobaan
Menentukan ukuran partikel ZnO dan talkum dengan menggunakan
metode ayakan.
I.3 Prinsip Percobaan
Pengukuran pertikel dari serbuk berdasarkan atas penimbangan residu yang
tertinggal pada tiap ayakan yaitu dengan melewatkan serbuk pada ayakan dari
nomor mesh rendah ke nomor mesh tinggi yang digerakkan oleh mesin penggetar
dengan waktu dan kecepatan tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.1 Teori Umum
Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan
teknologi tentang partikel yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan
berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata,
volume rata-rata dan sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah ukuran
diameter rata-rata. (1)
Untuk memulai setiap analisis ukuran partikel harus diambil dari umunya
jumlah bahan besar (ditandai dengan junlah dasar) suatu contoh yang
representatif. Karenanya suatu pemisahan bahan awal dihindari oleh karena dari
suatu pemisahan, contoh yang diambil berupa bahan halus atau bahan kasar. Untuk
pembagian contoh pada jumlah awal dari 10-1000 g digunakan apa yang disebut
Pembagi Contoh piring berputar. Pada jumlah dasar yang amat besar harus ditarik
beberapa contoh dimana tempat pengambilan contoh sebaiknya dipilih menurut
program acak (2).
Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama mikromiretik oleh Dalla Valle.
Dispersi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat dengan
mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus
berada dalam jangkauan mikroskop optik. Partikel yang mempunyai ukuran serbuk
lebih kasar, granul tablet, dan garam granular berada dalam kisaran ayakan(3).
Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perlu
untuk mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tapi juga
berapa banyak partikel-partikel dengan ukuran yang sama ada dalam sampel. Jadi
kita perlu sutau perkiraan kisaran ukuran tertentu yang ada dan banyaknya atau
berat fraksi dari tiap-tiap ukuran partikel, dari sini kita bisa menghitung
ukuran partikel rata-rata untuk sampel tersebut (3).
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam farmasi,
sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam pembuatan sediaan obat dan
juga terhadap efek fisiologisnya (4).
Pentingnya mempelajari
mikromiretik, yaitu (5):
1.
Menghitung luas permukaan
2.
Sifat kimia dan
fisika dalam formulasi obat
3.
Secara teknis
mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral, suntikan dan topikal
4.
Pembuatan obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi
5.
Stabilitas obat
(tergantung dari ukuran partikel).
Metode paling sederhana dalam penentuan nilai ukuran partikel adalah
menggunakan pengayak standar. Pengayak terbuta dari kawat dengan ukuran lubang
tertentu. Istilah ini (mesh) digunakan untuk menyatakan jumlah lubang tiap
inchi linear (5).
Ukuran dari suatu bulatan
dengan segera dinyatakan dengan garis tengahnya. Tetapi, begitu derajat
ketidaksimestrisan dari partikel naik, bertambah sulit pula menyatakan ukuran
dalam garis tengah yang berarti. Dalam keadaan seperti ini, tidak ada garis
tengah yang unik. Makanya harus dicari jalan untuk menggunakan suatu garis tengah bulatan yang ekuivalen,
yang menghubungkan ukuran partikel dan garis tengah bulatan yang mempunyai luas
permukaan, volume, dan garis tengah yang sama. Jadi, garis tengah permukaan ds,
adalah garis tengah suatu bulatan yang mempunyai luas permukaan yang sama
seperti partikel yang diperiksa (3).
Metode-metode yang digunakan untuk
menentukan ukuran partikel:
·
Mikroskopi Optik
Menurut metode
mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi, diencerkan atau tidak diencerkan, dinaikkan
pada suatu slide dan ditempatkan pada pentas mekanik. Di bawah mikroskop
tersebut, pada tempat di mana partikel terlihat, diletakkan mikrometer untuk
memperlihatkan ukuran partikel tersebut. Pemandangan dalam mikroskop dapat
diproyeksikan ke sebuah layar di mana partikel-partikel tersebut lebih mudah
diukur, atau pemotretan bisa dilakukan dari slide yang sudah disiapkan dan
diproyeksikan ke layar untuk diukur (3).
Kerugian dari metode ini adalah bahwa
garis tengah yang diperoleh hanya dari dua dimensi dari partikel tersebut,
yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada perkiraan yang bisa diperoleh untuk
mengetahui ketebalan dari partikel dengan memakai metode ini. Tambahan lagi,
jumlah partikel yang harus dihitung (sekitar 300-500) agar mendapatkan suatu
perkiraan yang baik dari distribusi ,
menjadikan metode tersebut memakan waktu dan jelimet. Namun demikian pengujian
mikroskopis dari suatu sampel harus selalu dilaksanakan, bahkan jika digunakan
metode analisis ukuran partikel lainnya, karena adanya gumpalan dan
partikel-partikel lebih dari satu komponen seringkali bisa dideteksi dengan
metode ini (3).
·
Pengayakan
Suatu metode yang paling
sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan ukuran partikel adalah metode
analisis ayakan. Di sini penentunya adalah pengukuran geometrik partikel.
Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut meningginya lebarnya jala ayakan
penguji yang disusun ke atas. Bahan yang akan diayak dibawa pada ayakan teratas
dengan lebar jala paling besar. Partikel, yang ukurannya lebih kecil daripada
lebar jala yang dijumpai, berjatuhan melewatinya. Mereka membentuk bahan halus (lolos). Partikel yang
tinggal kembali pada ayakan, membentuk bahan kasar. Setelah suatu waktu ayakan
tertentu (pada penimbangan 40-150 g setelah kira-kira 9 menit) ditentukan
melalui penimbangan, persentase mana dari jumlah yang telah ditimbang ditahan
kembali pada setiap ayakan (3).
·
Dengan cara sedimentasi
Cara ini pada prinsipnya menggunakan rumus sedimentasi
Stocks.
Dasar untuk metode ini adalah Aturan
Stokes:
t h √ (ρ- ρo)g 18 η
d = √
Metode yang digunakan
dalam penentuan partikel cara sedimentasi ini adalah metode pipet, metode
hidrometer dan metode malance.(1).
Partikel dari serbuk obat
mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran kurang lebih 10.000 mikron atau 10
milimikron atau mungkin juga sangat halus mencapai ukuran koloidal, 1 mikron
atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk ini mempunyai standar, maka USP
menggunakan suatu batasan dengan istilah “very coarse, coarse, moderately
coarse, fine and very fine”, yang dihubungkan dengan bagian serbuk yang mempu
melalui lubang-lubang ayakan yang telah distandarisasi yang berbeda-beda
ukurannya, pada suatu periode waktu tertentu ketika diadakan pengadukan dan
biasanya pada alat pengaduk ayakan secara mekanis (2).
I.2 Uraian Bahan
1. Talk ( 6; 591)
Nama Resmi :
Talcum
Sinonim :
Talk
Pemerian :
Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari
butiran, warna putih atau putih kelabu.
Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai sampel
- ZnO ( 6; 636 )
Nama Resmi : Zinci Oxydum
Sinonim : Seng
Oksida
Pemerian : Serbuk
amorf, sangat halus, putih atau putih
kekuningan,
tidak berbau, tidak berasa, lambat laun
menyerap karbon dioksida dari udara.
Kelarutan : Praktis
tidak larut dalam air dan dalam etanol
(95%) P; larut dalam asam mineral encer dan
dalam larutan alkali hidroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah
tertutup baik.
Khasiat :
Antiseptikum lokal
Kegunaan : Sebagai
sampel.
II.3 Prosedur Kerja
Cara Ayakan (1) :
- Ayakan bersihkan dahulu dengan menyikat ayakan
secara perlahan-lahan menggunakan
kuas bersih dan kering. Pasang
set ayakan secara teratur nomor mesh besar di bawah, yang kecil di atas.
- Timbang
kurang lebih 25 g zat yang akan diukur partikelnya, tempatkan di atas
ayakan paling atas. Tutup dan jalankan mesin dengan kecepatan separuh
dari kecepatan maksimum. Biarkan
bekerja selama setengah jam.
- Matikan
mesin dan ayakan dibuka serta masing-masing frkasi ditimbang teliti
menggunakan neraca analitik.
- Catat
data yang diperoleh.
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat
dan bahan
III.1.1 Alat
yang digunakan
Alat yang digunakan dalam percobaan
ini adalah ayakan nomor mesh 20, 40, 60, 80, 100, mesin pengayak, sikat tabung,
timbangan miligram, timbangan gram kasar
III.1.2 Bahan
yang digunakan
Bahan yang digunakan dalam
percobaan ini adalah ZnO, talk, kertas timbang dan tissue roll.
III.2 Cara Kerja
1.
Disiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan
2.
Ditimbang ZnO dan
talk masing-masing sebanyak 25 g
3.
Setiap ayakan
lebih dahulu dibersihkan dengan sikat tabung kemudian dilap dengan tissue untuk
memastikan keringnya pengayak maupun tidak terdapatnya partikel tertingggal
lagi yang dapat menghalangi proses pengayakan.
4.
Ayakan kemudian
diset pemasangnya pada fibrator pengayak dengan nomor mesh 100 berada paling
bawah disusul secara berurutan ke atas : 80, 60, 40 dan teratas nomor mesh 20.
5.
Talk yang telah
ditimbang 25 g ditempatkan pada pengayak nomor mesh 20, ditutup rapat mesin
fibrator, kemudian mesin dijalankan dengan kecepatan 5 rpm (rotasi per minutes)
dan diset waktu pengayakan selama 10 menit.
6.
Setelah 10 menit,
mesin fibrator akan berhenti secara otomatis. Ayakan kemudian masing-masing
dibuka/diambil dari mesin fibrator.
7.
Fraksi serbuk yang tertinggal pada masing-masing pengayak
dengan nomor mesh berbeda ditimbang menggunakan timbangan miligram.
8.
Dicatat data yang diperoleh dan dihitung nilai % tertahan
serta ukuran diameter partikel rata-rata pati jagung.
9.
Dilakukan urutan kerja seperti di atas dengan sampel ZnO
sebanyak 25 g.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV.1 Data pengamatan
1.
ZnO
No. Mesh |
d (mm) |
g (gram) |
n (%) |
n x d |
|
20 |
0,850 |
0,8 |
3,865 |
3,285 |
|
40 |
0,425 |
15,1 |
72,947 |
31,000 |
|
60 |
0,250 |
2,7 |
13,043 |
3,261 |
|
80 |
0,212 |
1,5 |
7,246 |
1,536 |
|
100 |
0,200 |
0,6 |
2,899 |
0,580 |
|
S |
20,7 |
100,0 |
39,662 |
|
2.
Talk
No. Mesh |
d (mm) |
g (gram) |
n (%) |
n x d |
|
20 |
0,850 |
0,2 |
2,899 |
2,464 |
|
40 |
0,425 |
2,3 |
33,333 |
14,167 |
|
60 |
0,250 |
1,4 |
20,280 |
5,070 |
|
80 |
0,212 |
1,5 |
21,739 |
4,608 |
|
100 |
0,200 |
1,5 |
21,739 |
4,348 |
|
S |
6,9 |
99,99 |
30,657 |
|
Keterangan : d =
diameter mesh
g = bobot / berat tertahan
n = % berat tertahan
Massa yang tertahan pada no mesh
% tertinggal = x 100 %
Jumlah seluruh massa yang tertahan
IV.2 Perhitungan
S n.d
Dln
= atau
S n
Keterangan = dln =
diameter panjang rata-rata
n = % Berat tertahan
d = diameter lubang ayakan
a.
Diameter ZnO
S n.d
39,662
Dln = =
S n 100,0
=
0,3966 mm
b.
Diameter talk
S n.d 30,657
Dln = =
S n 99,99
= 0,3066 mm
BAB
V
PEMBAHASAN
Mikromiretik biasanya
diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel kecil. Pengertian ini
sangat penting untuk diketahui oleh mahasiswa farmasi khususnya dalam membahas
obat sediaan padat seperti kapsul ,tablet, granul, sirup kering. Ukuran
partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran diameter
rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata, volume rata-rata
dan sebagainya. Pada umumnya pengertian ukuran partikel disini adalah
ukuran diameter rata-rata.
Ada beberapa metode yang
digunakan untuk menentukan ukuran partikel, bentuk partikel, luas permukaan
partikel, maupun ukuran pori. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan
kekurangan.
A. METODE
UNTUK MENENTUKAN UKURAN PARTIKEL
Banyak metode yang tersedia untuk
menentukan ukuran partikel. Yang diutarakan disini hanyalah metode yang
digunakan secara luas dalam praktek di bidang farmasi serta metode yang
merupakan ciri dari suatu prinsip khusus. Pada bagian ini akan dibicarakan
metode pengukuran seperti mikroskopi, pengayakan, sedimentasi, dan penentuan jumlah
volume. Namun, tidak ada satu pun cara pengukuran yang
benar-benar merupakan metode langsung. Walaupun dengan mikroskop kita dapat
melihat gambaran partikel yang sesungguhnya, hasil yang didapat kemungkinan
besar tidak lebih ”langsung” dari pada menggunakan metode lain, karena hanya
dua dari tiga dimensi partikel yang bisa terlihat.
Mikroskopi Optik, adalah mungkin
untuk menggunakan mikroskop biasa untuk pengukuran ukuran partikel yang
berkisar dari 0,2 µm sampai kira-kira 100 µm. Menurut metode mikroskopik, suatu
emulsi atau suspensi, diencerkan atau tidak diencerkan, dinaikkan pada suatu
slide dan ditempatkan pada pentas mekanik. Kerugian dari metode mikroskopis
adalah bahwa garis tengah yang diperoleh hanya dari dua dimensi dari partikel
tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada perkiraan yang bisa
diperoleh untuk mengetahui ketebalan dari partikel dengan menggunakan metode
ini. Namun demikian, pengujian mikroskopik dari suatu sampel harus selalu
dilaksanakan, bahkan jika digunakan metode analisis ukuran partikel lainnya,
karena adanya gumpalan dan partikel-partikel lebih dari satu komponen
seringkali bisa dideteksi dengan metode ini.
Pengayakan, pada metode ini digunakan suatu seri ayakan standar yang
dikalibrasi oleh The National Bureau of Standard. Ayakan umumnya digunakan
untuk memilih partikel-partikel yang lebih kasar; tetapi jika digunakan dengan
sangat hati-hati, ayakan-ayakan tersebut bisa digunakan untuk mengayak bahan
sampai sehalus 44 mikrometer (ayakan no.325). menurut metode U. S. P untuk
menguji kehalusan serbuk suatu massa sampel tertentu ditaruh suatu ayakan yang
cocok dan digoyangkan secara mekanik. Serbuk tersebut digoyang-goyangkan selama
waktu tertentu, dan bahan yang melalui satu ayakan ditahan oleh ayakan
berikutnya yang lebih halus serta dikumpulkan, kemudian ditimbang. Jika
diinginkan analisis yang lebih rinci, ayakan bisa disusun lima berturut-turut
mulai dari yang kasar di atas, sampai dengan yang terhalus di bawah. Satu
sampel serbuk yang ditimbang teliti ditempatkan pada ayakan paling atas, dan
setelah ayakan tersebut digoyangkan untuk satu periode waktu tertentu, serbuk
yang tertinggal di atas tiap saringan ditimbang. Kesalahan pengayakan akan
timbul dari sejumlah variabel termasuk beban ayakan dan lama serta intensitas
penggoyangan.
Sedimentasi (pengayakan). Penggunaan ultrasentrifugasi untuk penentuan berat
molekul dari polimer tinggi. Penggunaan ultrasentrifugasi dapat menghasil suatu
kekuatan sejuta kali gaya gravitasi. Beberapa metode sedimentasi yang digunakan
adalah metode pipet, metode timbangan, dan metode hidrometer namun hanya metode
pipet yang akan dibicarakan karena teknik tersebut mengkombinasikan kemudahan
analisis, ketelitian/ketepatan, dan ekonomisme alat tersebut. Cara analisisnya
adalah : suspensi 1 atau 2% dari partikel-partikel dalam suatu medium yang
mengandung zat pendeflokulasi yang sesuai dimasukkan ke dalam bejana selinder
sampai tanda 550 ml. Bejana bertutup itu dikocok untuk mendistribusikan
partikel-partikel secara merata keseluruh suspensi dan alat tersebut, dengan
pipet di tempatnya, dijepit dengan kuat dalam suatu bak yang bertemperatur
konstan. Pada berbagai interval waktu, diambil 10 ml sampel dan
dikeluarkan melalui penutupnya. Sampel tersebut diuapkan, ditimbang atau
dianalisis dengan cara lain yang cocok untuk mengoreksi zat pendeflokulasi yang
telah ditambahkan.
Pengukuran Volume Partikel. Suatu
alat yang mengukur volume partikel adalah Coulter counter. Alat khusus ini
bekerja berdasarkan prinsip bahwa jika suatu partikel disuspensikan dalam suatu
cairan yang mengkonduksi melalui suatu lubang kecil, yang pada kedua sisinya
ada elektroda, akan terjadi suatu perubahan tahan listrik. Dalam pengerjaan,
suatu volume suspensi encer dipompakan melalui lubang tersebut. Karena suspensi tersebut encer, partikel-partikel
dapat melewatinya satu per satu pada suatu waktu. Digunakan suatu tegangan
listrik yang konstan melewati elektroda-elektroda tersebut, sehingga
menghasilkan suatu aliran. Ketika partikel tersebut berjalan melewati lubang,
partikel itu akan menggantikan volume elektrolitnya, dan hal ini mengakibatkan
kenaikan tahanan di antara kedua elektroda tersebut. Alat tersebut mencatat
secara elektronik semua patikel-partikel yang menghasilakan pulsa yang ada
dalam dua nilai ambang dari penganalisis. Dengan memvariasi nilai ambang secara
sistematik dan menghitung jumlah partikel dalam suatu ukuran sampel yang
konstan, maka memungkinkan untuk memperoleh suatu distribusi ukuran partikel.
Alat ini sanggup menghitung partikel pada laju kira-kira 4000 per detik, dan
dengan demikian baik penghitungan
keseluruhan maupun distribusi ukuran partikel diperoleh dalam waktu yang
relatif singkat. Coulter counter telah berguna dalam ilmu farmasi untuk
menyelidiki pertumbuhan partikel dan disolusi serta efek zat antibakteri
terhadap pertumbuhan mikroorganisme.
B. BENTUK
PARTIKEL
Pengetahuan
mengenai bentuk dan luas suatu partikel dikehendaki. Bentuk partikel
mempengaruhi aliran dan sifat-sifat pengemasan dari suatu serbuk, juga
mempunyai beberapa pengaruh terhadap luas permukaan. Luas permukaan persatuan
berat atau volume merupakan suatu karakteristik serbuk yang penting jika
seseorang mempelajari adsorpsi permukaan dan laju disolusi.
Bentuk Partikel. Suatu bola mempunyai luas permukaan minimum per satuan
volume. Makin tidak simetris suatu partikel, makin besar luas
permukaan per satuan volumenya. Seperti telah dibicarakan sebelumnya, suatu
partikel berbentuk bola diberi ciri sempurna dengan garis tengahnya. Jika
partikel menjadi lebih tidak simetris, makin sulit untuk menetapkan garis
tengan yang berarti bagi partikel tersebut. Untuk mendapatkan suatu pekiraan
dari permukaan atau volume dari suatu partikel yang mempunyai bentuk tidak
bulat, seseorang harus memilih suatu garis tengah yang merupakan karakteristik
dari partikel tersebut dan menghubungkan garis tengah ini dengan luas permukaan
atau volumenya dengan menggunakan suatu faktor koreksi.
C. METODE
UNTUK MENENTUKAN LUAS PERMUKAAN
Luas
permukaan dari suatu sampel serbuk dapat dihitung dari pengetahuan distribusi
ukuran partikel yang diperoleh dengan menggunakan salah satu metode yang telah
diterangkan secara singkat sebelumnya. Ada dua metode yang biasa digunakan :
pertama, jumlah dari suatu zat terlarut gas atau cairan yang adsorbsikan di
atas sampel serbuk tersebut agar membentuk suatu lapisan tunggal (monolayer)
adalah suatu fungsi langsung dari luas permukaan sampel. Metode kedua
bergantung pada kenyataan bahwa laju suatu garis atau cairan mempermeasi
(menembus) suatu bentangan serbuk berhubungan dengan luas permukaan yang
mengadakan kontak dengan permean (zat yang menembus).
Metode Adsorpsi. Partikel-partikel
dengan luas permukaan spesifik besar merupakan adsorben yang baik untuk
adsorpsi. Dalam menentukan permukaan adsorben, volume dari gas yang teradsorpdi
dalam cm3 per gram adsorben bisa diplot terhadap tekanan gas
tersebut pada temperatur konstan untuk memberikan bentuk lapisan tunggal yang
diikuti oleh pembentukan lapisan rangkap. Alat
yang digunakan untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk menghitung
luas permukaan dan struktur pori dari serbuk-serbuk farmasetik ialah
Quantasorb. Alat ini sedemikian sensitifnya sehingga sampel serbuk
yang sangat sedikit dapat dianalisis. Pengembangan alat ini dapat digunakan
untuk sejumlah gas tunggal atau campuran gas sebagai adsorban dalam suatu jarak
temperatur.
Metode Permeabilitas Udara. Prinsip
tahanan terhadap aliran dari suatu cairan, melalui suatu sumbat dari serbuk
kompak adalah luas permukaan dari serbuk tersebut. Makin besar luas permukaan
per gram serbuk makin besar pula tahanan aliran. Alat yang digunakan pada
metode ini yaitu Fisher Subsieve Sizer. Oleh karena alatnya sederhana dan
penetapan dapat dilakukan dengan cepat, maka metode permeabilitas ini banyak
digunakan secara luas dalam bidang farmasi untuk penentuan permukaan spesifik,
terutama bila tujuannya adalah untuk mengontrol variasi dari suatu batch ke
batch lainnya.
D. UKURAN
PORI
Bahan-bahan
yang mempunyai luas spesifik tinggi bisa mempunyai retakan-retakan dan
pori-pori yang adsorbsi gas dan uap, seperti air, ke dalam sela-selanya. Serbuk
obat yang relatif tidak larut dalam air bisa melarut lebih atau kurang cepat
dalam medium air bergantung pada adsorpsinya terhadap kelembapan atau udara.
Sifat-sifat lain yang penting secara farmasetis, seperti laju disolusi obat
dari tablet bisa juga bergantung pada karakteristik adsorpsi dari serbuk obat.
Ukuran partikel bahan obat
padat mempunyai peranan atau pengaruh besar dalam pembuatan sediaan obat dan
juga terhadap efek fisiologisnya. Pada percobaan kali ini dilakukan pengukuran
diameter partikel serbuk talkum dan seng oksida dengan mneggunakan metode
ayakan. Keuntungan dari metode ini adalah alat yang digunakan sangat sederhana,
penggunaannya mudah dan cepat, serta pengontrolan kecepatan dan waktu
pengayakan yang konstan. Tetapi, jika dibandingkan dengan metode mikroskopik,
metode ayakan memberikan hasil pengukuran yang kurang teliti dan kurang akurat
serta memerlukan kuantitas bahan yang cukup banyak.
Dalam pengukuran partikel
dengan menggunakan metode ayakan, pengayak yang digunakan terlebih dahulu harus
dibersihkan untuk menghindari kesalahan penghitungan hasil ayakan yang
disebabkan karena tertutupnya lubang-lubang ayakan dengan zat atau benda lain Ayakan
di susun dari atas ke bawah (mesh terkecil ke nomor mesh tertinggi), lalu bahan
disimpan di ayakan teratas. Adapun caranya sejumlah zat ( ZnO dan talk )
ditimbang 25 gram dan dimasukkan dalam ayakan yang telah disusun dengan urutan
dari nomor mesh yang besar di atas dan yang paling kecil di bawah. Setelah
partikel menerobos ayakan barulah ditimbang masing-masing zat tersebut yang
tertinggal di atas ayakan. Keuntungan dari metode ini adalah alat yang
digunakan sangat sederhana, penggunaannya mudah dan cepat, serta pengontrolan
kecepatan dan waktu pengayakan yang konstan.
Dari hasil percobaan diperoleh diameter rata-rata dari talkum yaitu 0,3066 mm sedangkan
diameter rata-rata dari ZnO adalah 0,3966 mm. Berdasarkan literatur, jika
derajat halus serbuk dinyatakan dengan no.1, dimaksudkan bahwa semua serbuk
dapat melewati pengayak dengan nomor tersebut. Jika derajat serbuk dinyatakan
dengan no.2, dimaksudkan bahwa serbuk tersebut dapat melewati pengayak dengan
nomor terendah dan tidak lebih dari 40 % dapat melalui pengayak dengan nomor
tertinggi.
Derajat halus serbuk tidak dapat diabaikan pada formulasi sediaan farmasi,
karena sifat ini berkaitan dengan kehomogenitasan bentuk sediaan dan
kandungannya, dimana persyaratan tersebut termasuk salah satu rangkian dari
evaluasi yang dilakukan terhadap produk jadi (segera setelah produk dihasilkan)
yang menyatakan layak atau tidaknya produk tersebut dipasarkan di masyarakat,
yang sangat berkaitan erat kembali pada memenuhi syarat atau tidaknya sediaan
tersebut mencapai efek terapi.
Pengukuran derajat halsu
serbuk menurut USP, diprosedurkan bahwa suatu massa sampel tertentu ditaruh
pada suatu ayakan yang cocok dan digoyangkan secara mekanik. Serbuk tersebut
digoyangkan selama waktu tertentu, dan bahan yang melalui satu ayakan ditahan
oleh ayakan berikutnya yang lebih halus serta dikumpulkan, kemudian ditimbang.
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka dapat dikatakan bahwa ZnO
termasuk serbuk halus dan talk termasuk serbuk agak halus.
Hasil yang diperoleh dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
- Kesalahan penimbangan hasil
ayakan.
- Ayakan yang tidak bersih sehingga
mempengaruhi hasil.
·
Hasil ayakan yang berkurang karena terbang oleh angin
BAB VI
P E N U T U P
VI.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan maka disimpulkan bahwa :
1.
Serbuk talk
mempunyai ukuran diameter partikel rata-rata 0,3066mm.
2.
Serbuk ZnO
mempunyai ukuran diameter partikel rata-rata 0,3966mm.
VI.2 Saran
Sebaiknya percobaan ini
dilakukan dengan metode lain agar diperoleh perbandingan yang lebih jelas
antara metode satu dengan lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Tim asisten., (2008) “Penuntun Praktikum Farmasi Fisika”,
Jurusan Farmasi, UNHAS, Makassar.
2.
Voigt, R., (1994), “Buku Pelajaran teknologi Farmasi”,
edisi V, Cetakan I, UGM Press, Yogyakarta, 45, 47, 51.
3.
Martin, A.,
(1990), “Farmasi Fisika”, Buku II, UI Press, Jakarta, 1022-1023, 1036-1038.
4.
Moechtar.,
(1990), “Farmasi Fisika”, UGM Press, Yogyakarta, 169.
5.
Parrot, L,E., (1970), “Pharmaceutical Technologi”,
Burgess Publishing Company, Mineapolish, 11, 12
6.
Ditjen POM.,
(1979), “Farmakope Indonesia”, edisi III, Jakarta, 591, 635.
Komentar
Posting Komentar