1.1 Latar Belakang
Karbohidrat
atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil
energi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Walaupun lemak
menghasilkan energi lebih besar, namun karbohidrat lebih banyak di konsumsi
sehari-hari sebagai bahan makanan pokok, terutama pada negara sedang
berkembang. Di negara sedang berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80%
dari total kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin bisa mencapai 90%.
Sedangkan pada negara maju karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40-60%. Hal ini
disebabkan sumber bahan makanan yang mengandung karbohidrat lebih murah
harganya dibandingkan sumber bahan makanan kaya lemak maupun protein.
Karbohidrat banyak ditemukan pada serealia (beras, gandum, jagung, kentang dan
sebagainya), serta pada biji-bijian yang tersebar luas di alam. Karbohidrat
termasuk penyusun sel karena penyusun sel terdiri dari molekul organik, yaitu
molekul yang mengandung atom karbon (C), hidrogen (H), dan aksigen (O). Secara
biologis, karbohidrat memiliki fungsi sebagai bahan baku sumber energi baik
pada hewan, manusia dan tumbuhan. Sumber karbohidrat nabati dalam bentuk
glikogen, hanya dijumpai pada otot dan hati dan karbohidrat dalam bentuk
laktosa hanya dijumpai di dalam susu. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat di
bentuk dari basil reaksi CO2 dan H2O melalui proses foto sintese di dalam
sel-sel tumbuh-tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil). Matahari
merupakan sumber dari seluruh kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda dari
kehidupan tidak akan dijumpai. Manusia membutuhkan karbohidrat dalam jumlah
tertentu setiap harinya. Walaupun tubuh tidak membutuhkan dalam jumlah yang
khusus, kekurangan karbohidrat yang sangat parah akan menimbulkan masalah.
Diperlukan sekitar 2 gram karbohidrat per Kg berat badan sehari untuk mencegah
terjadinya ketosis. Secara keseluruhan tubuh harus mempertahankan keseimbangan
tertentu dalam utilisasi karbohidrat, lemak dan protein sebagai sumber energi.
I.2 Maksud dan Tujuan percobaan
1.2.1
Maksud percobaan :
Adapun maksud dari
percobaan ini yaitu untuk megetahui sifat-sift karbohidat
1.2.2 Tujuan
Percobaan
Adapun maksud dari
percobaan ini yaitu:
- Untuk
mengidntifikasi karbohidrat secra kualitatif
- Untuk membedakan
monsakarida dan disakarid
- Untuk menentukan
kadar gula ecara kasar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. I Teori umum
Karbohidrat berfungsi sebagai penyedia energi yang utama.
Protein dan lemak berperan juga sebagai sumber energi bagi tubuh kita, tetapi
karena sebagian besar makanan terdiri atas karbohidrat, maka karbohidratlah
yang terutama merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Amilum atau pati,
selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan glukosa merupakan beberapa senyawa
karbohidrat yang penting dalam kehidupan manusia. Molekul karbohidrat terdiri
atas atom-atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Jumlah atom hidrogen dan oksigen
merupakan perbandingan 2:1 seperti pada molekul air. Dahulu orang berkesimpulan
adanya air dalam karbohidrat. Karena hal ini maka dipakai kata karbohidrat,
yang berasal dari kata “karbon” dan “hidrat” atau air. Walaupun pada
kenyataannya senyawa karbohidrat tidak mengandung molekul air, kata karbohidrat
tetap digunakan. Senyawa karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya
saja, tetapi yang penting ialah rumus strukturnya. (McGilvery&Goldstein,
1996)
Pada
senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus fungsi yaitu gugus –OH, gugus
aldehida atau gugus keton. Struktur karbohidrat selain mempunyai hubungan
dengan sifat kimia yang ditentukan dengan sifat fisika, dalam hal ini juga
aktivitas optik. (McGilvery&Goldstein, 1996)
Jika
kristal glukosa murni dilarutkan dalam air, maka larutannya akan memutar cahaya
terpolarisasi ke arah kanan. Namun bila larutan itu dibiarkan beberapa waktu
dan diamati putarannya, terlihat bahwa sudut putaran berubah menjadi semakin
kecil, hingga lama-kelamaan menjadi tetap. Peristiwa ini disebut mutarotasi,
yang berarti perubahan rotasi atau perputaran. (McGilvery & Goldstein,
1996)
Sir
Walter Norman Haworth (1883-1950) seorang ahli kimia Inggris yang pada tahun
1937 memperoleh hadiah nobel untuk ilmu kimia, berpendapat bahwa pada molekul
glukosa kelima atom karbon yang pertama dengan atom oksigen dapat membentuk
cincin segi enam. Oleh karena itu, ia mengusulkan penulisan rumus struktur
karbohidrat sebagai bentuk cincin furan atau piran. (McGilvery & Goldstein,
1996)
Berbagai
senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat mempunyai molekul yang berbeda-beda
ukurannya, yaitu dari senyawa yang sederhana yang mempunyai berat molekul 90
hingga senyawa yang memiliki berat molekul 500.000 bahkan lebih. Berbagai
senyawa tersebut dibagi dalam tiga golongan, yaitu monosakarida, oligosakarida
dan polisakarida. (McGilvery&Goldstein, 1996)
Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya
terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara
hidrolisis dalam kondisi lunak menjado karbohidrat lain. Monosakarida yang
oaling sederhana adalah gliseraldehida dan dihidroksiaseton.
(McGilvery&Goldstein, 1996)
- Glukosa
Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi yang tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah ini dapat bertambah setelah kita makan makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam sesudah itu, jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. (Harper et al, 1979). - Fruktosa
Madu lebah selain mengandung glukosa juga mengandung fruktosa. Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut juga levulosa. Pada umumnya monosakarida dan disakarida mempunyai rasa manis. (Harper etal, 1979). - Galaktosa
Monosakarida ini jarang terdapat bebas dalam alam. Umumnya berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. (Harper et al, 1979).
Oligosakarida
Senyawa
yang termasukoligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul
monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berikatan satu dengan yang lain,
membentuk satu molekul disakarida. Oligosakarida yang lain adalah trisakarida
yaitu yang terdiri atas tiga molekul monosakarida dan tetrasakarida yang
terbentuk dari empat molekul monosakarida. Oligosakarida yang paling banyak
terdapat di alam adalah disakarida. (McGilvery&Goldstein, 1996)
1.
Sukrosa
Sukrosa
adalah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu meupun
dari bit. Selain dari tebu dan bit, sukrosa terdapat pada tumbuhan lain,
misalnya dalam buah nanas dan dalamwortel. Dengan hidrolisis sukrosa akan
terpecah dan menghasilkan glukosa dan fruktosa. (McGilvery&Goldstein, 1996)
Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke
kanan. Hasil yang diperoleh dari reaksi hidrolisis adalah glukosa dan fruktosa
dalam jumlah yang ekuimolekuler. Glukosa memutar cahaya terpolarisasi ke kanan,
sedangkan fruktosa ke kira. Oleh karena fruktosa memiliki rotasi spesifik lebih
besar dari glukosa, maka campuran glukosa dan fruktosa sebagai hasil hidrolisis
itu memutar ke kiri. Proses ini disebut inverse. hasil hidrolisis sukrosa yaitu
campuran glukosa dan fruktosa disebut gula invert. Madu lebah sebagian besar
terdiri atas gula invert dan dengan demikian madu mempunyai rasa lebih manis
daripada gula. Apabila kita makan makanan yang mengandung gula, maka dalam usus
halus, sukrosa akan diubaha menjadi glukosa dan fruktosa oleh enzim sukrase
atau invertase. (McGilvery&Goldstein, 1996)
2.
Laktosa
Dengan menghidrolisis laktosa akan
menghasilkan D-galaktosa dan D-gluokosa, karena itu laktosa adalah suatu
disakarida. Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon nomor 1
pada galaktosa dan atom karbon nomor 4 pada glukosa. Oleh karenanya molekul
laktosa mempunyai sifat mereduksi gugus –OH glikosidik. Dengan demikian laktosa
memiliki sifat mereduksi dan mutarotasi. Biasanya laktosa mengkristal dalam
bentuk a. Dalam susu terdapat laktosa yang
sering disebut gula susu. t. (McGilvery&Goldstein, 1996)
3.
Maltosa
Maltosa
adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. ikatan yang
terjadi ialah antara atom karbon nomor 1 dan atom karbon nomor 4, oleh
karenanya maltosa masih mempunyai gugus –OH glikosidik dan dengan demikian
masih mempunyai sifat mereduksi. Maltosa merupakan hasil antara dalam proses
hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan enzim. (McGilvery&Goldstein,
1996)
Polisakarida
Pada
umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada mono
dan oligosakarida, Molekul polisakarida terdiri atas banyak molekul
monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam monosakarida saja
disebut homopolisakarida, sedangkan yang menagdung senyawa lain disebut
heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa berwarna putih dan
tidak berbentuk kristal, tidak memiliki rasa manis dan tidak memiliki sifat
mereduksi. Berat molekut polisakarida bervariasi dari beberapa ribu hingga
lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air akan membentuk
larutan koloid. beberapa polisakarida yang penting diantaranya adalah amilim,
glikogen, dekstrin dan selulosa. (McGilvery&Goldstein, 1996)
1. Amilum
Polisakarida
ini terdapat banyak di alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan. Amilum atau
dalam bahasa sehari-hari disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang dan
biji-bijian. (McGilvery&Goldstein, 1996)
Amilum
terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari
glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin. Amilosa
terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan a
1,4-glikosidik, jadi molekulnya merupakan rantai terbuka. Amilopektin juga
terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan
1,4-glikosidik dan sebagian lagi ikatan 1,6-glikosidik. Adanya ikatan
1,6-glikosidik ini menyebabkan terjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin
berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar
daripada molekul amilosa karena terdiri atas lebih dari 1.000 unit glukosa.
Butir-butir pati tidak larut dalam air dingin tetapi apabila suspensi dalam air
dipanaskan, akan terbentuk suatu larutan koloid yang kental. larutan koloid ini
apabila diberi larutan iodium akan berwarna biru. Warna biru tersebut
disebabkan oleh molekul amilosa yang membentuk senyawa. Amilopektin dengan
iodium akan memberikan warna ungu atau merah lembayung.
(McGilvery&Goldstein, 1996)
Amilum
dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan
glukosa. hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amylase. Dalam
ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amylase yang
bekerja terhadap amilum yang terdapat dalam makanan kita. Oleh enzim amylase,
amilum diubah menjadi maltosa dalam bentuk b maltosa. (McGilvery&Goldstein,
1996)
II.2. Uraian Bahan
1. Amilum (Dirjen POM Edisi III : 720)
Nama
resmi
: Amylum
Nama
lain
: Amilum
RM /
BM
: C6H20O10. H2O
Pemerian
: Serbuk halus, kadang-kadang berupa gumpalan kecil; tidak
berbau; tidak berasa.
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol
(95%)P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, di tempat sejuk
dan kering.
Kegunaan : Sebagai sampel.
2. Asam Klorida (Dirjen POM Edisi III : 649)
Nama
resmi
: Acidum hydrochloridum
Nama
lain
: Asam klorida
RM /
BM
: HCl / 36,46
Pemerian
: Cairan tidak berwarna, berasap,
bau merangsang, jika diencerkan dengan 2
bagian air, asap dan bau yang hilang.
Kelarutan
: Larut dalam dua bagian air.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
: Sebagai pereaksi.
3. Aquadest (Dirjen POM Edisi III : 96)
Nama
resmi
: Aqua destillata
Nama
lain
: Air suling, aquadest
RM /
BM
: H2O / 18,02
Pemerian
: Cairan jernih, tidak berwarna,
tidak berasa, dan tidak berbau
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai pelarut.
5. Glukosa (Dirjen POM Edisi III : 268)
Nama
resmi
: Glucosum
Nama
lain
: Glukosa
RM /
BM
: C6H12O6 / 198,17
Pemerian
: Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau butiran
putih, tidak berbau, rasa manis.
Kelarutan
: Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, agak
sukar larut dalam etanol (95%)P mendidih, sukar larut dalam etanol (95%)P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
baik
Kegunaan : Sebagian sampel.
6. Natrium Hidroksida (Dirjen POM Edisi III : 412)
Nama
resmi
: Natrii hydroksidum
Nama
lain
: Natrium hidroksida
RM /
BM
: NaOH / 40,00
Pemerian
: Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keeping, kering, keras,
rapuh, dan menunjukkan susunan hablur, putih, mudah meleleh basa. Sangat
alkalis dan korosif. Segera menyerap karbondioksida.
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%).
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai pereaksi..
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Alat
dan Bahan
II.1.1 Alat
– alat yang digunakan
Adapun Alat-alat
yang digunakan pada praktikum ini adalah corong, gegep, korek api, lampu
spiritus, penangas air, pipet
skala, pipet tetes, tabung reaksi dan
rak tabung,
II.I.2 Bahan – bahan
Adapun bahan-bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah amilum, glukosa, HCl pekat, H2SO4,
laktosa, larutan barfoed, larutan benedict, dan larutan molisch.
III.3 Cara Kerja
a. Uji mollisch
-
Disiapakan alat dan bahan
-
Di isi 3 tabung reaksi masing- masing tabung reaksi di pipet
1 ml larutan karbohidrat (laktosa,
sukrosa dan amilum di masing-masing tabung reaksi )
-
Di pipet 3 tetes pereaksi mollisch di masukkan kedalam
masing-masing tabung reaksi yang berisi laruta karbohidrat
-
Di pipet 1 ml H2SO4 pekat di masukkan kedalam
masing-masing tabung reaksi (lewat dinding tabung )
-
Di amati ( terjadi
cicin merah ungu )
-
Di catat
b. Uji Barfoed
-
Disiapkan alat bahan
-
Disiapkan 3 tabung reaksi di isi dengan 5 tetes larutan
karbohidrat karbohidrat (laktosa, sukrosa dan amilum di masing-masing tabung
reaksi
-
Di pipet 2 tetes pereaksi barfoend
-
Dipanskan selama 5 samapi 10 menit (yang paling cepat
berubah warnanya adalah monosakarida ) tutup meggunakan aluminum foil
-
Di amati perbahan
c. Uji Benedid
-
Disiapakan alat dan bahan
-
Di isi 3 tabung reaksi masing- masing tabung reaksi di pipet
1 ml larutan karbohidrat (laktosa,
sukrosa dan amilum di masing-masing tabung reaksi )
-
Di pipet 3 tetes pereaksi benedid di masukkan kedalam
masing-masing tabung reaksi yang berisi laruta karbohidrat
-
Di panaskan selama 5 menit titip dengan aliminium foil
-
Dilihat perubahan warna
DAFTAR PUSTAKA
Goldstein, Dan. (2005). The Hearing Impaired Child. London
dan New York : RoutledgeFalmer.
Harper H.A., V.W. Roowell and P. A. Mayer. 1979. Terjemahan
Muliawan, Biokimia Ed ke 17. Lange Medical Publ. Los Altos. California. USA.
Penerbit Buku Kedokteran E.G.C. Jakarta
McGilvery, R.W., dan Goldstein, G.W. (1996). Biokimia: Suatu
Pendekatan Fungsional. Edisi Ketiga. Surabaya: Airlangga University Press.
Halaman 925,926929.
Komentar
Posting Komentar