“FORMULASI DAN EVALUASI FISIK KRIM BODY SCRUB DARI EKSTRAK TEH HITAM (Camellia sinensis), VARIASI KONSENTRASI EMULGATOR SPAN-TWEEN 60”
Dosen pengampu : Arfiani
Arifin, S.Si., Apt
MAKALAH
TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR
“FORMULASI
DAN EVALUASI FISIK KRIM BODY SCRUB
DARI EKSTRAK TEH HITAM (Camellia sinensis),
VARIASI KONSENTRASI EMULGATOR SPAN-TWEEN 60”
OLEH :
1. NURFITRIANA 15031014077
2. NUR FADLIAH 15031014080
3. HESTRI PARENRENGI 15031014069
4. SYAMSINAR SULASTRI 150310140
5. MARYANI FOTY
150310140
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAM
ALAM
UNIVERSITAS
ISLAM MAKASSAR
MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut
nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang emulsi ini.
Makalah ilmiah ini telah disusun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga
makalah tentang emulsi ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Makassar, 29 Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Rumusan Masalah
- Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Metode
Penelitian
B.
Hasil dan
pembahasan
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Teh
sebagian besar mengandung ikatan biokimia yang disebut polifenol. Polifenol
merupakan suatu kelompok antioksidan yang secara alami terdapat pada
sayur-sayuran, buah-buahan, dan minuman seperti teh dan anggur (Pambudi, 2000).
Theaflavin hanya terdapat pada teh hitam atau teh yang mengalami oksimatis, kekuatan
theaflavin dianggap setara dengan katekin sebagai antioksidan alami yang sangat
potensial sebagai penangkal radikal bebas (Winarsih, 2007 dan Turkoglu, 2007).
Penelitian
(Widowati W et al,2011) menunjukkan pemerangkapan DPPH memiliki
aktivitas antioksidan tinggi sebesar 88,59-93,556%, didukung hasil penelitian
yang dilakukan oleh Susanty S (2009) tentang aktivitas antioksidan ekstrak
etanol teh hitam dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikril hidrazil) menunjukkan
hasil bahwa ekstrak etanol teh hitam mempunyai nilai IC50 sebesar
14,0993 μg/ml dan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik daripada
vitamin C. Salah satu upaya untuk perlindungan atau perawatan kulit, yaitu
dengan menggunakan suatu bahan yang diformulasikan dalam sediaan kosmetik.
Kosmetik
tersedia dalam berbagai sediaan salah satunya dalam sediaan krim body scrub.
Krim body scrub merupakan produk kosmetik perawatan kulit yang
mengandung bahan agak kasar atau biasa disebut kosmetik obrasiver (Alam
M, sama dengan krim pembersih kulit pada umumnya
yang mengandung lemak penyegar, scrub cream mengandung butiran-butiran
kasar yang bersifat sebagai pengampelas (obrasiver) agar bisa mengangkat
sel-sel yang sudah mati dari epidermis. Sediaan krim body scrub dari
komposisi beberapa jenis bahan salah satunya adalah emulgator (Tranggono,
2007).
Emulgator
adalah bahan aktif permukaan (surfaktan) yang mengurangi tegangan antarmuka
antara minyak dan air dan mengelilingi tetesan-tetesan terdispersi dalam
lapisan kuat yang mencegah koalesensi dan pemisahan fase terdispersi. Suatu
krim dapat terbentuk dan stabil jika menggunakan emulgator yang tepat.
Pemilihan basis didasarkan pada tujuan penggunaannya dan jenis bahan yang akan
digunakan. Krim body scrub yang akan dibuat adalah krim dengan tipe M/A
dengan menggunakan variasi konsentrasi emulgator nonionik, tipe emulsi ini
dipilih karena lebih mudah dicuci dengan air dan tidak berminyak selain itu
tingkat iritasinya rendah dan tidak dipengaruhi oleh pH (Lachman L, 1994).
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan dalam
makalah ini adalah mengetahui formulasi apa yang digunakan pada pembuatan krim body scrub dari ekstrak teh hitam (camellia sinensis), serta variasi
konsentrasi berapakah emulgator span-tween 60 yang
paling stabil.
C.
Tujuan
Adapun tujuan
dilakukannya formulasi dan evalusi fisik krim body scrub dari ekstrak teh hitam (camellia sinensis), variasi konsentrasi emulgator span-tween 60
adalah untuk mengetahui konsentrasi emulgator
span-tween 60 yang paling stabil.
BAB II
METODE
PENELITIAN
A.
Metode
Penelitian
Alat
dan bahan
Alat yang digunakan yaitu alat gelas yang umum digunakan di
laboratorium, alat maserasi, climatic chamber, homogenizer (wids wiseStir®),
pipet tetes, pH meter, termometer, viscometer Brookfield (LV),
hot plate,
Bahan yang digunakan yaitu aquadest, asam stearat, adeps
lanae, beras, etanol 70%, propilenglikol, metil paraben, propil paraben,
paraffin cair, setil alkohol, span 60, teh hitam, tween 60, vitamin C.
Penyiapan
sampel
Teh hitam sebanyak 500 gram diekstraksi dengan etanol 70%
dengan cara di maserasi pada suhu kamar selama 3 x 24 jam sambil sesekali
diaduk, kemudian disaring. Ampasnya kemudian di remaserasi lalu diuapkan hingga
diperoleh ekstrak kental selanjutnya di freezer dryer hingga diperoleh
ekstrak kering.
Pembuatan Krim
Body Scrub Ekstrak Teh Hitam
Fase
minyak dibuat dengan melebur berturut-turut adeps lanae, asam stearat, setil
alkohol, dan span 60, kemudian ditambahkan propil paraben, suhu dipertahankan
pada 70oC.
Fase air dibuat dengan melarutkan metil paraben dalam air yang telah dipanaskan
dan ditambahkan propilenglikol, parafin cair, kemudian ditambahkan tween 60,
dipertahankan pada suhu 70oC. Krim dibuat dengan mencampurkan fase
minyak ke fase air sambil diaduk dengan pengaduk elektrik selama 3 menit,
kemudian didiamkan selama 20 detik lalu diaduk sampai homogen, setelah
terbentuk krim dimasukkan ekstrak dan serbuk beras (mesh 60/40). Selanjutnya dilakukan uji
stabilitas fisik.
Adapun rancangan formula krim body scrub ekstrak
teh hitam dapat dilihat pada table 1.
Tabel 1. Formulasi
sediaan krim body scrub
Komposisi Bahan |
Formula krim body scrub (% b/b) |
||
Formulasi I |
Formulasi II |
Formula III |
|
Ekstrak teh hitam Beras putih Asam stearat Span-tween 60 Setil alkohol propilenglikol Paraffin cair Adeps lanae Metil paraben Propil paraben Aquadest ad |
1 10 5 1 3 0,2 5 5 0,1 0,05 100 |
1 10 5 2 3 0,2 5 5 0,1 0,05 100 |
1 10 5 3 3 0,2 5 5 0,1 0,05 100 |
B. Hasil dan Pembahasan
Ekstraksi
Hasil proses
ekstraksi yang dilakukan pada 500 g simplisia teh hitam, diperoleh ekstrak
kering teh hitam sebesar 27,5986 g dengan karakteristik berwarna coklat
kehitaman dan bau khas ekstrak teh dengan rendamen ekstrak sebesar 5,5197 %.
Uji Organoleptik
Tabel
2. Pengamatan organoleptis krim body scrub
Krim |
Tipe Emulsi |
|||
Sebelum accelerate |
Setelah accelerate |
|||
Penge nceran |
Dispersi Zat Warna |
Penge nceran |
Dispers i Zat Warna |
|
FI |
M/A |
M/A |
M/A |
M/A |
F2 |
M/A |
M/A |
M/A |
M/A |
F3 |
M/A |
M/A |
M/A |
M/A |
Keterangan
:
F1 : krim body
scrub ekstrak teh hitam konsentrasi emulgator tween-span 60 1%
F2 : krim body
scrub ekstrak teh hitam konsentrasi emulgator tween-span 60 2 %
F3
: krim body scrub ekstrak teh hitamkonsentrasi emulgator tween-span 60 3 %
Hasil
pengamatan organoleptis terhadap krim body scrub yang mengandung ekstrak
teh hitam dengan pengaruh emulgator tween 60-span 60 dari konsentrasi 1%, 2%,
dan 3%, tidak menunjukkan perubahan warna dan bau setelah kondisi penyimpanan
dipercepat. Berarti tidak ada pengaruh pengemulsi nonionik terhadap perubahan
organoleptis untuk ketiga krim yang dibuat. Penggunaan emulgator tween-span 60
bersifat netral, tidak toksik, mudah bercampur dengan bahan lain serta tidak
dipengaruhi oleh perubahan pH dan adanya elektrolit (Lachman, 1994).
Penentuan
tipe emulsi
Tabel
3. Pengamatan tipe emulsi
|
For mul a |
Sebelum accelerate |
Sesudah accelerate |
|||
Warna |
Tekstur |
Bau |
Warna |
Tekstur |
Bau |
|
1 2 3 |
Coklat Coklat coklat |
Kental Kental Kental |
Khas ekstrak Khas ekstrak Khas ekstrak |
Coklat Coklat coklat |
Kental Kental Kental |
Khas ekstrak Khas ekstrak Khas ekstrak |
Keterangan :
F1: krim body
scrub ekstrak teh hitam konsentrasi emulgator tween-span 60 1 %
F2: krim body
scrub ekstrak teh hitam konsentrasi emulgator tween-span 60 2 %
F3: krim body scrub ekstrak teh hitam konsentrasi
emulgator tween-span 60 3 %
Hasil pengujian tipe emulsi krim body scrub yang mengandung
ekstrak teh hitam sebelum dan setelah accelerate memperlihatkan bahwa ketiga
formula krim tidak mengalami inversi fase. Krim mempunyai tipe M/A dan hal ini
dapat dilihat pada uji pengenceran dan uji dispersi zat warna (metilen biru),
hal ini disebabkan karena volume fase terdispersi (fase minyak/lemak) yang
digunakan dalam krim lebih kecil dari fase pendispersi (fase air), sehingga
fase minyak akan terdispersi merata kedalam fase air dan membentuk emulsi tipe
M/A. Selain itu sistem nilai HLB kombinasi emulgator yang dibutuhkan adalah
10,2. Emulgator dengan nilai HLB butuh lebih dari 7 akan terdistribusi dalam
fase air dan membentuk emulsi semakin tinggi nilai HLB surfaktan maka semakin
tinggi pula tahanan untuk terinversi (Liebermen, H.A 1988).
Pengukuran pH
Tabel
4. Pengamatan pH
Formula |
pH |
|
Sebelum accelerate
|
Sesudah accelerate
|
|
I |
5 |
5 |
II |
5 |
5 |
III |
4,8 |
5 |
F1: krim body
scrub ekstrak teh hitam konsentrasi emulgator1 span-tween 60 1%
F2: krim body
scrub ekstrak teh hitam konsentrasi emulgator span-tween 60 2 %
F3:
krim body scrub ekstrak teh hitam konsentrasi emulgator span-tween 60 3
%
Pada
hasil pengujian derajat keasaman dan kebasaan (pH) menunjukkan bahwa pada kedua
formula yaitu F1, F2, setelah accelerate pH tetap sedangkan pada F3 pH
mengalami peningkatan. Hasil pengukuran pH dari ketiga sediaan baik sebelum
maupun sesudah accelerate tetap berada dalam kisaran pH yang di harapkan
untuk sediaan kulit (dermal). Apabila sediaan bersifat basa (tidak masuk dalam
rentang pH 4,5-6,5) akan mengakibatkan kulit teras licin, cepat kering, dan
dikhawatirkan akan mempengaruhi elastisitas kulit, namun apabila sediaan
bersifat asam dengan rentang pH
dibawah rentang pH kulit akan mengakibatkan kulit mudah teriritasi.
Volume Kriming
Hasil pengamatan volume
kriming menunjukkan tidak terdapat kriming pada semua krim body scrub berarti
tidak ada pengaruh pebedaan konsentrasi emulgator nonionik (tween 60 dan span
60) terhadap volume kriming, Kriming adalah perpindahan keatas dari tetesan
terdispersi pada fase kontinyu. Hal ini terjadi karena ukuran partikel yang
tidak seragam dan besar serta viskositas dari fase kontinyu yang kurang, dan
juga kriming dapat terjadi jika fase terdispersi mempunyai densitas yang lebih
kecil dibandingkan dengan fase pendispersi yaitu biasanya terjadi
pada emulsi tipe M/A namun sebaliknya jika fase terdispersi memiliki densitas
yang lebih besar dibandingkan fase pendispersi biasanya terjadi pada emulsi
tipe A/M maka cenderung terbentuk endapan (Martin EL, 1971).
Pengukuran Viskositas
Viskositas
emulsi diukur menggunakan viskometer brookfield dengan ‘’spindle’’ no 6. Hasil
pengukuran viskositas masing-masing krim body scrub sebelum dan setelah
kondisi penyimpanan dipercepat, menunjukkan adanya perubahan viskositas.
Viskositas sebelum dan setelah accelerate paling kecil adalah formula
II. Pada sediaan cream mengalami penurunan viskositas pada ketiga konsentrasi
seharusnya semakin besar konsentrasi emulgator maka, viskositanya pun akan naik
pula. Pada pembuatan cream aquadest sangat berperan penting karena jika terlalu
banyak penambahannya akan menyebabkan viskositas cream rendah, sedangkan jika
penambahan aquadest terlalu sedikit akan membuat viskositas cream semakin
tinggi.
Formula |
Sebelum Kondisi Penyimpanan dipercepat |
Setelah Kondisi Penyimpanan dipercepat |
|
41,5 |
33,5 |
F1 |
39 |
29,5 |
|
40,5 |
28 |
Rata-rata |
40,3 |
30,3 |
|
34 |
33,5 |
F2 |
33 |
33 |
|
34,5 |
28 |
Rata-rata |
33,8 |
31,5 |
|
42,5 |
29,5 |
F3 |
42 |
34 |
|
41 |
34,5 |
Rata-rata |
41,8 |
32,6 |
Keterangan :
F1 : krim body
scrub ekstrak teh hitam konsentrasi emulgator tween-span 60 1 %
F2 : krim body
scrub ekstrak teh hitam konsentrasi emulgator tween-span 60 2 %
F3 : krim body
scrub ekstrak teh hitam konsentrasi emulgator tween-span 60 3 %
Ukuran Tetes
Terdispersi
Berdasarkan
tabel tersebut, krim body scrub yang menunjukkan tetes terdispersi
sebelum dan setelah kondisi penyimpanan dipercepat paling kecil adalah F3. Secara
teori rata-rata ukuran tetes terdispersi krim yang memenuhi syarat yaitu antara
0,2-50 μm (Parrot, 1974), dari data diatas F1 tidak memenuhi syarat dengan
ukuran tetes terdispersi 60 μm
Tabel
6. Pengamatan tetes dispersi
Formula |
Sebelum Kondisi Penyimpanan dipercepat (μm) |
Setelah Kondisi Penyimpanan dipercepat (μm) |
|
94,2 |
58,5 |
F1 |
51,9 |
47,1 |
|
52,0 |
22,7 |
Rata-rata |
66,0 |
42,8 |
|
45,5 |
60,1 |
F2 |
47,1 |
42,2 |
|
39,0 |
40,6 |
Rata-rata |
43,9 |
47,6 |
|
48,7 |
63,3 |
F3 |
49,8 |
31,0 |
|
34,1 |
29,2 |
Rata-rata |
44,2 |
41,2 |
Keterangan :
F1 : krim body scrub ekstrak teh hitam konsentrasi
emulgator 1 %
F2 : krim body scrub ekstrak teh hitam konsentrasi
emulgator 2 %
F3
: krim body scrub ekstrak teh hitam konsentrasi emulgator 3 %
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Formula
krim body scrub ekstrak teh hitam dengan variasi konsentrasi emulgator
span-tween 60 yang paling stabil adalah formula 2 dengan konsentrasi tween-span
60 2%.
B. Saran
Dalam makalah
ini kami menjelaskan tentang emulsi sehingga kita dapat mengetahui hal apa yang
akan dilakukan jika mendapatkan kasus seperti yang telah dijelaskan diatas,
sehingga tidak menimbulkan presepsi yang
berbeda dari seharusnya.
Dalam penulisan kami mungkin masih
terdapat kesalahan, jika pembaca menemukan kesalahan mohon diberikan masukan
dan saran agar makalah ini lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Pambudi, J. Potensi Teh Sebagai Sumber Zat Gizi dan Perannya Dalam Kesehatan. Prosiding Seminar Sehari Teh Untuk Kesehatan. Pusat Penelitian Teh dan Kina Gambung. Bandung. 17 Oktober 2000.
Winarsi, H. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Sebuah Tinjauan Ilmiah. Kanisius. Yogyakarta. 2007.
Turkoglu, M., Cigirgil, N. Evaluataion of black tea gel and its protection potential against UV. Vol 29. International Journal of Cosmetic Science. Istanbul, Turkey. 2007. 437 – 442
Widowati W, Tati H, Hana R, Tjandrawati M, Victor I. Potency Of Antioxidant, Anticholesterol And Platelet Antiaggregation Of Black Tea (Camelia Sinensis ). Bul. Littro. 2011. 22, 1: 74 – 83.
Susanty, S. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Teh Hitam dengan Metode DPPH. Karya Tulis Ilmiah AKFAR. Makassar. 2009.
Alam , M. Cosmetic Dermatology for Skin of Color. The McGraw-Hill Companies Inc. United states. 2009.
Tranggono Retno Iswari et al. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2007. P 6 – 10
Lachman L. Theory and Practice of Industrial
Pharmacy. Mack Publishing Company. Easton, pennysylvania. 1994. 299.
Lierberman HA. et al. Pharmaceutical Dosage
form: Disperse systems. Vol 1. Marcel Dekker, Inc. New York. 1988. p. 201.
Martin EL. Dispensing of medication. 7th ed. Mack Publishing Company. Easton Pennsylvania. 1971. p. 528- 529.
Parrott E. Pharmaceutical Technology. Burgess Publishing Company University of Iowa. Lowa City, Lowa. 1974. pp 310, 313.
Umiyah.
Pengujian Antiradikal Bebas. DPPH Ekstrak Buah Kenitu dari Daerah Jember
2005.
Komentar
Posting Komentar