Cabang ilmu Biologi yang mempelajari tentang sel disebut
sitologi. Penemuan mikroskop oleh Antonie Van Leeuwenhook telah banyak membantu
para ahli dalam penyelidikan tentang sel. Istilah sel pertama kali dikemukakan
oleh Robert Hook. Istilah sel berasal dari kata celula. Yang digunakan untuk
memberi nama pada ruang yang kosong yang dibatasi oleh dinding yang ia lihat
pada gabus penutup botol (Quercus suber). Pada tahun 1880, Hanstein menggunakan
istilah protoplast bagi satuan protoplasma dalam sel. Pada tahun 1831, Robert
Brown menemukan nucleus dalam epidermis suatu anggrek. Pada tahun 1835 Felix
Durjadin menegaskan bahwa bagian terpenting dari sel adalah protoplasma.
Rudolf Virchow pada tahun 1858 menyatakan “Ommne sellula cellula” yang
artinya sel berasal dari sel juga. Dengan demikian sel merupakan unit
pertumbuhan terkecil makhluk hidup. Sedangkan Max Schultz (1861) mengungkapkan
juga bahwa sel merupakan unit fungsional terkecil makhluk hidup. Pada dasarnya
sel tumbuhan terdiri atas protoplasma dan dinding sel (merupakan pembeda utama
dengan sel hewan). Dalam protoplasma terdapat komonen-komponen baik yang
bersifat hidup maupun tak hidup. Komponen yang hidup antara lain sitoplasma,
nucleus, plastida, dan mitokondria. Disamping itu juga terdapat organella
seperti Retikulum Endoplasma, diktiosom, ribosom, mikrobodi, mikrofilamen dan
lain-lain. Sedangkan komponen-komponen tak hidup dalam sel tumbuhan sering
disebut benda-benda ergastik (Ergastic substances).
A. BENTUK SEL TUMBUHAN
Bentuk sel pada tumbuh-tumbuhan
dapat dibedakan menjadi beberapa macam:
Bulat (seperti peluru), persegi
(seperti kubus), prisma, lurus memanjang, panjang berkelok-kelok, silindris.
B. STRUKTUR SEL
Struktur
sel tumbuhan terdiri dari :
1. Protoplas,
yaitu seluruh bagian yang ada di dalam sel yang terdiri dari sioplasma dan
nucleus.
2. Dinding
sel, yaitu bagian yang mengelilinginya.
Ø SITOPLASMA
Sitoplasma meliputi:
a.
Retikulum Endoplasma
Adalah jalinan membran rangkap yang
merambat keseluruh bagian sitoplasma, membran plasma, tonoplas dan
membran nucleus bercabang-cabang menyerupai jala membagi sitoplasma menjadi
ruangan-ruangan atau sluran. Struktur ini merupakan membran yang dibangun oleh
lipid dan protein serta membentuk system pipa haus yang beranastomosis.
b.
Diktiosom atau aparat golgi
Terdiri dari tumpukan kecil vesikula
pipih yang tepi-tepinya tidak rata. Terbagi menjadi tubul yang saling
berhubungan menjadi jala. Berfungsi dalam memproses bahan ketika digerakkan
melalui sel atau atau keluar sel.
c.
Mitokondria
Berfungsi dalam respirasi aerob dan
memasok ATP sebagai sumber energi utama bagi sel dan terlibat dalam metabolisme
zat antara.
d.
Plastida
Adalah organel yang amat dinamis dan
mampu membelah, tumbuh dan berdiferensiasi menjadi berbagai bentuk. Plastida ini
berupa butir-butir atau benda hidup yang biasa terdapat dalam sel tumbuhan
muda.
Plastida
dibedakan :
§ Leukoplas atau proplastida
§ Amiloplas
§ Khloroplas
§ Khromoplas
§ Elaioplas
§ Proteinoplas
e.
Mikrobodi
Tubuh-tubuh kecil yang semula tak
diketahui, dibedakan:
1. Peroksisom : berhubungan dengan
khlorolas dan meruakan tempat fotorespirasi asam glikolat.
2. Glioksisom : terlibat dalam
penggunaan asetil-Co A pada waktu penggerakan cadangan lipid.
f. Ribosom
Merupakan partikel kecil (17-20
mikromikron), berfungsi dalam sintesa protein yang tersusun atas ARN ribosom
dan protein.
g. Sterosom
Tubuh lipid berbentuk bula yang
dibatasi oleh membran atau selapis molekul lipid.
h. Mikrotubul
Terdiri dari tubul protein yang
lurus dan ramping (garis tengah 23-27 mikromikron), terlibat dalam membentuk
serta mempertahankan bentuk sel serta deferensiasi kimiawi.
i. Mikrofilamen
Struktur protein yang ramping (
garis tengah 5-7 mikromikron ), terdiri dari pectin dan terlibat dalam gerakan
didalam sel.
j. Vakuola
Organel paling
besar, 90% volume protoplasma. Cairan vakuola terdiri dari air dan terlarut zat
seperti gula, berbagai garam, protein, alkaloid, zat penyamak dan zat warna.
Vakuola
merupakan ruangan di dalam sitoplasma yang berisi cairan isotonic dengan
sitoplasma dan dikelilingi oleh selaput yang di sebut tonoplas. Vakuola
berfungsi mempertahankan tekanan turgor, vakuola ada dua yaitu :
1. Vakuola besar, pada tumbuhan dewasa
berfungsi menyimpan berbagai macam bahan termasuk bahan-bahan buangan atau
sekresi.
2. Vakuola kecil, pada tumbuhan yang masih
muda didalamnya terlarut bahan-bahan seperti garam mineral, asam organic,
pigmen, protein alkaloid ( kafein,teobromin, piperine, nicotin ), tanin ( zat
penyamak merupakan ikatan gula atau glikosida yang banyak ditemukan pada kulit
kayu ), gula dan enzim.
k. Benda ergastik
Ø NUKLEUS
Tubuh protoplasma
yang biasanya berbentuk bulat. Inti sel dikelilingi sabut inti dan mengandung
matrik inti ( nukleoplasma, karyolimb, cairan inti ) dan satu nukleolus atau
lebih.
Ø PEMBELAHAN SEL PADA TUMBUHAN
Dalam
pertumbuhan yang umum pada tumbuhan kita mengetahui bahwa alat-alat tumbuhan
akan menjadi bertambah besar, panjang. Terjadinya demikian disebabkan karena
terdapatnya pertambahan jumlah dan pertumbuhan dari sel-sel yang menyusun
tumbuhan tersebut. Perbanyakan sel-sel itu dapat terjadi karena terjadinya
pembelahan secara Amitosis, Mitosis, dan Meiosis.
1. AMITOSIS
Pembelahan
amitosis adalah pembelahan secara langsung atau fragmentation. Pembelahan ini
disebut secara langsung karena terjadinya pembelahan itu tidak mengalami
tahap-tahap perubahan terlebih dahulu melainkan langsung saja membelah.
2. MITOSIS
Adalah
pembelahan secara tidak langsung atau cytokenecys. Disebut secara tidak
langsung karena sebelum terjadi pembelahan inti sel telah didahului dengan
terjadinya beberapa perubahan yang sangat penting yaitu terbentuknya kromosom
dalam inti sel selama pembelahan.
Tahap-tahap
pembelahan mitosis :
a. INTERFASE
Adalah tahapan
sebelum terjadinya pembelahan inti sel. Tampaknya tidak terjadi apa-apa, tapi
sebenarnya sedang terjadi peristiwa metabolisme, pernafasan, dan lain-lain
sehingga dapat dikatakan sebagai tahap persiapan menjelang profase awal.
b. PROFASE AWAL
Sebagai pemula
dari profase, inti sel mulai dengan pembelahan pendahuluan. Inti sel terjadi
pengeruhan karena terjadinya butiran-butiran kecil yang selanjutnya menjadi
benang-benang halus yang bentuknya tidak menentu. Benang halus tersebut makin
menebal dan terbelah-belah seperti spiral terdiri dari dua kromatid.
c. PROFASE AKHIR
Benang-benang
tersebut akan terputus, berubah menjadi batang-batang halus yang disebut
kromosom. Selanjutnya benang-benang kromosom akan memendek. Kromosom akan
berkumpul ditengah inti atau nucleus dan di dalam plasma sel diluar inti akan
terbentuk benda-benda bagaikan jala pada dua tempat berlawanan yang disebut
kutub. Kromosom, membran inti, beserta butir-butir halus ( nucleus ) akan
menghilang sehingga kromosom berkumpul ditengah sel di dalam sitoplasma.
d. METAFASE AWAL
Dinding inti
dan butir-butir halus atau nukleolus menjadi hilang sama sekali, berganti
dengan terbentuknya gelendong inti seperti halnya kumparan dengan kutub atas
dan kutub bawah.
e. METAFASE AKHIR
Penempatan
kromosom pada bidang ekuatorial atau bidang tengah. Sentromer akan berada di
tengah ekuatorial sedangkan benang-benang kromosom yang panjang letaknya dan
kutub bawah.
f.
ANAFASE AWAL
Tiap-tiap
kromatid pada bidang ekuatorial karena tertarik ke kutub-kutubnya seakan akan
telah menunjukkan terjadinya pemisahan yang berlangsung dari kromatid tadi
bermula pada sentromer-sentromer yang telah membelah.
g.
ANAFASE AKHIR
Kedua kromatid
dari masing-masing kromosom tampak dengan jelas saling menjauhi bidang ekuator,
dan berkumpul pada kutub-kutubnya.
h.
TELOFASE AWAL
Kromatid atau
belahan kromosom berada pada kutub masing-masing gelendong inti. Dan disekitar
kromosom terbentuk dinding-dinding baru pada intinya. Kromosom membentuk
kembali benang-benang dan butir-butir halus tampak kembali.
i.
TELOFASE AKHIR
Ditandai dengan
ternentuknya dua buah inti sel baru, yang merupakan inti sel anak sebagai hasil
pembelahan. Benang-benang fragmoplas disekitar ekuatorial mengalami penebalan
dan saling mendekati sehingga selanjutnya bersentuhan satu dengan yang lain
membentuk membran pada sel yang baru.
3. MEIOSIS
Atau dikenal
dengan pembelahan reduksi, adalah pembelahan yang berlangsung dalam pembentukan
sel-sel kelamin sehingga berkaitan dengan tumbuh-tumbuhan yang melangsungkan
pembiakan secara genetif.
LATIHAN II
BENDA-BENDA ERGASTIK DIDALAM SEL
Selain benda-benda hidup, didalam sel hidup juga terdapat benda-benda yang tidak hidup yang disebut benda ergastik. Benda ergastik ada yang besifat cair dan padat.
Benda ergastik
yang bersifat padat antara lain :
- Amilum
(butir-butir amilum)
Terdapat didalam
plastida yang berupa karbohidrat/ polisakarida berbentuk tepung. Plastida
dengan bentuk tepung disebut amiloplas, yang dibedakan menjadi :
~ Leukoamiloplas,
berwarna putih menghasilkan tepung cadangan makanan.
~ Kloroamiloplas,
berwarna hijau menghasilkan tepung asimilasi.
Titik initial (permulaan) terbentuknya amilum disebut hilus (hilum).
Di dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus. Berdasarkan letak hilus, butir
amilum dibedakan menjadi :
a.
Amilum
Konsentris, jika hilus berada ditengah.
b. Amilum
Eksentris, jika hilus berada ditepi.
Menurut
banyaknya hilus dalam amilum, amilum dibedakan menjadi:
a. Butir
amilum tunggal: pada sebutir amilum terdapat sebuah hilus.
b. Butir
amilum setengah majemuk: terdapat dua hilus yang masing-
masing dikelilingi oleh lamella, tetapi kemudian terbentuk lagi
lamella yang mengelilingi seluruhnya.
c. Butir amilum majemuk : tiap butir mempunyai lebih dari satu hilus dan hilus-hilus ini dikelilingi oleh lamella masing-masing.
2. Aleuron
Ditempat-tempat penyimpanan makanan cadangan, misalnya biji, selain
amilum terdapat pula antara lain zat putih telur.
§ Pada saat biji masih muda :
vakuola banyak dan kecil-kecil
§ Menjelang biji menjadi tua : vakuola
menjadi satu dan besar
§ Setelah biji mengaring : air dalam
vakuola menjadi semakin sedikit sehingga konsentrasi zat-zat yang terlarut
didalamnya yang berupa putih telur, garam dan lemak semakin besar.
Karena peristiwa pengeringan inimaka vakuola tadi pecah menjadi beberapa
vakuola kecil-kecil yang berisi zat-zat tersebut. Kemudian zat putih telur,
garam-garam dan lemak itu mengkristal. Vakuola yang berisi kristal ini disebut aleuron.
Pada biiji padi dan jagung
butir-butir aleuron terdapt didalam sel-sel jaringan endosperm yang letaknya
paling luar yang disebut lapisan aleuron. Lapisan ini biasanya akan
terbuang bila mencucui beras terlalu bersih sebelum dimasak.
3. Kristal Ca-Oksalat
Kristal ini merupakan
hasil akhir/ hasil rekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi didalam
sitoplasma. Kristal Ca-Oksalat tidak larut dalam asam cuka tetapi larut dalam
asam kuat.
Kristal Ca-Oksalat terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya :
a. Kristal pasir, bentuk piramida kecil, teradapat
misalnya pada tangkai daun bayam (Amaranthus sp), tangkai daun tembakau
(Nicotiana tabacum)
b. Kristal tunggal besar, berbentuk
prisma/poliendris, terdapat pada daun jeruk (Citrus sp).
c. Rafida, berbentuk seperti jarum/sapu
lidi, terdapt pada daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa), pada
batang dan akar lidah buaya (Aloe sp) dan daun nanas (Ananas commosus).
d. Kristal sferit, bentuk kristal
tersusun atas bagian-bagian yang teratur secara radier, terdapat pada batang Phyllocactus
sp.
e. Kristal majemuk, berbentuk seperti
bintang atau roset disebut kristal drussen, terdapat pada korteks batang mlinjo
(Gnetum gnemon), daun kecubung (Datura metel), korteks batang
delima (Punica granatum), dan batang jarak (Ricinus communis).
Benda Ergastic yang bersifat cair
terdapat didalam cairan sel berupa zat-zat yang larut didalamnya, antara lain ;
asam organic, karbohidrat, protein, lemak, zat penyamak, antosianin, alkaloid
minyak eteris/minyak atsiri dan hars.
Cairan Sel
1.
Asam organic,
antra lain asam oksalat,asam sitrat, asam malat. Konsentrasi asam organic yang
tinggi dijumpai didalam vakuola sel-sel buahan yang masih muda.
2.
Karbohidrat
berupa sakarida terlarut, misalnya disakarida (sukrosa, maltosa), monosakarida
(glukosa, fruktosa).
3.
Protein, berupa asam amino dan
peptide sederhana.
4.
Zat penyamak (tanin) : berfungsi
sebagai bahan pelindung, misalnya terdapat pada tumbuhan gambir (Uncaria
gambir).
5.
Antosianin ; merupakan pigmen
vakuola, misalnya terdapat pada epidermis mahkota bunga dan epidermis daun yang
tidak hijau, sehingga organ itu berwarna warni.
6.
Alkaloid,; senyawa yang berfungsi
bagi tumbuhan yang bersangkutan belum jelas, misalnya:
· Cofein pada
kopi (Cofea robusta)
· Papain pada
papaya (Carica papaya)
· Capsein pada
lombok (Capsicum sp)
· Theobromin pada
coklat (Theobroma cacao)
Minyak dan Lemak
1. Lemak, berupa lemak/minyak sebagai cadangan makanan. Biasanya terdapat pada biji kacang tanah dan daging buah kelapa.
Minyak yang Mudah
menguap
1.
Minyak eteris
(Minyak astiri=minyak menguap)
Merupakan
senyawa yang mempunyai daya membias cahaya kuat. Sehingga bagian yang minyak
eteris tampak mengkilat. Terdapat
misalnya pada :
§ Kulit buah jeruk (Citrus sp)
§ Kulit batang kayu manis (Cinnamomun
zeylanicum)
§ Kulit buah lombok (Capsicum
sp)
§ Rhizome jahe (Zingiber
offficinale)
§ Daun kayu putih (Melaleuca
leucadendron)
§ Daun mahkota bunga mawar (Rosa
sp)
2. Hars, terdapat pada Pinus merkusii yang disadap untuk memperoleh terpenting.
Latihan III
EPIDERMIS DAN DERIVATNYA
Bentuk, ukuran serta susunan sel-sel epidermis sangat bervariasi. Meskipun
demikian epidermis merupakan suatu lapisan sel yang kompak, dinding tipis tanpa
ruang antar sel dibagian luar. Sel epidermis pada daun dan daun mahkota
tumbuhan tertentu kadang-kadang berkembang menjadi papila. Pada daun
coniferophyta, dan beberapa biji, epidermis tebal. Dindingnya mengandung
lignin. Selain itu pada permukaan sering dijumpai adanya kutin, lilin dan garam
dalam bentuk kristal.
Berikut ini
merupakan beberapa modifikasi jaringan epidermis:
1.
Stomata
Stoma (jama;stoma) merupakan celah dalam epidermis yang dibatasi oleh dua
sel epidermis yang khusus, yakni sel penutup. Dengan mengubah bentuknya, sel
penutup mengatur pelebaran dan penyempitan celah. Sel yang mengelilingi stoma
dapat berbentuk sama atau berbeda dengan sel epidermis lainnya. Sel yang
berbeda bentuk itu dinamakan sel tetangga, yang kadang-kadang berbeda dengan
isinya. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik, yang menyebabkan gerakan
sel penutup yang mengatur lebar celah.
Berdasarkan ontogeni dan sel penutup dan sel tetangga stomata dibedakan
menjadi tipe-tipe sebagai berikut:
a. Perigen : sel tetangga dan sel penutup
berasal dari meristemoid yang berbeda.
b. Mesogen : sel tetangga dan sel penutup
berasal dari meristemoid yang sama.
c. Mesoperigen : satu atau lebih sel
tetangga mempunyai asal yang sama dengan sel penutup, sedang yang lain tidak.
Menurut letak sel-sel penutup terdapat permukaan epidermis dibedakan
menjadi tiga tipe:
a.
Penerofor ;
sel-sel penutup sejajar atau sama tinggi dengan sel epidermis.
b.
Kriptofor :
stomata letaknya tenggelam terhadap permukaan helaian daun.
c.
Tipe menonjol :
stomata letaknya menonjol di atas permukaan daun.
Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel tetangga dapat dibedakan
menjadi:
a. Anomositik atau jenis Rununculaceae.
c. Parasitik atau jenis Rubiaceae.
b. Anisositik atau jenis Cruciferae.
d. Diasitik atau jenis Caryophyllaceae
2.
Trikomata
Trikoma
merupakan tonjolan epidermis ke arah luar. Kalau diperhatikan dari susunannya,
trikoma dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Uniselular : terdiri atas stu sel,
umumnya tidak bercabang, tetapi adakalanya yang bercabang.
b. Multiseluler : terdiri dari satu
deretan sel atau beberapa lapis sel, bercabang seperti pohon (dendroid) atau
dapat juga mempunyai cabang yang memanjang dan mendatar (stellate hairs).
Berdasarkan
kemampuannya mensekresikan zat, trikoma dibedakan menjadi :
§ Trikoma non glanduler (rambut/rambut
biasa), yaitu trikoma yang tidak bisa menghasilkan sekret
§ Trikoma glanduler (kelenjar), trikoma
ini mengeluarkan berbagai sekret antara lain : larutan garam, larutan gula
(nektar), terpentin dan gom.
3.
Epidermis akar
Epidermis pada akar pada kebanyakan
tumbuhan menghasilkan rambut-rambut (bulu) akar. Rambut-rambut tersebut berasal
dari trikoblas. Trikoblas mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda dengan
sel-sel epidermis lainnya. Trikoblas biasanya lebih kecil dengan sitoplasma.
4.
Epidermmis pada tumbuhan graminae
Epidermis pada tumbuhan gramineae terdiri dari sel-sel panjang dan 2 macam
sel pendek, yaitu sel silika dan sel gabus. Sel pendek biasanya berpasangan.
Sel silika biasanya penuh dengan kristal SiO2. Sel gabus dindingnya mengandung
suberin, dan mengandung bahan organik yang padat. Sel-sel epidermis pada pada
garaminae merupakan deretan yang tersusun sejajar, dan susunan ini bervariasi
pada setiap bagian tanaman.
5.
Epidermis ganda (multiple epidermis)
Di bawah epidermis sering
dijumpai satu atau lebih dari satu lapisan sel, baik pada daun. Lapisan ini
berbeda dengan jaringan dasar yang terletak disebelah dalamnya, yang disebut
hipodermis. Berdasarkan penelitian, lapisan hipodermis berasal dari protoderm,
maka lapisan ini bersama dengan epidermis diisebut epidermis ganda. Tumbuhan
yang tergolong moraceae, piperaceae, bignoniaceae, malvaceae dan lain-lain
dapat menunjukkan epidermis ganda.
Latihan IV
AKAR (RADIX)
Struktur atau fungsinya atau keduanya dari kelompok sel lain disebut
jarinagan. Jaringan yang secara umum terdiri dari sel-sel yang sama bentuk dan
fungsinya disebut jaringan Satuan terkecil dalam tumbuhan adalah sel, suatu
wadah kecil berisi substansi hidup, yaitu protoplasma dan diselubungi oleh
dinding sel. Dinding sel melekat pada yang lain dengan adanya perekat antar
sel. Pengelompokan sel seperti itu, yang berbeda sederhana. Jaringan yang
terdiri atas lebih dari satu macam sel namun asalnya sama disebut jaringan
kompleks atau majemuk.
Di tahun 1875, Sachs membagi jaringan dalam tiga sistem berdasarkan
kesinambungan topografi, yakni sistem dermal, sistem jaringan pembuluh dan
sistem jaringan dasar. Sistem dermal meliputi epidermis, yakni jaringan
pelindung primer bagi bagian luar tubuh, dan periderm yang menggantikan
epidermis pada tumbuhan yang mengalami penebalan sekunder. Sistem jaringan
pembuluh terdiri dari xilem, yakni yang mengangkut air dan garam tanah, dan
floem yang yang mengangkut hasil fotosintesis. Sistem jaringan dasar mencakup
jaringan yang membentuk dasar bagi tumbuhan namun sekaligus juga dapat
menunjukkan spesialisasi. Jaringan dasar utama adalah parenkim dengan semua
ragamnya; kolenkim, yakni jaringan yang berdinding tebal dan sel tetap hidup;
sklerenkim yakni jaringan berdinding tebal dan sering kali berkayu sehingga
keras dan sering kali mati.
A. JARINGAN
PELINDUNG
1
EPIDERMIS
Epidermis
adalah lapisan-lapisan sel yang berada paling luar pada alat-alat tumbuhan
primer. Jaringan ini berfungsi sebagai pelindung mekanis dan berperan dalam
membatasi transpirasi dan pertukaran udara.
2
JARINGAN
GABUS
Epidermis
merupakan jaringan pelindung, ternyata hasil penelitian ada sejenis jaringan
tertentu yang sifatnya lebih kuat dari epidermis, yang dikenal sebagai jaringan
gabus (cork tissue) yang menggantikan fungsi dari epidermis, jaringan
gabus dibedakan menjadi tiga macam, yaitu epidermis, endodermis, dan periderm
atau kulit gabus.
ü Exodermis
Perubahan
fungsi dari lapisa sel dibawah epidermis pada akar tumbuhan yaitu yang tadinya
sebagai jaringan pelindung dan kemudian bergabus atau mengandung suberin.
Sifatnya khusus pada sel eksodermis, yaitu pada membran selnya yang sebelah
dalam mengandung lamella-lamella suberin, yanh biasanya tertutup lapisan
selulose yang tumbuh sentripetal.
ü Endodermis
Endodermis
yaitu lapisan sel yang terdapat di dalam akar yang dinding selnya sering kali
bergabus, lapisan sel ini terkadang dianggap sebagai lapisan sel yang paling
dalam dari korteks (kulit kayu) dan terkadang dianggap pula sebagai lapisan sel
yang paling luar dari lingkaran pusat.
ü Periderm (Kulit Gabus)
Periderm
merupakan jaringan pelindung yang dapat berfungsi sebagai pengganti epidermis
bilamana epidermis rusak, mengelupas atau mengalami kematian. Bagian-bagian
periderm adalah :
a. Phellogen atau cork kambium, yaitu
kambium gabus yang merupakan lapisan sel meristematis.
b. Phellem atau cork, yaitu gabus sebagai
produk dari phellogen yang terbentuk keluar.
c. Phellloderm, yaitu suatu jaringan yang
hampir homogen dengan parenkhim korteks yang terbentuk kearah dalam sehingga
hanya terdapat dilapisan paling dalam.
B. JARINGAN DASAR
(GROUND TISSUE)
PARENKHIM
Jaringan parenkhim atau jaringan dasar (ground tissue) merupakan suatu jaringan
yang terbentuk dari sel-sel hidup, dengan struktur morfologi serta fisiologi
yang bervariasi dan masih melakukan segala kegiatan proses kehidupannya.
Lapisan jaringan parenkhim pada batang dan akar tumbuhan dikotil yang terletak
antara pembuluh dan epidermis dikenal dengan korteks.
C. JARINGAN
MEKANIK (MECHANICAL TISSUE)
Dalam tumbuh-tumbuhan terdapat
jaringan-jaringan yang berfungsi memberi kekuatan, melakukan
perimbangan-perimbangan bagi pertumbuhan yang disebut jaringan mekanik.
Jaringan mekanik terdiri dari sel-sel yang berdinding tebal. Mengandung lignin
dan zat-zat lainnya yang memberi sifat keras pada dinding sel. Jaringan ini
terdiri atas kollenkhim dan sklerenkhim.
1 KOLLENKHIM
Kollenkhim
terdiri dari sel-sel hidup, plastis, mengandung kadar air yang tinggi, dengan
dinding sel bersifat primer.
2 SKLERENKHIM
Sklerenkhim
terdiri dari sel-sel yang telah mati, berdinding sel yang keras, dinding sel
yang elastis bersifat sekunder.
D. JARINGAN
PENGANGKUT
Pada tumbuhan pengangkutan air serta garam
tanah maupun hasil fotosintesis dilakukan oleh jaringan pembuluh terdiri dari
dua kelompok sel yang sama asalnya namun berbeda bentuk, struktur dinding,
serta isi selnya.
1 XILEM
Xilem berfungsi
mengangkut air dari dalam tanah serta zat yang terlarut didalamnya.
2 FLOEM
Floem berfungsi
mengangkut zat makanan hasil fotosintesis.
E. JARINGAN
PENYUSUN AKAR
Susunan anatomi
akar bervariasi, tetapi masih lebih sederhana dibandingkan dengan susunan
anatomi batang. Pada penampang melintang akar primer dijumpai tiga sistem
jaringan pokok, yaitu sistem jaringan kulit (epidermis), sistem jaringan dasar
(korteks), dan sistem jaringan pengangkut (berbentuk gilig atau pipa). Di ujung
akar terdapat bagian akar primer yang lain yaitu tudung akar yang berfungsi
melindungi promeristem akar.
1 Epidermis
Pada kebanyakan
akar, bulu akar dibentuk oleh sel parenkhim. Sel-sel korteks sering jauh dari
dari meristem akar. Bulu akar ini merupakan tonjolan dari epidermis tunggal,
yang berfungsi baik untuk penyerapan maupun untuk menunjang tumbuhan.
2 Korteks
Kebanyakan
korteks akar tersusun oleh sel-sel parenkhim. Sel-sel korteks sering berisi
tepung, kadang-kadang mengandung sel idioblas maupun kristal- kristal.
Lapisan terluar
jaringan korteks yang berbatasan dengan epidermis, dapat mengadakan
diferensiasi menjadi lipodermis yang dindingnya mengandung suberin, disebut
ekodermis. Lapisan terdalam korteks berdiferensiasi menjadi endodermis.
Eksodermis dan endodermis mempunyai susunan kimia yang sama.
a. Eksodermis
Jaringan ini
mungkin mempunyai pita caspary, yaitu bagian dari dinding primer yang menebal
berupa pita yang tersusun dari zat suberin, melingkari sel sepanjang dinding
radial dan dinding transversal, tetapi umumnya suberin itu tidak lagi berupa
pita merupakan lamella yang dibungkus oleh dinding selulosa tebal. Eksodermis
dapat terdiri dari lapisan sel atau lebih terdiri dari sel panjang dan sel
pendek. Bergantian atau hanya semacam saja, semua akar masih muda
b. Endodermis
Jaringan ini
merupakan selapis sel yang struktur anatomi dan fungsi fisiologi berbeda dengan
jaringan disebelah luar maupun disebelah dalamnya. Waktu masih muda sel-selnya
mempunyai pita caspary. Penebalan suberin pada lamella tengah itu terus
melebar. Protoplasma melekat pada pita caspary ini sehingga diduga zat-zat
hara tidak dapat menembus dinding radial endodermis karena adanya lapisan
suberin ini. Sel endodermis selain mengalami penebalan dinding dengan selulosa,
juga dengan lignin yaitu sel sisi tangensial dan radial. Sel-sel yang letaknya
berhadapan dengan floem sehingga sel endodermis yang tidak menebal dindingnya
(disebut sel peresap) letaknya dihadapan protoxilum.
c. Jaringan pengangkut
Jaringan
disebelah dalam endodermis terdiri dari unsur-unsur pengangkut (xilem dan
floem) dan unsur bukan pengangkut. Lapisan sel terluar yang berbatasan langsung
dengan endodermis berupa selapis sel parenkim yang berasal dari inisial yang
sama dengan xilem dan floem disebut perisikel atau prokambium.
Selain
perisikel juga terdapat jaringan yang bersifat parenkim atau seperti sklerenkim
dan terletak dipusat silinder akar, yaitu empulur.
Karena adanya
perbedaan susunan dan letak berkas pengangkut pada akar dan batang (yaitu xilem
exarch pada akar dan xilem endarch pada batang) maka antara akar dan batang
terdapat daerah peralihan yang disebut leher akar.
Akar tumbuhan monocothyledoneae jarang mengadakan penebalan sekunder,
sedang akar tumbuhan gymnospermae dan kebanyakan dicotyledoneae mengadakan
pertumbuhan menebal sekunder yang terjadi karena adanya perkembangan kambium
vasculer yang berbentuk xilem sekunder, floem sekunder dan terbentuknya felogen
yang menghasilkan peridederm.
Berdasarkan
jumlah jari-jari / berkas xilemnya akar dibedakan menjadi :
1 Monark, bila
terdapat satu jari-jari xilem, misalnya : akar Selaginella
2 Diark, bila
terdapat dua jari-jari xilem, misalnya akar tunggang tumbuhan Cruciferaceae,
Umbeliferaceae dan Compositae.
3 Triark, bila
terdapat tiga jari-jari xilem.
4 Tetark, bila
terdapt empat jari-jari xilem, misalnya akar Salix nigra
5 Pentark, bila
terdapt lima jari-jari xilem, misalnya akar Allium cepa.
6 Poliark, bila
terdapat banyak jari-jari xilem, misalnya akar Zea mays.
BAB V
BATANG (CAULIS)
Struktur
anatomi batang berberkas pengangkut sangat bermacam-macam sehingga sulit untuk
dibuat tanda-tanda yang berlaku secara umum. Secara umum jaringan penyusun
batang tumbuhan meliputi :
1 Epidermis
Jaringan ini
terdiri dari selapis sel yang menyelubungi batang, sel-selnya berbentuk
persegi, dinding luar selnya sering dilapisi kutikula. Pada batang yang mampu
mengadakan fotosintesis dijumpai stomata diantara sel-sel epidermis. Pada
beberapa jenis tumbuhan dibawah epidermis sering dijumpai selapis sel yang
mempunyai inisial yang sama dengan epidermis disebut hipodermis.
2 Korteks
Korteks
sebagian besar terdiri dari parenkim yang merupakan jaringan dasar. Kolenkim
dan sklerenkim sering dijumpai di bagian tepi korteks. Batas antara korteks dan
daerah jaringan pembuluh sering tidak jelas karena tidak ada endodermis.
Meskipun dari segi morfologi tak terlihat endodermis, telah dibuktikan bahwa
lapisan korteks terdalam memiliki sifat kimiawi dan fisiologis yang serupa
dengan endodermis. Jadi, ada batas antara korteks dan daerah silinder jaringan
pembuluh.
3 Stele /
silinder pusat (Sistem jaringan pengangkut)
Susunan berkas
pengangkut pada batang merupakan terjadinya perbedaan struktur anatomi batang. Stele
merupakan sistem jaringan pengangkut primer yang terdiri dari saluran
berkas pengangkut serta jaringan dasar pendukungnya, (misalnya empulur,
perisikel, jaringan intervaskuler), baik yang tersusun kompleks maupun
sederhana.
4 Empulur dan
jari-jari empulur
Di dalam batang
berkas pengangkut tidak merupakan bangunan yang padat, tetapi terdapat empulur
diantaranya. Empulur biasnya terdiri dari parenkim yang dapat mengandung
kloroplas. Pada tumbuhan monocotyledonae, korteks dan empulur ini tidak dapat
dibedakan, sehingga disebut jaringan dasar.
Susunan berkas pengangkut pada batang menyebabkan terjadinya perbedaan
struktur anatomi batang. Berdasarkan letak berkas xilem dan floem dalam batang,
berkas pengangkutan dibedakan menjadi :
a. Type kolateral
Pada type ini
menunjukkan bahwa xilem dan floem terletak bersebelahan dalam satu jari-jari.
Type ini ada dua macam, yaitu: kolateral terbuka, jika antara xylem dan
floem terdapat kambium yang dijumpai pada batang tumbuhan dikotil dan
Gymnospermae. kolateral tertutup jika antara xylem dan floem tidak terdapat
kambium, letak berkas pengangkut biasanya tersebar, terdapat pada batang
monokotil.
b. Tipe konsentris
Type konsentris
menunjukkan susunan xylem dan floem yang saling melingkari sehingga seperti
cincin. Type ini juga terdapat dua macam, yaitu : konsentris amphikibral,
jika xylem terletak di sebelah dalam sehingga floem mengelilinginya, misalnya
pada rizom tumbuhan paku. Dan konsentris amphivasal, jika xilem
mengelilingi floem yang ada disebelah dalamnya.
c. Type radial
Susunan seperti
ini menunjukkan bahwa xylem dengan floem berselang seling bersebelahan dalam
jari-jari. Biasanya xilem berbentuk bintang.
d. Type bikolateral
Yaitu bila berkas pengangkut mempunyai floem
dalam dan floem luar sehingga xylem diapit oleh keduanya. Batas antara xilem
dan floem luar adalah kambium, sedang antara xilem dan floem dalam terdapat
parenkim penghubung.
Sedangkan berdasarkan atas keadaan berkas pengangkut serta ada atau
tidaknya empulur, jendela daun dan jendela cabang maka stele dibedakan menjadi
beberapa tipe :
1 Type protostele : Stele
terdiri dari jaringan pengangkut yang padat tanpa empulur, xylem berada
ditengah dikelilingi oleh floem. Tipe ini dibedakan menjadi 3, yaitu:
a. Haplostele, adalah tipe yang paling
sederhana. Pada penampang melintang xilem tersusun melingkar, misalnya pada Rhynia,
Selaginella.
b. Aktinostele, xilem susunannya seperti
bintang, misalnya pada Psilotum, akar tumbuhan monokotil.
c. Plektostele, jika xilem terpisah oleh
lempeng, dimana yang lain bersatu yang lain terpisah, misalnya Lycopodium.
2 Type
sifonostele : Stele terdiri dari bagian xylem dikelilingi floem,
dibagian tengah xylem terdapat empulur.
Ada dua macam
tipe sifonostele, yaitu: Sifonostele ektoflois, bila xilem dikelilingi
floem dan dibagian tengah terdpat empulur. Sifonostele ampfiflois, bila
xilem diapit oleh floem luar dan floem dalam, dibagian tengah ada empulur.
3 Type
diktiostele : Stele berbentuk pipa dengan jendela daun dan jendela
cabang yang berimpit-impitan, sehingga sistem jaringan pengangkut tersusun
seperti jala dan setiap segmen berupa berkas pengangkut konsentris. Bagian
stele yang menuju kedaun dinamakan meristele.
4 Type eustele : Stele dengan
sistem jaringan pengangkutan kolateral atau bikolateral dengan jendela daun
dari jaringan interfaskuler tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
5 Type
ataktostele : Stele dengan berkas pengangkut yang tersebar biasanya
terdapat pada batang Monocotyledoneae.
6 Type
aktinostele : Stele diruang streng xylem dan streng floem terletak
berseling merupakan jari-jari, biasanya pada batang paku Lycopodium.
· Perkembangan
struktur primer.
Pada batang pertumbuhan primer ditandai oleh adanya perpanjangan dan
pelebaran meristem apikal. Pada pucuk yang berdaun pemanjangan terjadi terutama
pada internodium (ruas batang).
Pertumbuhan menebal pada poros batang, meliputi pembelahan
periklinal dan pembentangan sel-sel korteks dan empulur. Penebalan primer
secara rinci bervariasi, untuk setiap tumbuhan berbeda-beda.
· Pertumbuhan
sekunder pada batang.
Pertumbuhan yang disebabkan oleh aktivitas kambium pembuluh menyebabkan
bertambahnya jumlah jaringan pembuluh didalam batang. Pertumbuhan sekunder
terjadi pada batang pokok, cabang, tangkai daun, dan ibu tulang daun. Pada
tumbuhan Gymnospermae, dikotil, serta beberapa monokotil yang berkayu dijumpai
adanya pertumbuhan sekunder.
Kambium pada batang dibedakan menjadi kambium
fasikuler (kambium yang terdapat didalam ikatan pembuluh), dan kambium
interfasikuler (kambium yang terdapat diantara pembuluh). Pembelahan awal dari
kambium sering tampak pada bagian interfasikuler. Pada umumnya pertumbuhan
sekunder dari ikatan kambium pembuluh menghasilkan lingkaran xilem dan floem
terus menerus.
Latihan VI
DAUN (FOLIUM)
Daun merupakan organ yang amat beragam baik dari segi morfologi maupun
anatominya. Ciri paling penting dari daun adalah pertumbuahan apeksnya segera
berhenti. Sifat terpenting daun adalah susunan selnya yang kompak dan adanya
kutikula dan stomata.
Daun umumnya tersusun atas : epidermis atas, epidermis bawah dam mesofil
daun. Mesofil daun sebagai jaringan dasar merupakan bagian pokok yang
mengadakan fotosintesis. Disamping itu juga terdapat jaringan pengangkut yang
membentuk tulang daun.
Pada penampang melintang, susunan anatomi daun dapat simetris, artinya
jaringan tiang terdapat pada bagian dorsal maupun ventral daun (disebut daun
isobilateral). Dapat pula tidak simetris, jaringan tiang hanya terdapat pada
sisi ventral saja (disebut dorsiventral atau bivasial). Selian itu ada yang
susunannya sentris, yaitu daun dengan mesofil yang tersusun radial simetris
kesegala arah.
1 Epidermis.
Umumnya epidermis hanya terdiri dari selapis sel, kecuali daun beberapa
jenis tumbuhan yang mempunyai epidermis ganda. (multiple epidermis), misalnya Ficus,
Nerium, Piper. Pada daun semacam ini, periderm membelah
secara periklinal, sehingga menghasilksn epidermis tambahan, akibatnya
epidermis dapat tersusun atas 2-16 lain sel, tergantung jenis tumbuhannya.
Epidermis ganda ini mungkin berfungsi mencegah agar mesofil tidak mengalami
kekeringan yang tidak perlu. Epidermis tidak mengandung plastida yang
berkembang baik, kecuali pada sel penutup. Beberapa jenis tumbuhan air,
epidermisnya mengandung kloroplas.
Bila epidermis terdiri dari lebih satu lapis sel, maka dibawah stomata
terdapat ruang sub stomata yang memisahkan sel penutup dari jaringan
fotosintetik dibawahnya. Pada epidermis daun, biasanya dapat dijumpai adanya
stomata, trikomata dan sel-sel kipas. Sering pula ada epidermis yang
permukaaanya dilapisi oleh kutikula. Kutikula ini tebalnya berbeda-beda, pada
tumbuhan xerofit sangat tebal.
a.
Stomata
Kebanyakan
tumbuhan tingkat tinggi mempunyai stomata dikedua permukaannya (daun
amphistomatik), tetapi banyak pula yang hanya mempunyai stomata disalah
satu permukaan daunnya, umumnya dipermukaan abaksial (daun
hipostomatik) dan pada tumbuhan yang mempunyai permukaan adaksial (daun
epistomatik).
b. Trikomata
Trikomta yang
berfungsi sebagai jaringan pelindung maupun sebagai kelenjar banyak terdapat pada
epidermis daun. Bentuknya sangat bervariasi, epidermis daundapat mengandung
sistolit yang terdiri dari kristal CaCO3, atau mungkin juga sebagai idioblas.
2 Mesofil
Pada kebanyakan
tumbuhan dicotyledoneae, mesofil terdiferensiasi menjadi jaringan tiang
(jaringan palisade) dan jaringan bunga karang (jaringan spons).
a.
Jaringan
palisade (jaringan tiang)
Tersusun atas sel parenkim yang bentuknya silindris memanjang dan banyak
mengandung kloroplas, dapat tersusun menjadi satu lapisan atau lebih.
Fotosintesis bisa berjalan dengan efektif pada jaringan ini. Pada daun dorsiventral, jaringan
palisade terdapat disisi adaksial. Sedang pada daun isolateral jaringan
palisade terdapat dikedua permukaan daun, meskipun dibagian abaksial
kadang-kadang kurang berkembang, pada daun yang bentuknya silindris atau
sentris, jaringan palisade terdapt diseluruh permukaan perifer daun.
b.
Jaringan spons
atau jaringan bunga karang
Tersusun dari sel-sel parenkim yang tidak teratur, bercabang-cabang dan
mengandung sedikit kloroplas, serta terdapat ruang antar sel yang besar. Disini
fotosintesis tidak berjalan efektif.
Dalam beberapa jenis tumbuhan, misalnya rumput-rumputan dan anggota
Monocotyledoneae lainnya, mesofilnya tidak mengalami diferensiasi menjadi
jaringan tiang dan jaringan bunga karang, tetapi tersusun oleh sel-sel parenkim
yang kurang lebih seragam bentuk dan ukurannya. Sel-sel ini menyusun sarung
atau selubung berkas pengangkut. Daun dengan berkas pengangkut demikian disebut
tipe panikoid. Ada yang menganggap jaringan ini sebagai epidermis,
karena sering dijumpai pita caspry atau sebagai sarung tepung (karena didalam
sel ini kadang-kadang dijumpai tepung).
Pada tumbuhan Gramineae yang lain dan juga umum dijumpai pada daun tumbuhan
Dicotyledoneae, berkas pengangkut diselubungi oleh dua lapisan atau lebih
selubung yang sel-selnya berdinding tebal dan tidak mengandung kloroplas. Daun
dengan berkas pengangkut demikian disebut tipe vestukoid.
3 Jaringan
pengangkut
Daun dewasa umumnya mempunyai tulang-tulang daun yang merupakan sistem
berkas pengangkut yang kompleks. Daun kebanyakan tumbuhan Dicotyledoneae
mempunyai ibu tulang daun, yang bersama-sama dengan tulang daun yang lebih
kecil membentuk anyaman seperti jala. Sedangkan daun tumbuhan Monocotyledoneae,
mempunyai tulang daun sejajar, dengan tulang-tulang daun yang kurang lebih
besar sama besar dan masing-masing dihubungkan dengan berkas pengangkut kecil.
4 Jaringan
tambahan
Sepertihalnya pada batang, di dalam daun terdapat jaringan atau sel yang
khusus pada tumbuhan tertentu. Jaringan atua sel itu misalnya, kelenjar minyak,
saluran getah, sel-sel kristal dll. Umumnya jaringan atau sel-sel tersebut
terselip di bagian mesofil.
MENGENAL MIKROSKOP
Mikroskop merupakan alat dasar yang sangat sering di
gunakan dalam pengamatan, terutama dalam bidang biologi.
Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Antoni Van
Leuwenhook.
Mikroskop yang utama ada 2 macam :
- Mikroskop elektron
Yaitu : mikroskop yang di gunakan untuk melihat benda –
benda yang tidak dapat di lihat oleh mikroskop biasa, tetapi dengan bantuan
cahaya – cahaya elektron.
- Mikroskop cahay / biasa
Yaitu : Mikroskop yang menggunakan cahaya matahari /
lampu.
Salah satu contoh mikroskopnya adalah : Mikroskop Student
( Monokuler ) yang bagian – bagiannya terdiri atas :
- Kaki / Basis, dapat berbentuk persegi, tapal kuda,
atau bentuk yang lain.
- Tangkai, Merupakan penyokong teropong yang menjadi
penghubung antara kaki dengan teropong.
- Meja benda, merupakan tempat untuk meletakkan
preparat.
- Skrup – Skrup penggerak sediaan, jumlahnya dua,
tersusun pada satu sumbu yang berguna untuk menggerakkan sediaan kemuka dan
kebelakang ( skrup atas ), sedang skrup bawah untuk menggerakkan sediaan
kekiri dan kekanan.
- Skrup – skrup pengatur jarak antara teropong dengan
sediaan jumlahnya dua buah atau menjadi satu tampak sebuah skrupnya,
mempunyai 2 fungsi :
- Makrometer sebagai pengatur atau
penggerak kasar, menggerakkan lesa obyektif mendekati tau menjauhi
preparat.
- Mikrometer, sebagai penggerak
halus, memperjelas preparat
- Teropong
terdiri dari :
a. Lensa Obyektif, yang letaknya dekat dengan
sediaan..........................
- Diafragma / lever, bagian yang dapat mengatur
banyaknya sinar yang masuk dengan mengatur tangkainya.
- Kondensor, bagian yang terdiri atas lensa yang
berguina untuk mengatur pemusatan sinar.
- Cermin, alat untuk menangkap cahaya, biasanya
terdiri dari 2 cermin yaitu cermin datar yang di gunakan untuk keadaan
terang dan cermin cekung di gunakan untu7k keadaan gelap.
- Revolver, alat untuk memutar atau mengganti lensa
objektif
- Engsel atau sumbu inklinasi, lat untuk menggearkkan
mikroskop.
Komentar
Posting Komentar