Langsung ke konten utama

Pewarnaan gram

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang

Tahapan berikutnya setelah dilakukannya penanaman dan pemanenan mikroba adalah pengidentifikasian mikroba. Bagaimana bentuk mikroba, sehingga dapat diketahui pula bagaimana ciri–ciri mikroba tersebut. Pengenalan beberapa metode pengecatan, merupakan hal yang sangat penting khususnya dalam mengidentifikasi bentuk morfologi pada mikroba. Pada mikroba tertentu. Pengecatan mikroba menjadi sangat penting bukan hanya untuk mengetahui bentuk morfologi tumbuhan namun juga untuk mengetahui  perbedaan–perbedaan bentuk morfologi mikroba itu berdasarkan karakteristiknya dalam berkaitan dengan zat warna.

            Pengecatan mikroba dalam praktikum ini, dilakukan terhadap berbagai jenis bakteri dan dengan menggunakan beberapa zat pewarna, hal ini agar dapat diketahui prinsip penggunaan masing–masing metode tersebut terhadap mikroba uji.

B.      Maksud dan Tujuan Percobaan

1.         Maksud percobaan

          Mengetahui dan memahami tehnik pengecatan gram.

2.         Tujuan percobaan

-     Melakukan pewarnaan gram terhadap beberapa jenis bakteri.

-     Membedakan antara bakteri gram positif dan bakteri gram negatif

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.        Teori Umum

            Bakteri mempunyai bentuk dan ukuran yang sangat beragam. Sebagian besar sel bakteri memiliki 0,2–2 mikron dan panjang 2–8 mikron. Berdasarkan bentuk bakteri digolongkan menjadi tiga golongan utama yaitu bentuk basil (batang) dan bentuk spiral.                     (Maksum, 2002)

            Bakteri cocus biasanya berbentuk bulat atau lonjong hidup sendiri – sendiri, berpasangan, membentuk rantai panjang bulat atau kubus tergantung cara bakteri itu membelah diri dan kemudian melekat satu sama lain setelah pembelahan. Kokus yang tetap berpasangan setelah membelah disebut dengan diplokokus (diplococcus), streptococcus adalah kokus yang membelah dalam satu bidang dan tidak memisahkan diri sehingga membentuk rantai. Kokus yang membelah dalam bidang yang saling tegak lurus sehingga membentuk kokus adalah sarsina, sedangkan kokus yang membelah membentuk gugus atau berkelompok seperti bauh anggur adalah bakteri staphylococcus. (Maksum, 2002)

            Bakteri basil adalah golongan bakteri yang memiliki bentuk seperti batang atau silinder. Bakteri ini mempunyai ukuran yang sangat beragam. Basil umumnya terlihat sebagai batang tunggal. Beberapa basil terdiri ata diplobasillus (diplobacillus). (Maksum, 2002)

            Bakteri spiral adalah bakteri yang mempunyai bentuk yang tidak lurus seperti basil tetapi menjadi vibrio dan spirillum, vibrio yaitu bakteri berbentuk batang yang mendukung menyerupai koma. Spirillum yaitu bakteri yang berbentuk spiral atau pilinan dengan selnya yang kokoh. Spiroketo, bakteri yang spiral dan tubuhnya sangat lentur sehingga dapat bergerak bebas. Kemampuan bergerak ini dimungkinkan karena adanya kontraksi yang lentur dari sumbu filamen atau flagel yang terdapat di permukaan dinding sel bakteri. (Maksum, 2002)

            Komponen utama struktur bakteri terdiri atas makromolekul yaitu DNA, RNA, protein, polisakarida dan fosolipida, asam amino dan karbohidrat. (Maksum, 2002)

            Struktur dan ukuran makromolekul menentukan fungsi makromolekul tersebut, sebagai contoh, urutan nukleotida menentukan sifat genetik dari sel yang terdapat dalam kromosom DNA. Menentukan asam amino menentukan sifat dan fungsi spesifik pada golongan bakteri pathogen. Secara keseluruhan, struktur utama makromolekul sangat mempengaruhi sifat – sifat suatu sel dan menentukan perbedaan fungsi sel itu dalam setiap sistem biologi. (Maksum, 2002)

            Berdasarkan struktur selnya, bakteri termasuk dalam golongan prokariot, sel prokariot memiliki struktur sel lebih sederhana dibandingkan dengan sel eukariotik. Sel prokariotik adalah sel yang tidak memiliki membran inti sel. Ciri-ciri sel prokariotik yaitu materi genetik (DNA). Sel ini tidak terstruktur dalam bentuk neucleus tetapi dalam bentuk nukleotid yang tidak terselubungi oleh membran plasma pada struktur eksternal sel, bagian-bagian penting dipermukaan sel adalah glikaliks, flagel, fimbrio dan pili. (Maksum, 2002)

            Dinding sel bakteri mempunyai struktur yang sangat kompleks yang terdiri atas komponen yang kaku dan kuat serta berfungsi untuk mempertahankan bentuk dan keseluruhan sel. Dinding sel bakteri harus mampu mempertahankan sel ketika tekanan osmotik di dalam sel lebih tinggi daripada di luar sel. Semua dinding sel mengandung mikromolekul yang disebut peptidoglikan atatu nutrien. Komponen ini memberikan kekuatan yang diperlukan untuk mempertahankan keutuhan        (Maksum,  2002)

            Berdasarkan perbedaan struktur dinding sel dan respon terhadap pewarnaan gram, bakteri digolongkan menjadi beberapa golongan yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Dinding sel bakteri gram positif mengandung substansi dinding sel yang disebut asam teikoat (theichoic acid). Dinding sel bakteri gram positif seperti streptococcus mengandung berbagai polisakarida sehingga bakteri ini terbagi dalam beberapa golongan streptococcus. Selain mengandung peptidoglikan dinding sel juga mengandung 60% asam mikolat, malan dan lemak. (Maksum, 2002)

            Dinding sel bakteri gram negatif terdiri atas satu atau lebih lapisan peptidoglikan membran di bagian luar lapisan peptidoglikan. Dinding sel bakteri gram negatif tidak mengandung asam teikoat. Karena hanya mengandung sedikit lapisan peptidoglikan, dinding sel bakteri gram negatif umumnya lebih rentan terhadap guncangan fisik. (Maksum, 2002)

B.    Uraian Bahan

1.     Alkohol ( FI III : 65 )

Nama resmi                 :      AETHANOLUM

Nama lain                    :      Etanol/alkohol

RM / BM                       :      C2H6O / 46,00

Pemerian                     :      Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.

Kelarutan                    : Sangat mudah larut dalam air, dalam      kloroform P, dan dalam eter P.

Kegunaan                   :      Sebagai disenfektan

2.     Komposisi Cat Gram A

Kristal violet                   : 2 gram

 Alkohol 95%                  : 20 ml

 Aquadest                       : 80 ml

 Amonium oksalat         : 0,8 gram

3.     Komposisi Cat Gram B

Iodium                             : 1 gram

 Kalium iodida                : 2 gram

 Aquadest                       : 30ml

4.     Komposisi Cat gram C

Aceton                            : 30 ml

 Alkohol 95%                : 70 ml

5.     Komposisi  Cat Gram D

Safranin                         : 1 gram

Alkohol 95%                  : 10 ml

Aquadest                        : 50 ml

 

 


 

BAB III

METODE PERCOBAAN

A.     Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah: Batang pengaduk, Bunsen, Erlenmeyer, Gegep, Gelas piala, Gelas kimia, Inkubator, Kaki Tiga, Kawat Kasa, mikroskop, Ose Bulat, Ose Lurus, Oven, Pipet skala, Pipet tetes, Rak tabung, Spiritus, Tabung, Tabung reaksi, Timbangan analitik.

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain: Alkohol 70%, Aquadest, Biakan murni bakteri, Larutan cat gram A, Larutan cat gram B, Larutan cat gram C, Larutan cat gram D dan tissue roll.

B.    Cara Kerja

Disiapkan preparat olesan bakteri, Dikeringkan, kemudian lewatkan di atas nyala lampu spiritus, Didingin preparat, diteteskan cat gram A, 2–3 tetes (sampai olesan bakteri tergenang) dan diamkan selama 1–2 menit, Dibuang cat gram yang tergenang, Diteteskan cat gram B, 2–3 tetes dan diamkan selama 1–2 menit, Dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan, Diteteskan cat gram C beberapa tetes, sampai warna cat semula luntur, kemudian dicuci dengan air mengalir, Diteteskan cat gram D, 2–3 tetes, didiamkan 1–2 menit, kemudian cuci dengan air mengalir dan dikeringkan, Diamati dibawah mikroskop dan laporkan:, Sifat bakteri (Gram Positif atau Gram Negatif), bentuk bakteri (batang, bulat atau spiral), susunan bakteri (berderet, bergerombol, dua–dua atau tersebar). Digambarkan hasil pengamatan tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A.     Tabel Pengamatan

1.  Description: C:\Users\user\Pictures\New folder\20160120_162635.jpgDescription: C:\Users\user\Pictures\New folder\20160120_162635.jpg

 

 

2.  Description: C:\Users\user\Documents\IMG_20160124_180505.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\IMG_20160124_180500.jpg

  

 

 

 

 

 

No.

Nama Bakteri

Warna

Hasil pada Bakteri

1.

Eschericia Coli

Merah

Gram -

2.

Staphylococcus aureus

Ungu

Gram +

 


 

BAB V

PEMBAHASAN

Pewarnaan gram dibagi menjadi 2 hasil yaitu, gram positif dan gram negatif, tergantung dari reaksi dinding sel terhadap tinta safranin atau kristal violet. Contoh dari bakteri gram positif ialah Staphylococcus, sedangkan bakteri gram negatif adalah E. coli. Beberapa bakteri tidak terwarnai dengan pewarnaan gram, misalnya Mycobacterium spp, karena dinding selnya mengandung banyak lipid, sehingga digunakan pewarnaan tahan asam untuk mengidentifikasinya pada pewarnaan tersebut sel bakteri akan berwarna berah tetapi sel jaringan akan berwarna hijau (James, 2002)

Proses sterilisasi sangat penting dibutuhkan sebelum dimulai maupun diakhiri sebuah pekerjaan di laboratorium dengan menggunakan teknik apseptik. Alkohol 70% yang disemprotkan pada tangan, kaca preparat, dan meja, bahkan tangan pun sebelumnya harus dicuci dengan sabun terlebih dahulu, hal tersebut dilakukan untuk membunuh mikroorganisme yang tak diinginkan agar didapatkan hasil yang akurat.

Sampel biakkan bakteri berbentuk suspensi homogen agar bakteri dapat menyebar dan tidak menumpuk pada preparat. Kemudian dikeringkan diudara atau fiksasi udara agar bakteri menempel pada kaca preparat. Fiksasi ini biasanya dilakukan lampu spiritus pada pewarnaan gram dapat menyebabkan bakteri tersuspensi mati atau tidak produktif apabila suhu terlalu tinggi, walaupun dapat melekaktkan bakteri pada kaca preparat. Setelah itu biarkan bakteri diteteskan kristal ungu yang berfungsi memberikan pewarnaan pada bakteri maka dihasilkan bakteri yang berwarna ungu. Penetesan Kristal ungu harus merata pada seluruh area biakan bakteri pada kaca preparat agar bakteri dapat terwarnai dengan sempurna. Bakteri yang telah diwarnai dikeringkan selama 1 menit sambil digoyangkan. Lalu dibilas dengan aquadest dengan cara mengalirkannya, bukan degan menyemprot secara langsung pada bakteri tersebut dapat menyebabkan bakteri rusak terkena semprotan aquadest. Bakteri dikeringkan kembali setelah itu ditambahakan kalium iodide agar dapat menyatu dengan Kristal ungu yang membentuk kompleks didalam sel sehingga sel tetap berwarna ungu. Kemudian dikeringkan dan disemprotkan dengan aquadest. Alkohol ditambahakan atau diteteskan pada biakan bakteri untuk melakukan penetrasi ke dalam dinding sel dan melenturkan pewarnaan ungu dari kompleks ungu dan KI (UK-Y). keluar dari sel dan sel menjadi tidak berwarna atau warna ungu akan luntur karena peluruhan dinding sel. Setelah dibilas, penambahan zat lanin merupakan cat sekunder atau kontras berfungsi untuk mewarnai kesemula telah luntur pewarnaannya menjadi warna merah. Hasil akhirnya adalah bakteri gram positif akan berwarna ungu dan bakteri gram negatif akan berwarna merah.

Pada tabung menghasilkan gram positif, morfologi sel batang atau basi, dan penataan sel yaitu berbentuk dua batang sel. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dihasilkan bakteri Stapilococcus berwarna ungu hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa stapilococcus merupakan bakteri gram positif yang berwarna ungu. Pewarnaan gram memberikan hasil yang baik, bila digunakan biakan segar yang berumur 24-48 jam. Bila digunakan biakan tua, terdapat kemungkinan penyimpangan hasil pewarnaan gram. Pada biakan tua, banyak sel mengalami kerusakan pada dinding-dinding selnya. Kerusakan pada dinding sel ini menyebabkan zat warna dapat keluar sewaktu dicuci dengan lartan pemucat. Ini berarti bahwa bakteri gram positif dengan dinding sel yang rusak tidak lagi dapat memertahankan crystal violet sehingga terlihat sebagai bakteri gram negatif.

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

BAB V

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.     Dalam percobaan ini telah dilakukan pewarnaan gram terhadap    Staphylococcus aureus dan E. Coli.

2.     Pada Staphylococcus aureus memperlihatkan warna ungu sehingga disimpulkan bahwa Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif. Sedangkan E. Coli memperlihatkan warna merah sehingga disimpulkan bahwa E. Coli merupakan bakteri gram negatif.

B.    Saran

Arahan dan bimbingan dari asisten sangat kami harapkan demi kelancaran praktikum.

 

 

 

 

 


 

DAFTAR PUSTAKA

Maksum, Dkk. 2002. Buku ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta.

Irianto, Koes. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Yrama Widya: Bandung.

Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV . Depkes RI: Jakarta.

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Uraian Bahan Laporan Analisis Farmasi

B.   Uraian Bahan 1.   Aquadest ( FI . III ; 96) Nama resmi           :   AQUA DESTILLATA Nama lain             :   Air suling R M /B M                   :   H 2 O / 18.02 Pemerian   ....... : .. Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,   tidak   mempunyai rasa Kelarutan               :   Larut dengan semua jenis larutan Penyimpanan      :   Dalam wadah tertutup baik Kegunaan                         :   Sebagai pelarut 2.   H Cl ( FI. III ; 53 ) Nama resmi             : ACI...

Uraian Sampel Aquadest ( Ditjen POM, 1995)

  B. Uraian Sampel 1.     Aquadest ( D itjen POM , 1995) Nama resmi                            : AQUADESTILLATA Nama lain                               : air suling RM/BM                                    : H 2 O / 18,02 R B                                           : H – O - H   Pemeria n      ...

Laporan analisis farmasi ANTIBIOTIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis kualitatif adalah suatu proses dalam mengidentifikasi keberadaan suatu senyawa kimia dalam suatu larutan/sampel yang tidak diketahui. Analisis kualitatif disebut juga analisa jenis yaitu suatu cara yang dilakukan untuk menentukan macam, jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisa. Antibiotika (L, anti, lawan, bias, hidup) adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasi sendiri bagi manusia relatif kecil. A ntibiotik didefinisikan sebagai suatu senyawa organik hasil metabolisme dan mikroorganisme yang memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan dan bahkan mematikan mikroorganisme lain akibat aktivitas sejumlah kecil senyawa antibiotik tersebut. Antibiotik memiliki kegunaan yang sangat luas dib ida ng farmasi dan pertanian dan dibedakan atas antibiotik yang bersifat antibakteri atau antimikroba, anti jamur dan anti ...