Langsung ke konten utama

PENENTUAN KADAR BAHAN TAMBAHAN OBAT DAN MAKANAN GOLONGAN PEMANIS BUATAN

 

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

 

LAPORAN LENGKAP

ANALISIS FARMASI LANJUTAN

PERCOBAAN V : PENENTUAN KADAR BAHAN TAMBAHAN OBAT DAN

   MAKANAN GOLONGAN PEMANIS BUATAN

 

Description: Description: Description: 20161026091424

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

OLEH :

 

GOLONGAN   : VI.B

 ANGKATAN    : 2015

 

 

 

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

MAKASSAR

2018

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Sejak pertengahan abad ke-20 peranan bahan tambahan pangan (BTP) semakin penting sejalan dengan kemajuan tehnologi pangan sintesis. Banyaknya BTP dalam bentuk murni yang tersedia secara konversial dengan harga relatif murah meningkatkan konsumsi bahan tersebut bagi setiap individu.

Namun demikian perlu kita sadari bahwa seringkali makanan atau minuman hasil industri rumah tangga mengandung BTP yangberbahaya, seperti borak, formalin, asam benzoat, natrium siklamat dan sakarin. Bahan-bahan tambahan makanan tersebut ditambahkan pada makanan dengan tujuan untuk pengawet, pengental, pemanis dan penambah warna.

Adapun penetapan kadar bahan tambahan obat dan makanan, untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu makanan yang diuji. Konsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula tinggi secara berlebihan tanpa diimbangi dengan asupan gizi lain dapat menimbulkan gangguan metabolisme tubuh. Sehingga percobaan ini sangatlah penting untuk dilakukan.

 

 

B. Maksud dan Tujuan

1.  Maksud Percobaan

Agar dapat mengetahui metode penetapan kadar senyawa aditif obat dan makanan serta menentukan kadar pemanis buatan siklamat dalam sediaan makanan.

2.  Tujuan Percobaan

a.  Untuk mengetahui metode penetapan kadar senyawa aditif obat dan makanan

b.  Untuk menentukan kadar pemanis buatan siklamat dalam sediaan makanan

C. Prinsip Percobaan

Menentukan kadar sikimat dengan metode nitrimetri dengan menggunakan larutan baku NaNO2 0,1 M sebagai titran dan kertas kanji iodide sebagai indikator serta penentuan kadar siklamat menggunakan spektrofotometri untuk mengukur konsentrasi suatu senyawa berdasarkan kemampuan senyawa tersebut mengabsorpsi berkas sinar atau cahaya.

 

 

 

 

 

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.  Teori Umum

Pemanis buatan merupakan bahan tambahan pangan yang dapat menyebabkan rasa manis pada pangan, tetapi tidak memiliki nilai gizi. Bahan pemanis ini adalah hasil buatan manusia oleh karena itu bahan tersebut tidak diproses secara alamiah. Pemanis buatan yang telah dikenal dan banyak digunakan adalah sakarin dan siklamat. Pedagang kecil dan industri rumahan seringkali menggunakan pemanis buatan karena dapat menghemat biaya produksi (cahyadi, 2008).

Pemanis buatan dapat dikelompokkan menjadi pemanis alami dan pemanis sintetik. Pemanis buatan sintetik merupakan bahan tambahan yang dapat memberikan rasa manis dalam makanan, tetapi tidak memnuhi nilai gizi. Contoh pemanis buatan yaitu sakarin, siklamat, dulsin, sorbitol sintesis nitroproduksi, analin. Banyak aspek digunakan sebagai dasar pertimbangandalam menentukan jenis pemanis buatan yang diisinkan untuk produk pangan, antara lain nilai kadar, tingkat kemanisan, toksisitas dan pengaruhnya terhadap metabolisme tubuh manusia.selain jenis pemanis buatan batasan jumlah maksimum penggunaannya juga dijadikan dasar pertimbangan (ambari sari, et al. 2008).

Konsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula tinggi secara berlebihan tanpa diimbangi dengan asupan gizi lain dapat menimbulkan gangguan metabolisme tubuh (asniah dan yuliani, 2004).

Kondisi ini menyebabkan penggunaan sukrosa atau yang lebih dikenal dengan gula sebagai bahan pemanis utama semakin tergeser. Sebagian dari produk pangan, pemanis termasuk golongan bahan tambahan kimia selain bahan-bahan lainnya seperti antioksidan, pemutih, pengawet, pewarna, dan sebagainya. Pada dasarnya pemanis buatan (artifiold sweetners) merupakan senyawa yang secara substansial memiliki tingkat kemanisan lebih tinggi, yaitu berkisar antara 30 sampai ribuan kali lebih manis dibanding sukrosa. Tingginya tingkat kemanisan buatan, menyebabkan penggunaannya hanya dalam jumlah kecil sehingga dikatakan rendah kalori atau tidak mengandung kalori.selain itu penggunaan pemanis buatan juga jauh lebih murah dibandingkan sukrosa. Seperti diketahui, sukrosa sebagai bahan pemanis alamiah memiliki kandungan kalori yang cukup tinggi yaitu sebesar            251 kal/100 gram bahan (usmiah, yuliani, 2004).

Penggunaan pemanis buatan yang semula hanya ditujukan bagi penderita diabetes, saat ini penggunaannya semakin meluas pada berbagai produk pangan secara umum. Beberapa pemanis buatan bahkan dapat langsung digunakan konsumen hanya dengan menambahkan kedalam makanan atau minuman sebagai pengganti gula. Propaganda penggunaan pemanis buatan umumnya dikaitkan dengan isu-isu kesehatan seperti pengaturan berat badan, pencegahan kerusakan gigi, dan mencegah peningkatan kadar glukosa darah. Namun demikian, penggunaan pemanis buatan tidak selamanya aman bagi kesehatan (usmiah dan yuliana, 2004).

Cahyadi (2008) menyatakan bahwa industri pangan dan minuman lebih menyukai penggunaan pemanis sintetik karena harganya relatif murah dan tingkat kemanisannya yang lebih tinggi. Hal ini mengakibatkan semakin meningkatnya penggunaan pemanis sintesis terutama sakarin dan siklamat. Dalam kehidupan sehari-hari, pemanis buatan sakarin dan siklamat maupun campuran keduanya sering ditambahkan kedalam berbai jenis jajanan anak-anak seperti makanan ringan (snack), cendol, limun, makanan tradisional dan sirup (yulianti, 2007).

Pemanis buatan diperoleh secara sintesis melalui reaksi-reaksi kimia dilaboratorium maupun skala industri. Karena diperoleh melalui proses sintetik dapat dipastikan bahwa bahan tersebut mengandung senyawa-senyawa sintesis. Penggunaan pemanis buatan perlu diwaspadai karena dalam jumlah berlebihan akan menimbulkan efek samping yang merugikan kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa jenis pemanis buatan berpotensi menyebabkan tumor dan bersifat karsinogenik. Oleh karena itu WHO telah menetapkan Acceptable Daily Intake (ADI) atau kebutuhan per orang per hari, yaitu sebesar 0,5 mg/kg BB/hari. Hasil penelitian lembaga konsumen jakarta (LKJ) menunjukkan bahwa sembilan dari 48 jenis makanan anak-anak menggunakan pemanis buatan (aspaltam, sakarin dan siklamat) yang efek negatifnya dapat mempengaruhi syaraf otak dan kanker. Penggunaan bahan-bahan tersebut dinegara-negara eropa sudah lama dilarang (syah, 2005).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B. Uraian Bahan

  1. Aquadest (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi               :  AQUA DESTILLATA

Nama lain                  :  Air suling

RM/BM                       :  H2O / 18.02

Pemerian  .                :..Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,  ………………………...tidak mempunyai rasa

Kelarutan                  :  Larut dengan semua jenis larutan

Penyimpanan           :  Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan                 :  Sebagai pelarut

2.    HCl (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi               : ACIDUM HYDROCHLORIUDUM

Nama lain                  : Asam klorida

RM / BM                     : HCl / 36,46

Pemerian                   :.Cairan, tidak berwarna, berasap bau ……………………….merangsang jika  diencerkan dengan 2 bagian air, ……………………….asap dan bau hilang

Kelarutan                  :.Larut dalam air, larutan berpotensi berwarna ……………………….jingga

Penyimpanan           : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan                 : Sebagai pelarut

 

3.    Indikator Kanji (Ditjen POM, 1979)

Nama Resmi             : AMYLUM MANIHOT

Nama Lain                : Pati singkong

Pemerian                   : Serbuk halus, kadang-kadang berupa gumpalan ………………………..kecil, putih, tidak berbau, tidak berasa

Kelarutan                  : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam ………………………..etanol (95 %) P

Penyimpanan           : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan                 : Sebagai indicator

4.    Kalium iodida (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi               : KALIUM IODIDUM

Nama lain                  : Kalium iodida

RM / BM                     : 166.00 / KI

Pemerian                   :.Hablur heleahedial transparan atau tidak ……………………….berwarna  opak dan putih atau serbuk butiran ……………………….putih hidroskopik

Kelarutan                  : Sangat mudah larut dalam air lebih mudah larut ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,dalam air mendidih, larut dalam etanol 95 % P ……………………….mudah larut dalam gliserol P

Penyimpanan           : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan                 : Sebagai indikator

 

5.    Kloroform (Ditjen POM, 1995)

Nama resmi               : CHLOROFORMUM

Nama lain                  : Kloroform

RM / BM                     : CHCl3  / 119,38

Pemerian                   :.Cairan jernih, tidak berwarna, mudah menguap ……………………….mempunyai sifat khas, bau eter, rasa manis dan …………………….... membakar

Kelarutan                  :.Sukar larut dalam air, dapat bercampur dengan ……………………….etanol, ..eter, dapat bercampur dengan etanol, ……………………….eter, benzen, ..heksana, lemak dan minyak ……………………….menguap.

Penyimpanan           :.Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,cahaya.

Kegunaan                 : Sebagai pelarut

6.    Natrium Siklamat ( Excipient 5 th : 678 )

Nama Resmi             : NATRII CYCLAMATE

Nama lain                  : Sodium siklamat, sodium cyclohexanesulfamate.

RM / BM                     : C6H12NNaO3S / 201.22

Pemerian                   :.Bentuk kristal putih, tidak berbau, atau hampir ……………………….tidak berbau atau sebagai bubuk kristal dengan ……………………….rasa yang sangat manis.

Kelarutan                  :.Praktis larut dalam benzen, kloroform, dan eter, ……………………….larut ..dalam 1 bagian dari 250 bagian etanol 95 ……………………….%, larut ..dalam 1 bagian dari 25 bagian ……………………….propilenglikol, larut ..dalam 1 bagian dari 2 bagian ……………………….air suhu 45°C.

Penyimpanan           : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan                 : Sebagai sampel

7.    Natrium nitrit (Ditjen POM, 1979)

Nama resmi               : NATRII NITRIT

Nama lain                  : Natrium nitrit

RM/BM                       : NaNO2/69,00

Pemerian                  : Hablur atau granul, tidak berwarna atau putih kekuningan, rapuh

Kelarutan                    : Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalam etanol 95% P

Penyimpanan           : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan                 : Lautan baku/penitran

 

 

 

 

 

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

A.  Alat dan Bahan

1.  Alat

Alat-alat yang digunakan adalah batang pengaduk, buret (pyrex), corpis (pyrex), erlenmeyer (pyrex), gelas kimia (pyrex), gelas ukur (pyrex), labu ukur (pyrex), kuvet, pipet tetes, pipet volume, sendok tanduk, statif, spektrofotometri, timbangan analitik.

2.  Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah Asam klorida (HCl), Aquadest (H2O), Indikator kanji, Kloroform (CHCl3), Natrium nitrit (NaNO2), Natrium siklamat dan tissu.

B. Cara Kerja

a.  Penetapan kadar sikla mat secara nitrimetri

Disiapkan alat dan bahan kemudian ditimbang semua bahan sesuai perhitungan. Ditambahkan 400 mg sampel sediaan ke dalam erlenmeyer lalu ditambahkan 50 ml aquadest kemudian dilarutkan dalam 5 ml HCl setelah itu dititrasi dengan NaNO2 0,1 M (sudah dibekukan) menjadi biru kemudian di uji dengan kertas kanji (tetap biru).

 

b.  Penetapan kadar siklamat dengan spektrofotometri uv-vis

Disiapkan alat dan bahan kemudian ditimbang semua bahan sesuai perhitungan. Dimasukkan 150 mg sampel sediaan ke dalam corong pisah lalu ditambahkan 50 ml kloroform dan 10 ml aquadest setelah itu di gojok dan didiamkan sebanyak 3X diambil bagian atas (siklamat) dan digojok kembali kemudian di ukur absorban dengan panjang gelombang 266 nm.

c.   Kurva baku

Disiapkan alat dan bahan kemudian ditimbang semua bahan sesuai perhitungan. Dimasukkan 150 mg sampel murni dan diadkan masing-masing dengan 100 ml aquadest lalu di ukur absorbannya dengan panjang gelombang 266 nm.

  1. Larutan blanko

Disiapkan alat dan bahan lalu ditimbang semua bahan sesuai perhitungan. Dimasukkan 50 ml kloroform pada gelas kimia dan ditambahkan 10 ml H2O.

 

 

 

 

 

 

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

A.  Tabel Pengamatan

1.  Tabel pengamatan Nitrimetri

Sampel

Indikator

Volume Titrasi

Warna

Marimas

Kertas Kanji

30 ml

Tidak berwarna

 

2.  Tabel Pengamatan Spektrofotometri

Sampel (x)

Absorban (y)

X2

Y2

Xy

Marimas

Sampel 10 ppm

2,573

 

 

 

Km 10 ppm

2,573

100

6,664

25,70

Km 8 ppm

2,570

64

6,677

20,67

Km 6 ppm

2,584

36

6,579

15,39

Km 4 ppm

2,565

16

6,563

10,24

Km 2 ppm

2,577

4

6,640

5,15

Σ = 30 ppm

Σ = 12,869

Σ = 220

Σ = 33,063

Σ = 77,15

 

 

B. Perhitungan

  1. Perhitungan Nitrimetri (Marimas)

a.   

                                                 

           

b.   

                                                    

c.    % Kadar Sampel

                                              

                     = 2,4 %

  1. Perhitungan Spektrofotometri (Kloramfenikol)
  1.  % Kadar Etiket                                                                            

                                                                                                   

b.   % Kadar Kurva Baku

  a  =                               b  =

                             

                                           

                                                               

                                                                                                                                  

c.    Persamaan Linear

 Y       = a + bx

2,573 = 2,569 + 0,0004 x

2,573 – 2,569 = 0,0004 x

0,004 = 0,0004 x

       x    

       x = 10 => C

d.   % Kadar  =  

        =  

        =  

        = 33,33 %

 

 

 

C.  Reaksi

KI + HCl           KCl + HI

2 ml + 2HONO             I2 + 2NO + 2H2O

I2 + kanji           kanji iod (biru)

D. Gambar

Gambar

Keterangan

 

 

 

 

 

 

Penimbangan (spektofotometri)

 

 

 

 

 

 

 

Penimbangan sampel (marimas)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Pengenceran 10 ppm

IMG-20180521-WA0010.jpg

 

 

 

 

 

Hasil absorban 10 ppm

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Aquadest + HCl

 

 

 

 

 

 

 

 

Proses titrasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Hasil akhir

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Hasil gojokan ke 3X

 

 

 

Di uji dengan kertas kanji

BAB V

PEMBAHASAN

Pemanis buatan merupakan bahan tambahan pangan yang dapat menyebabkan rasa manis pada pangan tetapi tidak memiliki nilai gizi, bahan pemanis ini adalah hasil buatan manusia oleh karena itu bahan tersebut tidak diproses secara alamiah. Pemanis buatan yang tidak dikenal dan banyak digunakan adalah sebagian dari siklamat (cahyadi, 2008).

Salah satu jenis bahan tambahan makanan adalah pemanis buatan contohnya siklamat, ini dapat merupakan sebagai pemanis buatan tambahan yang dapat menyebabkan rasa manis tetapi tidak memiliki zat gizi yang baik bagi tubuh kita.

Penentuan kadar siklamat secara nitrimetri karena dilakukan dengan menimbang sampel (marimas) sebanyak 400 mg kemudian ditambahkan dengan 50 ml aquadest. Aquadest merupakan pelarut yang sesuai dengan asam siklamat sehingga memudahkan terjadinya reaksi antara sampel dengan reagen/pereaksi. Kemudian sampel ditambahkan 5 ml HCl yang berfungsi untuk memberikan suasana asam pada larutan baku yang digunakan adalah natrium nitrit untuk membentuk reaksi diazotasi yakni reaksi amina aromatic primer dengan asam nitrit dengan suasana asam sehingga membentuk garam diazonium NaNO2 dengan siklamat bereaksi dengan cara memutuskan ikatan sulfat dalam siklamat (lestari, 2011).

Metode yang biasa digunakan untuk menerapkan titik akhir titrasi diazotasi adalah dengan menggunakan kertas kanji iodide sebagai indicator luar. Ketika larutan diteteskan pada kertas kanji adanya warna biru meluas karna oksidasi udara terhadap iodide dalam suasana asam.

Reaksi diazotasi merupakan reaksi yang lambat karena itu titrasinya harus dilakukan perlahan-lahan terutama menjelang titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi akan tercapai apabila terbentuk warna biru dengan segera pada kertas kanji iodide dan data dilanjutkan lagi paling tidak 5 menit setelah penambahan titik akhir. Pada waktu titrasi dan belum mencapai titik ekuivalen. Maka jika larutan itu diteteskan pada ketras kanji iodide juga akan membentuk warna biru segera karena ada asam nitrat yang belum tercapai/ belum bereaksi dengan amina aromatis indikator kanji iodida ini peka terhadap kelebihan 0,05 - 0,10 ml NaNO2 0,1N dan 200 ml larutan                                  (Analisis kuantitatif obat, 2007).   Pada percobaan ini hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur karena setelah di uji  dengan menggunakan kertas kanji hasilnya tidak berubah menjadi warna biru. Adapun faktor yang dapat menyebabkan ketidasesuaian hasil pada metode nitrimetri yaitu kurangnya ketelitian saat melakukan penimbangan bahan, pencampuran bahan, dan saat proses titrasi.

Pada percobaan ini ingin ditentukan kadar pemanis buatan Natrium siklamat dan didapatkan kadarnya dengan metode nitrimetri adalah 2,4 % dan dibandingkan dengan % kadar etiket dalam sediaan yakni 1,062 %. Hasil yang didapatkan pada metode nitrimetri lebih besar dari % kadar etiket natrium siklamat dalam sediaan.

Pada percobaan penentuan kadar senyawa golongan pemanis buatan selanjutnya digunakan metode spektrofotometri. Spektroforometri adalah sebuah metode analisis untuk mengukur konsentrasi suatu senyawa berdasarkan kemampuan senyawa tersebut mengabsorpsi berkas sinar atau cahaya. Sampel yang diukur absorbansinya adalah sediaan murni natrium siklamat natrium siklamat pada produk.

Pada persiapan kurva baku natrium siklamat digunakan sampel murni dengan cara sampel ditambahkan dengan aquadest di lihat dari kelrutan natrium siklamat mudah larut dalam air kemudian diencerkan pada 10, 8, 6, 4, 2 ppm. Dan diukur absorbansinya pada λ 266 nm. Sehingga didaptkan absorbansi untuk 10 ppm : 2,570; 8 ppm : 2,584; 6 ppm : 2,565; 4 ppm : 2,562; dan 2 ppm : 2,577. Sedangkan untuk penyiapan sampel sediaan natrium siklamat sampel ditambahkan dengan kloroform dan air dengan perbandingan 5 : 1 kemudian dilakukan penggojokan. Fungsi penggojokan yaitu mempercepat terjadinya distribusi yang disebabkan karena tumbukan-tumbukan antar partikel campuran yang juga cepat. Penggojokan dilakukan sebanyak 3 kali. Hasil penggojokan didapatkan terbentuk 2 fase. Kemudian diambil fase bagian atas untuk diukur absorbansinya dengan pengenceran 10 ppm pada λ 266 nm, dan didapatkan nilai absorbansi yaitu 2,574.

Setelah diukur nilai absorbansinya, di hitung kadar natrium siklamat dan didapatkan nilainya sebesar 33,33 % dan dibandingkan dengan % kadar etiket natrium siklamat dalam sediaan sebesar 1,062 %. Hasil yang didapatkan yaitu % kadar dengan metode spektrofotometri lebih besar di banding pada sediaan.

Ada beberapa faktor yag dapat menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian hasil dari metode spektrofotometri yaitu ketidaksesuaian saat penimbangan bahan, pencampuran bahan-bahan, dan ketidaktelitian saat melakukan titrasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB VI

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan ini dapat di simpulkan  bahwa :

  1. Penetapan kadar marimas dengan menggunakan metode nitrimetri  menggunakan larutan baku NaNO2 0,1 M, mendapatkan  volume titrasi sebanyak 30 ml.
  2. Penetapan kadar marimas dengan menggunakan metode spektrofotometri mendapatkan hasil pada sampel sediaan 10 ppm=2,573, sedangkan pada sediaan murni panjang absorban yang dihasilkan yaitu pada 10 ppm=2,570, 8 ppm=2,584, 6 ppm=2,656, 4 ppm=2,562, dan 2 ppm=2,577.

B. Saran

Metodenya di tingkatkan lagi, dan prosedur kerjanya harus sesuai  pada saat melakukan percobaan agar tidak terjadi kesalahan serta kursi dan meja di lengkapi didalam laboratorium agar praktikan nyaman.

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen,POM. 1979. “Farmakope Indonesia Edisi III”. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

 

Dirjen,POM. 1995. “Farmakope Indonesia Edisi IV”. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.

 

Gandjar dan Rahman. 2007. “Kimia Farmasi Analisis”. Kimia Analisis Fakultas Farmasi UGM : Yogyakarta.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN

1.  Cara pembuatan dan pembakuan NaNO2 0,1 N

NaNO2 0,1 N ( tiap 1000 ml mengandung 6900 gram NaNo2 ( FI III : 719 )

Cara pembuatan : Larutkan 7,5 gram NaNo2 dalam air secukupnya, adkan 1000 ml air.

Pembakuan : .Ditimbang 50 mg sulfonamida ( harus di kerjakan pada suhu 100oC selama 3 jam ), di tambahkan 50 ml air dan 5 ml HCl pekat ( aduk sampai larut ), dinginkan pada suhu 15oC, tambah kan 25 gram pecahan Es, titrasi dengan NaNo2, kertas kanji ( Biru ).

2.  Cara pembuatan larutan kanji P (FI III : 649)

Cara pembuatan : Gerus 500 mg pati P atau pati larut P dengan 5 ml air  dan tambahkan sambil terus diaduk air secukupnya hingga 100 ml didihkan selama beberapa menit, dinginkan dan saring.

3.  Cara pembuatan indikator kertas kanji (FI III : 649)

Cara pembuatan : Impregnasikan kertas putih yang tidak mengkilap ke dalam larutan kanji P yang telah diencerkan dengan larutan kalium iodat P  5 % b/v volume sama.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Uraian Bahan Laporan Analisis Farmasi

B.   Uraian Bahan 1.   Aquadest ( FI . III ; 96) Nama resmi           :   AQUA DESTILLATA Nama lain             :   Air suling R M /B M                   :   H 2 O / 18.02 Pemerian   ....... : .. Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,   tidak   mempunyai rasa Kelarutan               :   Larut dengan semua jenis larutan Penyimpanan      :   Dalam wadah tertutup baik Kegunaan                         :   Sebagai pelarut 2.   H Cl ( FI. III ; 53 ) Nama resmi             : ACI...

Uraian Sampel Aquadest ( Ditjen POM, 1995)

  B. Uraian Sampel 1.     Aquadest ( D itjen POM , 1995) Nama resmi                            : AQUADESTILLATA Nama lain                               : air suling RM/BM                                    : H 2 O / 18,02 R B                                           : H – O - H   Pemeria n      ...

Laporan analisis farmasi ANTIBIOTIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis kualitatif adalah suatu proses dalam mengidentifikasi keberadaan suatu senyawa kimia dalam suatu larutan/sampel yang tidak diketahui. Analisis kualitatif disebut juga analisa jenis yaitu suatu cara yang dilakukan untuk menentukan macam, jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisa. Antibiotika (L, anti, lawan, bias, hidup) adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasi sendiri bagi manusia relatif kecil. A ntibiotik didefinisikan sebagai suatu senyawa organik hasil metabolisme dan mikroorganisme yang memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan dan bahkan mematikan mikroorganisme lain akibat aktivitas sejumlah kecil senyawa antibiotik tersebut. Antibiotik memiliki kegunaan yang sangat luas dib ida ng farmasi dan pertanian dan dibedakan atas antibiotik yang bersifat antibakteri atau antimikroba, anti jamur dan anti ...