Langsung ke konten utama

Laporan Analisis Farmasi Vitamin


BAB II
                                              TINJAUAN PUSTAKA
A.  Teori Umum
Vitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel dan penting untuk   melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan (Poedjiadi Anna, 2005 : 397).  
 Kebanyakan vitamin-vitamin ini tidak dapat di sintesis oleh tubuh. Beberapa diantaranya masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh karenanya tubuh harus m emperoleh vitamin  dari makanan sehari-hari. Jadi vitamin mengatur metabolisme, mengubah lemak dan karbohidrat menjadi energi, dan ikut mengatur pembentukan tulang dan  jaringan  (Poedjiadi Anna, 2005 : 397).
Beberapa di  antaranya masih dapat dibentuk oleh tubuh, namun kecepatan pembentukannya sangat kecil sehingga jumlah yang terbentuk tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Oleh karenanya tubuh harus memperoleh vitamin dari  makanan sehari-hari. Jadi vitamin mengatur metabolisme, mengubah lemak dan karbohidrat menjadi energi, dan ikut mengatur pembentukan tulang dan jaringan (Poedjiadi Anna, 2005 : 397).
Sejarah penemuan vitamin dimulai oleh Eijkman yang pertama  kali menemukan adanya zat yang bertindak sebagai faktor diet esensial dalam kasus penyakit beri-beri. Pada tahun 1879 ia memberikan gambaran adanya suatu penyakit yang diderita oleh ayam yang serupa  dengan beri-beri oada manusia. Gejala penyakit tersebut setelah binatang diberi makanan yang terdiri atas beras giling murni. Ternyata penyakit ini dapat disembuhkan dengan memberi makanan sisa gilingan  beras yang berupa serbuk. Hasil penemuan yang menyatakan bahwa dalam makanan ada faktor lain yang penting selain karbohidrat, lemak, dan  protein sebagai energi, mendorong para ahli untuk meneliti lebih lanjut tentang vitamin, sehingga diperoleh konsep tentang vitamin yang dikenal sekarang. Pada saat ini terdapat lebih dari 20 macam vitamin. Polish kemudian memberi nama faktor diet esensial ini dengan vitamin. Selanjutnya hasil pekerjaan Warburg tentang koenzim (1932-1935) dan kemudian penyelidikan R Kuhn dan P Kerrer menunjukkan adanya hubungan antara struktur kimia vitamin dengan koenzim (Poedjiadi Anna, 2005 : 398).
Vitamin dibagi kedalam dua golongan. Golongan pertama oleh Kodicek (1971) disebut prakoenzim (procoenzyme), dan bersifat larut dalam air, tidak disimpan oleh tubuh, tidak beracun, diekskresi dalam urine. Yang termasuk golongan ini adalah tiamin, riboflavin, asam nikotinat, piridoksin, asam kolat, biotin, asam pentotenat, vitamin B12 (disebut golongan vitamin B) dan vitamin C. Golongan kedua yang larut dalam lemak  disebutkan alosetron, dan  dapat disimpan dalam tubuh. Apabila vitamin ini terlalu banyak dimakan, akan tersimpan dalam tubuh, dan memberikan gejala penyakit tertentu (hipervitaminosis), yang juga membahayakan. Kekurangan vitamin mengakibatkan terjadinya  penyakit  defisiensi, tetapi  biasanya  gejala penyakit  ini akan hilang kembali apabila kecukupan vitamin tersebut  terpenuhi (Poedjiadi Anna, 2005 : 399).
Vitamin dan beberapa mineral penting untuk metabolisme. Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk mempertahankan sebagai kofaktor untuk enzim metabolisme. Vitamin yang terdapat dalam lebih dari satu bentuk kimia  (misalnya piridoksin, piridoksal, piridoksamin) (Poedjiadi Anna, 2005 : 397). 
Asam Nikotinat (Niasin)
Niasin penting untuk pertumbuhan yang normal dan kesehatan sepanjang hidup manusia (Poedjiadi Anna, 2005 : 397). 
Struktur kimia :



Vitamin ini merupakan bahan dasar dari koenzim nikotinamida adenin dinukleotida (NAD+). Telah kita ketahui bahwa koenzim ini merupakan koe  nzim dari enzim dehidrogenase, dengan menstarnsfer hidrogen dalam reaksi oksidasi reduksi (Poedjiadi Anna, 2005 : 399). 
Penyakit/Gejala Definisinya
Apabila cadangan vitamin di dalam tubuh ini telah habis dalam waktu 30-180 hari dan penambahan dari makanan sangat sedikit atau tidak ada samasekali, akan timbul gejala penyakit pelarga ( pele = kulit agra = kasar ). Penyakit ini dapat mengenai usus, kulit dan system syaraf. Kulit misalnya pada muka, leher, dada, lengan menjadi kemerah-merahan, kemudian menjadi cokelat mengeras. Untuk penyembuhan penyakit ini diperlukan makanan sumber vitamin lain pula, yaitu makanan yang mengutamakan sumber vitamin B1, vitamin B2, dan niasin sendiri (Poedjiadi Anna, 2005 : 400). 
Walaupun  tidak terdapat kasus pellagra  yang  sama, namun terdapat ciri-ciri  berikut  merupakan  gejala  umum  dari  pellagra          (Poedjiadi Anna, 2005 : 400). 
a.    Gejala awal di antaranya : lelah, pusing, kehilangan berat badan, tidak mempunyai selera makan
b.    Merasa sakit pada lidah, mulut, kerongkongan, disertai glositis (perasaan seperti terbakar pada lidah) yang dapat meluas sampai usus. Lidah dan bibir menjadi merah
c.    Mual, muntah-muntah yang diikuti oleh diare
d.    Dermatitis (gatal terasa panas) khususnya pada permukaan tubuh yang terbuka yaitu lengan, tangan, lutut, dan leher
e.    Gejala neurologis seperti daya ingat lemah, mudah bingung, mudah marah, halusinasi dan demensia (gangguan jiwa dan gangguan syaraf)
Sumber vitamin ini adalah di antaranya makanan yang kaya akan protein, seperti telur, daging dan susu. Sumber vitamin nabati misalnya biji-bijian  (beras dan sebangsanya), sayuran hijau, kentang, kacang-kacangan (leguminosa) seperti kedelai, petai cina (Poedjiadi Anna, 2005 : 400). 
Gejala  pellagra  dapat  dihilangkan   dengan   pemberian 4,4 mg  niasin  per 1000 kalori  yang dimana energi yang dibutuhkan  tubuh per hari. Kebutuhan akan niasin dapat  dilihat  pada table  (Poedjiadi Anna, 2005 : 400). 
Niasin larut dalam air, sehingga kehilangan vitamin ini sering terjadi apabila sayuran dicuci setelah dipotong-potong. Niasin tahan terhadap pemanasan. Di Negara-negara yang penduduknya mengalami kasus pelagra, seringkali niasin ditambahkan pada makanan penduduk (Poedjiadi Anna, 2005 : 400). 
Tiamin (Vitamin B1)
            Tiamin telah lama dikenal sebagai antineuritik karena digunakan untuk membuat normal kembali susunan syaraf. Struktur/rumus kimia garamnya adalah sebagai berikut: (Poedjiadi Anna, 2005 : 401). 


 


Tiamin klorida
            Koenzim yang berasal dari vitamin ini aadalah tiamin pirofosfat. (TPP ) yang berfungsi dalam reaksi – reaksi dekarboksilasi asam α keto, oksidasi asam α keto, transketolasi. Adapun bagian aktif koenzim TTP adalah gugus tiazolnya (Poedjiadi Anna, 2005 : 401). 
            Defisiensi vitamin ini mengakibatkan terjadinya penyakit beri-beri terutama Negara-negara yang menggunakan makanan pokok nasi. Defisiensi vitamin B1 juga mengakibatkan rusaknya pada alat pencernaan makanan yang disertai muntah-muntah dan diare. Sumber vitamin B1 adalah biji-bijian seperti beras, gandum; sumber lainnya adalah : daging, ungags, telur, hati, kedelai, kacang tanah, sayuran dan pada susu  (Poedjiadi Anna, 2005 :401). 
            Kehilangan atau kerusakan tiamin selama proses pemasakan disebabkan oleh sifat tiamin yang larut dalam air,  dan tidak tahan terhadap pemanasan yang terlalu lama. Adanya alkali juga menyebabkan kerusakan tiamin. Pada pemasakan roti, kehilangan tiamin mencapai 25%, daging yang direbus mencapai pengurangan tiamin sampai 50%, dan yang dipanggang kehilangan 25% saja. Dalam memasak sayuran sebaiknya menggunakan air sedikit saja, kecuali bila air rebusan ikut dimanfaatkan (Poedjiadi Anna, 2005 : 402). 
Riboflavin ( Vitamin B2)
            Struktur kimia vitamin B2 adalah sebagimana terlihat pada (a). Di samping koenzim FAD, riboflavin juga merupakan pembentuk flavin mononukleotida (FMN), yang mempunyai rumus seperti di bawah ini (b).
a)     






                                 Riboflavin






Tanda – tanda defisiensi vitamin ini adalah keilosis ( terjadi kerak pada sudut mulut yang berwarna merah ) (Poedjiadi Anna, 2005 : 402). 
Sumber vitamin adalah susu, daging, telur, ikan. Biji-bijian seperti beras dan gandum mengandung riboflavin dalam jumlah yang kecil.
Kebutuhan riboflavin yang dianjurkan sebagai berikut :
-          Bagi wanita yang lebih dari 23 tahun            1,2 mg/hari
-          Pria lebih dari 23 tahun                        1,6 mg/hari
-          Wanita menyusui                                  1,7 mg/hari
-          Wanita hamil                                          1,5 mg/hari
-          Bayi                                                          0,6 mg/hari
-          Anak sampai 10 tahun                         1,2 mg/hari
Pada pasteurisasi, avaporasi atau pengeringan susu terjadi pengurangan riboflavin sampai 20%. Apabila dijemur di bawah sinar matahari langsung selama 3,5 jam terjadi pengurangan sampai 75%. Oleh karenanya pada pengemasan susu harus digunakan tempat dari aluminium, karton atau botol berwarna. Pada pengawetan sayuran hijau menggunakan bikarbonat akan terjadi perusakan vitamin secara total (Poedjiadi Anna, 2005 : 403). 
Asam Lipoat
            Struktur kimia asam lipoat adalah sebagai berikut :
 




            Enzim yang mengandung gugus lipoil, -S-S ini, berfungsi sebagai katalis pada reaksi pemindahan/transfer gugus asil dan transfer hydrogen. Reaksi berlangsung dalam tiga tahap yaitu : (a) pengikatan pada gugus asil oleh gugus lipoil, (b) pemindahan gugus asil pada koenzim A, sementara dalam reaksi ini gugus lipoil mengikat dua atom H, (c) akhirnya gugus lipoil memindahkan hidrogen yang diikatnya kepada koenzim NAD­­­­­+ (Poedjiadi Anna, 2005 : 403). 
Biotin (Vitamin B7)
Rumus kimia vitamin ini adalah sebagai berikut :




Biotin sebagai kofaktor yang  terikat kuat pada bagian protein enzim. Terdapat  tiga jenis reaksi yang dapat dilangsungkan  oleh biotin yaitu : (a) reaksi karboksilasi pada karbon dari asil KoA, (b) reaksi karboksilasi pada atom karbon yang berikatan ganda dari rantai karbon senyawa asil KoA, (c) reaksi transkarboksilasi pada senyawa asil KoA (Poedjiadi Anna, 2005 :404). 
Gejala yang tampak pada defisiensi vitamin  adalah:
 (Poedjiadi Anna, 2005 : 404). 
a.  Kulit menjadi kasar bersisik
b.  Rasa sakit pada urat-urat
c.   Kulit memucat
d.  Anoreksia (kehilangan selera makan) dan mual
e.  Kadar hemoglobin menurun
f.    Kadar kolesterol naik
g.  Kadar biotin urine menurun sampai 1/10 normal
Sumber yang bagus untuk biotin adalah daging, kuning telur, kacang polong, kenari atau kemiri.
Piridoksin, Piridoksal dan piridoksamin (Vitamin B6)
Koenzim piridoksal fosfat berpartisipasi dalam reaksi metabolisme asam amino. Seperti reaksi transaminasi, dekarboksilasi dan rasemisasi. Masing-masing reaksi ini berlangsung dengan katalis enzim yang berbeda-beda. Tetapi semua enzim ini memerlukan koenzim yang sama yaitu piridoksal fosfat (Poedjiadi Anna, 2005 :405). 
      













Gejala yang tampak pada defisiensi vitamin B6  adalah hambatan pertumbuhan, badan lemah dan gangguan mental, ermenia, dermatitis (gata-gatal pada kulit dengan bercak merah). Contoh penyakit dermatits
(Poedjiadi Anna, 2005 : 406). 
Obat INH (asam nikotin hidrazida) yaitu kemoterapeutik untuk pasien tuberkulosa, bekerja sangat antagoistik terhadap vitamin B6. Oleh karenanya pemberian obat tersebut dalam waktu lama seringkali ditambah dengan vitamin ini (Poedjiadi Anna, 2005 : 406). 
Sumber vitamin B6 adalah daging, unggas, ragi, legum, serealia, ubi jalar, dan kentang (Poedjiadi Anna, 2005 : 406). 
Untuk kebutuhan diet dianjurkan sebagai berikut :  
(Poedjiadi Anna, 2005 : 397). 
1.    Pria dewasa                                                   2,0 mg/hari
2.    Wanita dewasa                                              2,0 mg/hari
3.    Wanita hamil/menyusui                               2,5 mg/hari
4.    Bayi sampai 1 tahun                                         0,3-0,4 mg/hari
5.    Anak 1-10 tahun                                    0,6-1,2 mg/hari
6.       V  Remaja                                            1,2-1,6 mg/hari
Asam Folat (Vitamin B11)
Defisiensi asam folat menunjukkan: (a) anemia megaloblastik, (b) glositis (inflamasi pada lidah). (c) diare (Poedjiadi Anna, 2005 : 406). 
       Makanan sumber asam fola adalah hati, sayuran yang berwarna hijau tua terutama bayam, asparagus dan pada  kacang-kacangan (Poedjiadi Anna, 2005 : 406). 
       Tetrahidrofolat berperan dalam pembentukan komponen-komponen RNA dan DNA, oleh karenanya penting untuk pembelahan sel dan reproduksi (Poedjiadi Anna, 2005 : 406). 
Vitamin B12 ( Kobalamin)
Defisiensi vitamin ini biasanya disebabkan oleh kerusakan sistem absorbsi di usus. Beberapa  gejala  defisiensi  a   tau  kekurangan  vitamin B12  ini antara lain : (Poedjiadi Anna, 2005 : 407). 
1.    Anemia pernisiosa, yang disebabkan ole ketidakmampuan tubuh mengabsorbsi B12 
2.    Pucat dan menjadi kurus
3.    Anoreksia (kehilangan nafsu makan)
4.    Gangguan neurologis
5.    Depresi mental
Sumber vitamin B12  terutama berasal dari makanan hewani, seperti daging, susu, telur, unggas, ikan, mentega, hati. Makanan sumber nabati tidak mengandung vitamin B12 (Poedjiadi Anna, 2005 : 408). 
Untuk kebutuhan diet dianjurkan : (Poedjiadi Anna, 2005 : 408). 
1.    Pria dan wanita di atas 11 tahun dianjurkan                   3 mcg/hari
2.    Wanita mengandung/menyusui                                        4 mcg/hari
3.    Anak 7-10 tahun                                                                   2 mcg/hari
4.    Anak 1-3 tahun                                                                     1 mcg/hari
5.    Anak sampai 1 tahun                                                       0,3 mcg/hari
Asam pentotenat (Vitamin B5)
            Vitamin ini merupakan pembentuk koenzim A. Gugus aktif koenzim A adalah gugus –S-H. Dalam reaksi-reaksi kimia biasanya dituliskan   KoA-SH atau SH-KoA. Dengan gugus karboksil dari substrat koenzim A membentuk ikatan tioester (Poedjiadi Anna, 2005 : 408). 
            Koenzim A adalah reaksi-reaksi kimia berfungsi sebagai pemindah gugus asil (Poedjiadi Anna, 2005 : 408). 
Defisiensi vitamin ini memberikan gejala : (Poedjiadi Anna, 2005 : 408). 
1.    Kehilangan selera makan
2.    Tidak dapat melaksanakan pencernaan makanan dengan baik
3.    Depresi mental
4.    Insomnia (tidak dapat tidur)
5.    Mudah terjadi infeksi saluran pernapasan
Semua makanan yang berasal dari hewan merupakan sumber asam pentotenat. Di samping itu juga biji-bijian dan kacang polong. Buah dan sayur mengandung asam pentotenat dalam kadar yang rendah (Poedjiadi Anna, 2005 : 409). 
            Kebutuhan diet tidak begitu diketahui tetapi untuk orang dewasa dan anak-anak 5-10 mg/hari (Poedjiadi Anna, 2005 : 409). 
Asam Askorbat (Vitamin C)
Rumus kimia vitamin C adalah sebagai berikut :
(Poedjiadi Anna, 2005 : 409). 

           




Dalam larutan air vitamin C mudah dioksidasi, terutama apabila dipanaskan. Oksidasi dipercepat apabila  ada tembaga atau alkalis. Kehilangan vitamin C sering terjadi pada pengolahan, pengeringan, dan cahaya. Vitamin C penting dalam pembuatan zat-zat interseluler, kolagen. Vitamin ini tersebar ke seluruh tubuh dalam jaringan ikat, rangka, matriks dan lain-lain. Vitamin V berperan penting dalam hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin dan hidroksilisin yang merupakan bahan pembentukan kolagen tersebut (Poedjiadi Anna, 2005 : 409). 
            Dalam pernapasan sel vitamin C banyak terlibat, namun mekanisme belum diketahui dengan jelas. Peran penting vitamin ini antara lain : (Poedjiadi Anna, 2005 : 409). 
1.     Oksidasi fenilalanin menjadi tirosin
2.     Reduksi ion feri menjadi fero dalam saluran pencernaan
3.     Mengubah asam folat menjadi bentuk aktif asam folinat
4.     Sintese hormon-hormon steroid dari kolesterol
Dengan demikian vitamin C juga berperan menghambat reaksi-reaksi oksidasi dalam tubuh yang berlebihan dengan bertindak sebagai inhibitor. Tampaknya vitamin            C merupakan vitamin yang esensial untuk memelihara fungsi normal semua unit sel termasuk struktur-struktur subsel seperti ribosom dan mitokondria. Kemampuan vitamin ini untuk melepaskan dan menerima menunjukkan adanya peran yang sangat penting dalam proses metabolisme. Pada waktu stres di maa aktivitas hormon adrena korteks tinggi, konsentrasi vitamin dalam jaringan ternyata menurun. Infeksi dan demam tubuh memerlukan tambahan jumlah vitamin C cukup banyak untuk mencapai kadar normalnya kembali dalam jaringan. Peranan vitamin C dalam menanggulangi flu (common cold) telah banyak dialporkan. Pada binatang percobaan ternyata bahwa kadar vitamin C yang tinggi dapat meningkatkan sintesis vitamin B kolmpleks dalam intestin (Poedjiadi Anna, 2005 : 410). 
Penyakit atau gejala yang tampak, yang disebabkan oleh defisiensi vitamin C adalah : (Poedjiadi Anna, 2005 : 410). 
1.     Skorbut, perdarahan gusi
2.     Mudah terjadi luka dan infeksi tubuh, dan kalau sudah terjadi sukar disembuhkan
3.     Hambatan pertumbuhan pada bayi dan anak-anak
4.     Pembentukan tulang yang tidak normal pada bayi dan anak-anak
5.     Kulit mudah mengelupas
             Sumber vitamin C adalah sayuran berwarna hijau, pada buah-buahan (perlu diketahui, bahwa rasa asam pada buah tidak selalu sejalan dengan kadar vitamin C dalam buah tersebut, karena rasa asam disebabkan  oleh  asam-asam lain yang terdapat dalam buah bersama dengan vitamin C. Vitamin C dapat hilang karena hal-hal seperti : (Poedjiadi Anna, 2005 : 411). 
1.    Pemanasan, yang menyebabkan rusak/berbahayanya struktur
2.    Pencucian sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu
3.    Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan
4.    Membuka tempat berisi vitamin C sebab oleh udara akan terjadi oksidasi yang tidak reversibel.
Vitamin A (Retinol)
           Vitamin A adalah suatu alkohol. Di dalam tumbuhan vitamin A terdapat sebagai provitamin A, yaitu senyawa karoten. Pada hidrolisis karoten terjadi vitamin A (Poedjiadi Anna, 2005 : 411). 
           Vitamin A berperan dalam proses melihat, yaitu pada proses fotokimia pada retina. Pada retina mata terdapat pigmen yang sensitif terhadap cahaya, yaitu rodospin, suatu protein gabungan yang dapat berdisosiasi menjadi protein opsin dan retinen trans (vitamin A dalam bentuk aldehida). Disosiasi ini terjadi apabila rodopsin terkena cahaya (Poedjiadi Anna, 2005 : 412). 
           Defisiensi vitamin A akan menyebabkan seseorang tidak dapat melihat dengan jelas dalam cahaya yang  redup atau  (rabun senja) (Poedjiadi Ann a, 2005 : 412). 
           Dalam proses reproduksi vitamin A berfungsi sebagai salah satu faktor pertumbuhan. Vitamin A berperan pada sintesis mukoprotein dan mukopolisakarida yang berfungsi mempertahankan kesatuan epitel, khususnya jaringan mata, mulut, alat pencernaan, alat pernapasan, dan saluran genital atau urin. Gangguan pembentukan mukosa ini dapat menyebabkan tubuh mudah terkena infeksi (Poedjiadi Anna, 2005 : 412). 
           Dalam pertumbuhan tulang dan gigi vitamin A juga merupakan faktor yang esensial (Poedjiadi Anna, 2005 : 413). 
Defisiensi Vitamin A (Poedjiadi Anna, 2005 : 413). 
a.    Rabun malam atau rabun senja.
Penyakit ini merupakan gejala awal dari defisiensi vitamin A. Penderita juga tidak dapat melihat untuk jangka waktu yang relatif lebih lama dibandingkan orang normal, bila datang dari tempat teran ke tempat gelap.
b.    Perubahan epitel. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan perubahan-perubahan tertentu pada jaringan epitel di seluruh tubuh, termasuk mata. Keratinisasi (pengeringan jaringan epitel) terjadi pada defisiensi sedang. Pada defisiensi yang parah akan terjadi perubahan pada kulit yang disebut folikular hiperkeratosis, di mana kulit menjadi keras, kering dan bersisik. Gejala awal yang ringan pada mata adalah berubahnya sensivitas mata  terhadap cahaya kuat (fotofobia). Defisiensi yang parah dan berlangsung lama akan menyebabkan terjadinya xeroftalmia, di mana kornea mata menjadi kering, menjadi memutih dan mudah terjadi infeksi serta luka. Pada keadaan yag lebih buruk terjadi kerusakan jarigan mata yang disebut keratomalasia. Dalam hal ini kornea mata menjadi lembut dan meluruh yang dapat mengakibatkan terjadinya kebutaan yang permanen.
c.    Perkembangan tulang dan gigi yang tidak normal.
            Sumber vitamin A adalah: dari hewan yaitu minyak ikan, hati, mentega, keju, dan susu. Dari tumbuhan yaitu sayuran hijau, kuning, buah-buahan warna kuning, margarin yang  telah diperkaya dengan kandungan vitamin A.
            Kebutuhan vitamin A terdapat pada diet diukur dala satuan internasional (UI= Internasional Unit). Satu satuan internasional adalah aktivitas dari 0,344 mcg, kristal retinilasetat (0,3 mcg retinol)  (Poedjiadi Anna, 2005 : 414). 
            Di samping satuan di atas  diperkenalkan pula satuan retinol ekuivalen di singkat RE, dimana 1 RE = 1 mcg retinol atau 6 mcg beta-karoten atau 12 mcg karotin. 1 RE = 3,33 IU retinol atau 10 beta-karotin. Kebutuhan sehari-hari vitamin A: (Poedjiadi Anna, 2005 : 414). 
1.    Anak-anak                                      400-700 RE (2.000 – 3.300 UI)
2.    Pria dewasa                                    1.000 RE (5.000 UI)
3.    Wanita dewasa                              800 RE (4.000 UI)
4.    Wanita hamil                                  1.000 RE (5.000 UI)
5.    Wanita menyusui                          1.200 RE (6.000 UI)
           Kelebihan vitamin A atau hipervitaminosis akan menunjukkan gejala keracunan. Misalnya bayi yang memperoleh antara 16.500.-60.000 UI sehari dalam waktu 12 minggu akan segera menunjukkan gejala seperti keracunan. Pada umunya dosis terapi vitamin A yang melebihi 50.000 UI setiap hari untuk jangka waktu lama bagi orang dewasa telah dapat menunjukkan adanya gejala hipervitaminosisi, antara lain : kulit kering dan bercak-bercak, rambut rontok, sakit tulang dan persendian, sakit kepala dan  pembesaran pada hati (Poedjiadi Anna, 2005 : 414). 
Vitamin D
              Bila ditinjau strukturnya, dalamv vitamin D dikenal beberapa senyawa, yakni D1 D2 D3 dan seterusnya. Dua di antaranya adalah penting, meskipunnsemua memiliki khasiat sebagai antirakitis. Vitamin D berasal dari tumbuhan, sekarang dikenal sebagai ergokalsiferol, dan D3 atau koleksalsiferol berasal dari hewan (Poedjiadi Anna, 2005 : 415). 
Fungsi vitamin D
`                  Vitamin D mrengatur absorbsi kalsium dan fosfor dari saluran pencernaan makanan, mengatur klasifikasi tulang dan gigi, dan diperkirakan membuat mukosa usus halus menjadi lebih permeabel untuk kalsium dan fosfor. Diperkirakan pula bahwa vitamin D sekiranya dapat membantu kelancaran terjadinya transpor aktif kalsium melalui membran. Sumber vitamin D adalah : (a) minyak ikan, (b) susu, (c) senyawa di bawah lapisan epidermal yang dapat menjadi vitamin D oleh sinar ultra violet  (Poedjiadi Anna, 2005 : 415). 
Kebutuhan Diet
              Hanya dibutuhkan sedikit sekali, yaitu dengan rata-rata 400 UI.   (1 UI sama dengan aktivitas 0,025 mcg kristal murni vitamin D)      (Poedjiadi Anna, 2005 : 415). 
              Kelebihan vitamin D bersifat racun untuk tubuh. Dosis antara 1000-3000 mcg/hari/kh berat badan memberikan gejala keracunan dengan tanda-tanda diare, nausea (mual), dan poliuria. Keracunan yang berat akan menyebabkan kerusakan renal 9 saluran kencing) dan klasifikasi jaringan-jaringan lunak seperti jantung, pembuluh paru-paru, lambung dan ginjal (Poedjiadi Anna, 2005 : 415). 


Defisiensi vitamin D menyebabkan : (Poedjiadi Anna, 2005 : 416). 
1.    Ricketsia pada anak-anak dengan gejala : tulang menjadi lunak, pembesaran sendi-sendi sambungan tulang, deformasi tulang dada, pelvis, pertumbuhan gigi terlambat.
2.    Kejang
3.    Osteomalsia (melunaknya tulang) pada orang dewasa.
Vitamin E
Vitamin E yang mempunyai rumus seperti di bawah ini :
Berfungsi sebagai zat antioksidan. Vitamin ini menerangi terjadinya oksidasi vitamin A, karotin, asam lemak tidak jenuh dan menjaga keadaan kesuburan individu (Poedjiadi Anna, 2005 : 416). 
              Defisiensi vitamin E menyebabkan terjadinya hemolisis sel-sel darah merah dan anemia. Pada hewan menyebabkan kemandulan. (Poedjiadi Anna, 2005 : 416). 
Sumber vitamin E
Sumber vitamin E ternyata berasal dari jaringan tumbuhan seperti minyak tumbuhan, sayuran hijau, kacang-kacangan (Poedjiadi Anna, 2005 : 416). 
Untuk kebutuhan diet :
1.    Pria dewasa                          15 UI
2.    Wanita dewasa                    12 UI
3.    Wanita mengandung          15 UI
4.    Bayi                                        4-5 UI
     UI vitamin E diukur dari :
a.    Aktivitas 1/1,36 mg tokoferol asetat dan
b.    Ajtivitas 1/1,49 mg tokoferol
Vitamin K
Vitamin  ini terdapat pada jaringan tumbuhan hijau, sedangkan vitamin K2 terdapat dalam bakteri (Poedjiadi Anna, 2005 : 416). 
Struktur kimia vitamin K1 dan K2 adalah seperti berikut ini.
           Vitamin K merupakan senyawa penting dalam pembentukan protrombin dan protein-protein pembekuan darah lainnya. Disamping itu juga berpartisipasi dalam proses fosfrilasi oksidatif dalam metabolisme (Poedjiadi Anna, 2005 : 417). 
Defisiensi vitamin K akan menyebabkan :
a.      Hemoragi
b.      Waktu pembekuan darah panjang
Sumber Vitamin antara lain adalah daun hijau seperti bayam, kubis. Sumber makanan dari hewan yang disarankan adalah hati. Kebutuhan diet vitamin ini tidak diketahui (Poedjiadi Anna, 2005 : 417). 
Vitamin larut lemak (vitamin A, D, E dan K) diabsorpsi dengan cara yang kompleks dan sejalan dengan cara absorbsi leak vitamin larut lemak mempengaruhi permeabilitas atau transfer pada berbagai membran sel dan bekerja sebagai oksidator atau inhibitor dari enzim-enzim (Farmakologi dan Terapi : 779).
Vitamin B6  atau piridoksin ditemukan kira-kira 40 tahun yang lalu kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan timbulnya dermatitis pada hewan percobaan. Sumbernya adalah ragi, biji-bijian (gandum, jagung dan lain-lain) dan hati (Farmakologi dan Terapi :775).
Koenzim piridoksal fosfat berpartisipasi dalam reaksi-reaksi metabolisme asam amino seperti reaksi transminase, dekarboksilase, dan raseminase, katalis enzim yang berbeda-beda. Tetapi semua enzim ini memerlukan koenzim yang sama yaitu piridoksal fosfat (Farmakologi dan Terapi :777).
Vitamin C (asam askorbat), bekerja sebagai suatu koenzim dari pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan antioksidan. Vitamin ini dapat secara langsung atau tidak langsung memberikan elektron ke enzim yang membutuhkan ion-ion logam tereduksi dan bekerja sebagai kofaktor untuk profil dan usil hidroksilase dalam biosintesis kolagen (Farmakologi & terapi : 777).
Asam askorbat mula-mula dikenal sebagai asam heksuinat dengan rumus C6H8O6  dengan rumus bangun berikut ini     (Farmakologi & terapi : 777).
Sumber vitamin C adalah saturan berwarna hijau, buah-buahan (perlu diketahui bahwa rasa asam pada buah tidak selalu sejalan dengan kadar vitamin C dalam buah tersebut, karena rasa asam disebabkan oleh asam-asam atau terdapat beberapa sebagian suatu prekursor C misalnya karoten unyuk vitamin A). Kadang-kadang dinamakan vitamer. Sumber vitamin  dan mineral yang paling  baik adalah makanan sehingga orang sehat yang  makanannya bermutu  baik sudah mendapat jumlah vitamin dan mineral yang cukup. Akantetapi individu dengan diet rendah kalori (kurang dari 1200 kalori/hari). Seringkali asupan vitaminnya kurang dan memerlukan tambahan. Selain terdapat  dalam  makanan, vitamin dapat  juga  diberikan  dalam  bentuk  murni  sebagai  sediaan tunggal atau kombinasi. Sediaan untuk tujuan propilaktit dimana  harus dibedakan dan sediaan  untuk tujuan  pengobatan defisiensi  tersebut (Farmakologi dan Terapi :769).
Vitamin larut air terdiri dari vitamin B kompleks dan vitamin C yang termasuk dan vitamin C yang termasuk dalam golongan vitamin B kompleks, yaitu tramin (vitamin b1) riboflavin (vitamin b2), asam nikotinat atau niasin ( vitamin B3), piridoksin (vitamin B6), asam pentotenat, biotin, kolin, imisitos asam para amino benzoat, asam folat dan seanokobalamin (vitamin B12 (Farmakologi dan Terapi :772).
     Analisis Kualitatif
 Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies, dan atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu sampel (Gholib Ibnu dan Rohman Abdul, 2007 : 1).
Ada 2 hal mengapa kimia analisis merupakan satu-satunya cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai penerapan yang begitu luas. Pertama, kimia analisis menwarkan berbagai macam penggunaan dalam disiplin ilmu kimia lain seperti kimia organik, kimia anorganik, kimia fisika, dan biokimia. Kedua, kimia analisis dipakai secara luas dalam cabang ilmu-ilmu lain seperti ilmu farmasi, ilmu kedokteran, ilmu pertanian, dan ilmu lingkungan dan sebagainya. Hal ini akan lebih jelas lagi dengan memperhatikan satu atau dua contoh pada setiap bidang penelitian (Gholib Ibnu dan Rohman Abdul, 2007 : 2).
Ilmu kimia analisis tidak bisa lepas dengan bidang ilmu yang lain, misalnya dengan ilmu statistika, terutama terkait dengan penggunaan statistika untuk pengolahan data hasil analisis. Pada dasarnya, setiap melakukan suatu pengukuran selalu mengandung kesalahan, terutama kesalahan acak. Pembahasan mengenai  adanya berbagai macam kesalahan yang bersama-sama dengan pengolahan data analisis (Gholib Ibnu dan Rohman Abdul, 2007 : 9).
Pada awalnya tujuan analsis adalah terkait dengan penentuan komposisi suatu senyawa dalam suatu bahan/sampel lazim disebut dengan kimia analisis kualitatif. Dalam kimia analisis modern, aspek-aspeknya tidak hanya mencakup kimia analisis kualitatif, akan tetapi juga dapat mencakup kimia analisis kuantitatif baik dengan menggunakan metode konvensional maupun dengan metode modern (Gholib Ibnu dan Rohman Abdul, 2007 : 9).
Untuk dapat mendesain suatu metode analisis yang tepat, seorang analis yang akan menganalisis sediaan farmasi  harus mengetahui berbagai macam sifat fisika-kimia obat/zat/zat aktif/analit yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian seorang analis akan lebih muda memilih dan menentukan metode mana yang paling sesuai untuk senyawa tersebut (Gholib Ibnu dan Rohman Abdul, 2007 : 9).
Berbagai macam teknik dan metode obat dijelaskan saat ini telah tersedia  yang penggunaannya  tergantung pada tjuan dan  jenis sampel yang  akan di analisis. Jika suatu senyawa X yang terdapat dalam suatu bahan/ sampel adalah  senyawa  tunggal dalam jumlah yang  besar (aras mg-g) maka dapat  digunakan  teknik  analisis  secara gravimetri atau volumetri. Sebaliknya, jika senyawa dalam sampel yang akan  dianalsis  berjumlah  sekelumit  maka  harus digunakan  metode yang peka supaya dapat mendeteksinya, misalnya dengan menggunakan suatu metode spektofotometer dan fluorometri (Gholib Ibnu dan Rohman Abdul, 2007 : 1).
Dalam bidang penelitian farmasi dan kedokteran serta kimia klinik, kimia analisis digunakan untuk analisis dapat barbiturat, analisis kandungan keracunan makanan, serta analisis kandungan arsen dalam kuku dan rambut dengan metode spektofotometri: analisis kobalt dalam vitamin B12, analisis besi dalam darah dan cara menisolasinya menggunakan elektroforesis atau dengan permeasi gel dan sebagainya (Gholib Ibnu dan Rohman Abdul, 2007 : 1).
Metode Analisis
Suatu metode analsis terdiri atas rangkaian langkah-langkah yang harus di ikuti untuk tujuan suatu analsis kualitatif, kuantitatif, dan informasi  struktur  dengan  menggunakan teknik-teknik  tertentu (Gholib Ibnu dan Rohman Abdul, 2007 : 8).
Berbagai macam metode analisis baku telah di publikasikan dalam berbagai jurnal ilmiah, dalam berbagai literatur ilmiah, atau dalam berbagai bentu buku teks (Gholib Ibnu dan Rohman Abdul, 2007 : 8).
Dalam setiap analisis, pemilihan metode adalah masalah terpenting. Pemilihan suatu metode analisis harus memperhatikan faktor-faktor berikut :(Gholib Ibnu dan Rohman Abdul, 2007 : 8).
1.    Tujuan analisis, biaya yang dibutuhkan, serta waktu yang diperlukan
2.    Level analit yang di harapkan dan batas deteksi yang diperlukan
3.    Macam sampel yang akan dianalisis serta pra-perlakuan sampel yang dibutuhkan
4.    Jumlah sampel yang di analisis
5.    Ketepatan dan ketelitian yang di inginkan untuk analisis
6.    Ketersediaa bahan tujukan, senyawa baku, bahan-bahan kimia, dan pelarut yang dibutuhkan
7.    Peralatan yang tersedia
8.    Kemungkinan adanya gangguan pada saat deteksi atau pada saat pengukuran sampel.
Metode yang baik seharusnya memenuhi beberapa kriteia, yaitu metode harus peka (sensitive), tepat (precise), teliti (accurate), selektif, kasar (rugged), dan praktis (Gholib Ibnu dan Rohman Abdul, 2007 : 9).
Walaupun untuk memenuhi semua persyaratan di atas sulit di capai, namun sekurang-kurangnya suatu metode analisis harus memenuhi syarat dari  ketepatan, ketelitian dan juga  selektifitas (Gholib Ibnu dan Rohman Abdul, 2007 : 9)
Metode apapun yang kita gunakan nantinya , dalam  suatu analisis yang dipentingkan adalah hasil akhir analisis itu. Setiap pekerjaan, bagaimana pun telitinya dalam analisis tentu tidak akan luput dari kesalahan, baik itu kesalahan sistematik ataupun kesalahan random. Oleh karena itu, selain metode analisis masih ada dua hal lain yang harus di perhatikan yaitu cara pengambilan sampel dan pengolahan data hasil analisis untuk mendapatkan hasil akhirnya (Gholib Ibnu dan Rohman Abdul, 2007 : 1).





















DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM, 1979. “ Farmakope Indonesia edisi III” Depkes RI : Jakarta
Dirjen POM, 1995. “ Farmakope Indonesia edisi IV” Depkes RI : Jakarta
Departemen Farmakologi dan Terapeutik, 2016. “ Farmakologi dan Terapi edisi 6 “ FKUI : Jakarta

Gholib Ibnu dan Rohman Abdul, 2007.” Kimia Farmasi Analisis” Pustaka Pelajar : Yogyakarta


              

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Uraian Sampel Aquadest ( Ditjen POM, 1995)

  B. Uraian Sampel 1.     Aquadest ( D itjen POM , 1995) Nama resmi                            : AQUADESTILLATA Nama lain                               : air suling RM/BM                                    : H 2 O / 18,02 R B                                           : H – O - H   Pemeria n      ...

Uraian Bahan Laporan Analisis Farmasi

B.   Uraian Bahan 1.   Aquadest ( FI . III ; 96) Nama resmi           :   AQUA DESTILLATA Nama lain             :   Air suling R M /B M                   :   H 2 O / 18.02 Pemerian   ....... : .. Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,   tidak   mempunyai rasa Kelarutan               :   Larut dengan semua jenis larutan Penyimpanan      :   Dalam wadah tertutup baik Kegunaan                         :   Sebagai pelarut 2.   H Cl ( FI. III ; 53 ) Nama resmi             : ACI...

Ayat-ayat Al-Qur’an mengenai ilmu kimia/farmasi

  BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Di dalam Al-Qur’an terdapat kandungan yang merujuk pada fenomena-fenomena alamiah yang dapat dijumpai manusia dalam kehidupan sehari-hari. Al-Quran merupakan Kalamullah (Perkataan/Firman Allah S.w.t) yang bagi kita ummat muslim sudah tidak ada keraguan padanya. Al-Quran banyak sekali menyimpan rahasia dan seiring dengan perkembangan zaman, berjalanya waktu maka semakin membuktikan kebenaran Kitab Allah S.w.t. Di dalam Al-Quran tentunya sangat menganjurkan kita untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan memanfaatkan nya dengan sebaik-baiknya. Terkhusus kali ini kita akan memperluas khasanah pengetuhuan kita tentang ilmu kimia atau farmasi serta pentingnya memelihara kebersihan bagi seorang muslim, yang tentunya semakin membuktikan keben a ran dan InsyaAllah akan men am bah keimanan kita akan kitabullah Al-quran al kariim. B.      Rumusan Masalah 1.       Apa itu ilmu kimia/...